17:: 🔥Janji🔥

582 54 0
                                    

Pagi ini Alina akan benar-benar minta maaf pada Vira mengenai hal kemarin. Saat Mandala mengupload fotonya di IG. Saat sampai dikelas XI-AC kebetulan sekali Vira sudah datang, Alina segera menuju bangkunya yang duduk bersebelahan dengan Vira.

"Vir!"

Pemilik nama mengangkat wajahnya saat tadi fokus pada layar ponsel.

"Ya? Kenapa lo?" Tanya Vira.

Alina menggigit bibir bawahnya, rasanya dirinya bingung harus memulai darimana. "Soal kemarin--" Alina berhenti sejenak melihat ekspresi Vira yang sudah mulai berubah.

"Gu-gue..."

"Ya?"

"Ng--Nganu Vir,--"

"Ha?! Nganu?! Lo abis ngapain?!" Suara toa Vira mulai keluar. Dengan cepat Alina membungkam mulut Vira. Lalu dirinya menjitak Vira dengan gemas.

"Gue belom selesai ngomong lolot!" Alina melepas bungkaman itu.

"Lagian lo ngomong setengah-tengah, lo mau ngomong apaan sih?"

"Soal foto di IG kemarin,"

"Foto di IG? IGnya siapa?"

"Lo gak liat? Belum liat? Atau sebenernya udah liat tapi pura-pura gak liat?"

"Ada apaan sih? Gue kepo,"

Jadi Vira bener-bener belum liat? Dari ekspresinya sih cukup meyakinkan, batin Alina.

"Heh! Ditanyain malah bengong! Ada apaan sih?!" Kepo Vira.

"Bukan apa-apa kok, gue cuman kemarin salah mencet doang," alibi Alina.

Begonya gue, kenapa kudu kalimat itu yang keluar! Batin Alina.

"Gue kirain apaan, eh! Lo harus tau ini Al!" Seru Vira dengan semangat seakan dia lupa tentang topik pembicaraan awal tadi.

"Apaan?"

"Gue mau diajak ke rumah Mandala! Sama dianya langsung,"

"Serius?!" Mata Alina berbinar mendengar ucapan Vira. Dirinya dapat bernafas dengan lega, syukur Mandala ternyata serius dengan Vira.

"Tapi--"

"Tapi apa?"

"Gue takut Al, lo maukan nemenin gue? Ya biar gue ada temen ngobrol disana waktu gue ditinggal Mandala,"

Alina berpikir sejenak, antara mengiyakan atau menolak secara halus ajakan Vira. Gak salah juga sih kalau sekedar menemani.

"Oke, jam berapa? Kapan?" Tanya Alina.

"Ntar malem, lo bisa?" Tanya Vira memastikan.

Alina menganggukan kepalanya, "Bisa kok, ntar lo dijemput sama Mandalakan?", Vira menganggukan kepalanya.

"Oke,"

***

Malam ini seperti janjinya akan menemani Vira dirumah Mandala, Alina sudah siap dan akan segera berangkat. Diraihnya kunci motor milik Atlan dikotak khusus kunci.

"Lo mau kemana?" Tanya Atlan yang baru saja dari luar rumah dan berpapasan dengan Alina.

"Keluar bentar, nemenin Vira kerumah Mandala. Mau ikut?" Tawar Alina. Berharap Atlan mengiyakan ajakannya, agar dirinya tak perlu repot-repot mengendarai motor Atlan.

"Gak deh, males" Wajah Alina berubah datar.

"Yaudah gue duluan, ntar kalau mama sama papa udah pulang kasih tau, gue pulang agak ralut. Sekalian nyari sesuatu!" Alina berjalan keluar rumah dan menuju garasi.

"OKE! HATI-HATI BAWA MOTOR GUE!"

"IYE!!"

Sesampainya digarasi, Alina hanya melihat motor sport milik Atlan. Alina tersenyum penuh makna tersembunyi, "Let's get started!". Alina segara menaiki motor itu dan memakai helm Atlan. Sungguh sangar, setelah sekian lama tak pernah mengendarai motor Atlan karena Atlan pernah melarangnya.

Waktu kelas X, Alina pernah nekat mengendarai motor Atlan tanpa memberi tau siapapun. Padahal dirinya belum sanggup menahan beban motor, alhasil dirinya jatuh bersama motor kesayangan Atlan. Alina baik-baik saja, hanya lecet dibagian lutut dan siku. Tapi motor Atlan penyok dan beberapa bagian ada yang patah. Namun Atlan sekarang percaya kalau Alina tak akan mengulangi kesalahan itu.

Alina segera keluar dari area pekarangan rumah dan membelah jalan didinginnya malam hari.

***

Science and SocialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang