Jam istirahat telah tiba, Maura berniat mengembalikan buku yang telah ia pinjam, ke perpustakaan.
Orang itu, kebiasaan.
"Hai Ka!" ujar Maura melihat Raka sibuk dengan Hpnya, tak sengaja mereka bertemu di perpustakaan."Hai, Ra" balas Raka yang tengah berdiri diantara rak buku, tanpa menoleh sedikit pun karena dia tau suara siapa itu.
"Lo ngapain ka, sendiri aja? Tanya Maura menaruh buku yang telah dipinjamnya di rak buku perpustakaan.
"Biasa"
"Biasa, apanya?" mendekati Raka masih mengotakatik Hpnya.
"Wifi an lah, nanggung baru 89% gue download" balas Raka.
" lo download apaan?" tanya Maura penasaran."Biasalah Ra, lo mana ngerti" ujar Raka dengan santainya membuat Maura mengerucutkan bibir mungilnya.
"lo ngapain, lo juga sendiri aja?" Memasukkan Hpnya ke saku celana.
"Balikin buku?" Raka mengangguk.
"Ka, "
"Hmm" menatap Maura memegangi perutnya yang berbunyi.
"Laper?" Maura mengangguk.
"Ayo" ujar Raka melenggang pergi mendahului Maura yang masih ditempatnya sambil tersenyum lebar Maura pun mengikuti Raka.
"Gue mah peka Ra," ujar Raka santai. Sedangkan Maura berjalan mendahuluinnya.
"Iya Raka bawel!" Raka terkekeh pelan, mengejar Maura. Sejak tadi gadis itu diam karna lapar, Raka sangat peka dan hapal dengan tingkah laku Maura.
"Mau pesan apa?" tanya Raka kepada Maura yang tengah duduk memegangi Hpnya.
"Samain ajalah." balas Maura malas karena cacing di perutnya konser.
"Nih, makan yang banyak biar nggak diem mulu, biasanya elo kan ngoceh mulu, ya kan?" Sindir Raka meletakkan dua mangkuk bakso dan es teh.
"Makasih Raka ganteng." Raka tersenyum lebar sambil menyisir rambutnya kebelakang.
"Dari lahir." Maura menghela napas kasar karena kalau Raka dipuji terus dia pasti berlebihan dan pedenya selangit.
"Ahh, akhirnya kenyang juga" ujar Maura menatap Raka yang sedang menghabiskan minumannya.
"Bayarin ya Ka?" ucap Maura berdiri dari tempat duduk.
"Kebiasaan" balasnya santai. " tunggu sini, gue mau bayar dulu" Maura menyengir memperlihatkan giginya. "Iya."
"Makasih ya udah bayarin, besok gantian gue yang traktir lo" ujar Maura yang tengah dirangkul Raka menuju kelas.
"Santai, Kayak sama siapa aja lo." balas Raka mengacak rambut Maura gemas.
"Gue duluan, jangan kangen kalau kangen manggil 'RAKA GANTENG' yang keras pasti gue langsung ada dihadapan elo" ucap Raka santai hendak memasuki kelas sedangkan Maura tertawa geli.
"Hahaha, najisin tau nggak sih Ka, gue nggak bakalan kangen sama elo, mana ada manggil kayak gitu langsung dateng orangnya?" Maura masih menahan tawanya.
"Lo nggak tau ya? Yang di drama korea sering lo liat itu yang di panggil pake apaan itu ya? Pokoknya itulah, langsung dateng." balasnya panjang lebar.
"Itu mah drama Goblin, emang lo makhluk kayak gitu? Udahlah masuk sana cowok bawel." Ujar Maura mendorong tubuh Raka masuk ke kelasnya.
Maura memang suka nonton drama di rumahnya dan tak sengaja Raka ikut ikutan nonton, saat itu Raka berada dirumah Maura. Dan jadi tau, Raka juga ketagihan melihat episode selanjutnya secara blak - blakkan Raka mengatakan kalau ia ingin melihat drama itu lagi.
"Bye" Raka melambaikan tangannya dan dibalas senyuman oleh Maura.
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boys
Teen FictionTetap seperti ini, melihatmu dari jauh meski kau berada didekatku. Aku memilih untuk mengalah sedikit demi sedikit, tapi cintaku tak akan pernah berubah. Takdir akan menentukan nasib kita, mencintaimu dalam diam atau merelakann cinta, demi seseorang...