Saat ini Bella dan Juna sedang berada dicafe. Cafe dimana Juna berpamitan kepada Bella saat Juna ingin pergi keluar negeri, Amerika.
"Cafe ini." tebak Bella mengingat ingat, "cafe ini kan tempat lo--"
"Lo masih inget cafe ini?" Bella mengangguk lemah.
"Cafe ini tempat dimana lo pamit ke gue pas lo mau pergi ke Amerika kan?" jawab Bella menoleh kearah Juna."Lo masih inget ternyata."
"Yaiyalah. Gue sering kesini tau." Juna memajukan bibir bawahnya sambil mengangguk.
"Gue kesini kalau lagi rindu lo." ucap Bella lagi.
"Bukan hanya pas rindu lo. Saat sendiri dan kesepian pun gue sering kesini." sambungnya."Sekarang gue udah disini sama lo. Dan kita bisa bareng bareng lagi. Jadi lo nggak perlu rindu gue lagi. Hmm ya nggak papa sih lo rindu gue. Itu artinya lo sayang sama gue." ujar Juna tersenyum kemenangan.
Bella tersenyum lalu menunduk sejenak. Menghirup udara disekitarnya.
"Tempatnya nggak berubah setelah gue udah lama nggak kesini beberapa bulan." cermat Juna menatap sekelilingnya.
"Buruan gih pesen. Lo nggak tau daritadi gue keroncongan?" cecar Bella mengusap perutnya, lapar.
Juna terkekeh melihat Bella kelaparan. Juna mengangkat tangannya bermaksud memanggil sang pelayan.
"Ya, mau pesan apa, mas?" tawar pelayan perempuan sambil membawa buku untuk menuliskan pesan pengunjung.
"Nasi goreng spesial komplit topingnya ya, mbak. Sama jus jeruk." sela Bella saat Juna akan angkat bicara.
"Oke, masnya?"
"Spagetti sama makefloat."
Pelayan mengangguk mengerti sambil menuliskan pesanan mereka berdua.
"Oke, nasi goreng spesial, jus jeruk, spagetti dan makefloat." ulang sang pelayan yang diangguki Juna.🐻🐻🐻
"Van." panggil Nathan. Vania hanya berdehem.
"Ikut aku yuk, aku ada sesuatu buat kamu tau." ajak Nathan menaik turunkan alisnya."Kemana?"
"Udah ikut aja, yuk."
Nathan menggandenga tangan Vania dan mereka langsung berjalan beriringan.
"Taraaa!" Nathan memperlihatkan tempat yang sederhana namun terkesan romantis untuk mereka berdua.
"Ini tempat apa?"
🐻🐻🐻
"Bintangnya bagus ya." puji Vania memandang langit malam yang terdapat ribuan bintang disekitarnya.
"Cantik, kaya kamu" ujar Nathan tersenyum memandang langit dan bintangnya.
"Receh ih gombalannya" cibir Vania melirik Nathan sinis.
"Bilang aja kamu seneng digombalin." balas Nathan meledek.Vania terlihat gugup dan sebenarnya hatinya berdegup ketika Nathan bilang seperti itu. Namun Vania menutupinya agar Nathan tidak mengetahuinya.
"Aku boleh minta sesuatu dari kamu?" tanya Vania penuh harap. Nathan mengangguk menoleh kearah sampingnya.
"Ambilin aku satu bintang yang indah diantara semuanya." perintah Vania menunjuk salah satu bintang yang bersinar.
Nathan menghela nafas panjang.
"Aku udah ngambil satu bintang dari ribuan bintang. Dan sekarang, bintang itu ada disamping aku." jawab Nathan tersenyum teduh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathan dan Vania[END]
Ficção AdolescenteDon't judge a book by its cover Terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca cerita saya🙏 Cerita kedua sih sebenernya, karena yang pertama "cinta 100 hari" saya berubah pikiran. Akhirnya bikin lagi dan hasilnya ini deh hehehe. Maaf jika ada t...