Hunted: Chapter 43 (Wunder)

577 63 7
                                    

“Dan sekarang, tanganmu benar-benar sudah tidak ada gunanya lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Dan sekarang, tanganmu benar-benar sudah tidak ada gunanya lagi.” ujar Lidya bergerak cepat ke arah Beby sambil mengambil kedua lengan lawannya tersebut yang tergeletak begitu saja.

“Kurang ajar!” seru Beby.

BRAAKK!!!

Satu, dua, tiga hentakan kakinya langsung memunculkan puluhan replika dirinya sekaligus pilar-pilar tanah berujung runcing yang beberapa di antaranya berhasil menggoreskan luka di tubuh Lidya. Meski tidak tepat mengenai titik vitalnya, namun setidaknya hal tersebut membuat Lidya meringis kesakitan. Sedikit kehilangan fokus ketika dirinya dikepung oleh Beby-Beby palsu.

Serempak, mereka semua bergerak. Berlari menyerbu Lidya dengan Beby yang asli yang memimpin di depan. Tendangan menusuk, juga tendangan berputar yang dilancarkan Beby masih dapat dihindari dengan mudah oleh Lidya. Begitu juga dengan pukulan-pukulan dari replika yang lain. Lidya meliuk di antara kepungan dan serangan mereka hingga ia tidak sadar bahwa sedari tadi, lengan Beby telah terlepas dari pegangannya.

“Merepotkan.” Geram Lidya.

WHOOSH!!!

Kembali, Lidya menghembuskan angin tajam yang langsung menyapu bersih seluruh boneka yang terbuat dari tanah. Termasuk Beby yang terhempas jauh. Terjatuh dalam keadaan terluka parah. Kedua lengannya yang putus, ditambah luka sayat di tubuhnya, membuatnya terlihat mustahil untuk melanjutkan pertarungan.

“Sudahlah. Menyerah saja.” Ujar Lidya sambil melangkah mendekati Beby yang terkapar.

“Eh? Kalau tidak salah, bukankah Anaya tadi tergeletak di sini?! Ya. Aku yakin sekali. Aku masih ingat dengan pijakan yang kubuat ini.”

“Kalian berisik!” geram seseorang yang muncul tiba-tiba di belakang Lidya.

Nadanya yang dingin , suaranya yang sudah tidak asing lagi, langsung membuat Lidya berbalik, juga kelopak mata yang sayu dengan tatapan tajam menusuk seolah dapat membaca isi pikiran, semuanya membuat Lidya langsung mengambil langkah mundur cukup jauh ketika ia mengetahui siapa yang muncul begitu saja di belakangnya tanpa sedikitpun merasakan hawa keberadaan darinya.

“Anaya!” seru Lidya saat ia menyadari bola mata kiri gadis yang membuatnya terkejut tersebut berwarna merah. Merah menyala seperti mata setan.

“Beby, kan?” tanya Anaya sedikit ragu.

“Ayana?” balas Beby bimbang ketika melihat juniornya sedikit berbeda dari yang biasanya. Apalagi melihat sebelah warna matanya yang merah.

“Ini tangannya. Lebih baik kau istirahat dulu aja sambil nungguin tangan mu nyambung lagi. Satu lagi, aku adalah Anaya," Ujar Anaya sambil menyambungkan kembali kedua tangan Beby dengan dua buah bola air yang terlihat berfungsi seperti inkubator luka.

“Kamu elemen air?” tanya Beby sedikit terkejut ketika ia mendapatkan pengobatan yang seketika itu juga mengurangi rasa sakit di kedua lengannya.

Season 2 Hunted (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang