"Enggak Mel. Ayahmu itu ayah kandung kamu."Melati dan Vino saling bertatapan. Setelah kehebohan tadi pagi, yang membuat Melati shock. Bahkan tadi sempat tak sadarkan diri. Karena terkejut dengan kenyataan kejam yang ada. Dan Vino menguatkan dirinya. Memaksanya untuk segera mencari kebenaran dari penuturan kasar ayahnya itu.
Dan di sinilah mereka berada. Di dalam ruang perawatan Angga. Kabar baiknya, Angga sudah dinyatakan selamat. Kondisi kritisnya sudah membaik. Dan kini bocah itu sudah di pindahkan ke kamar perawatan. Meski tadi sempat terbangun dan langsung mengenali Vino. Tapi Angga masih banyak butuh istirahat.
Ayahnya Melati sendiri setelah memakinya di kantin, keluar dari rumah sakit. Sampai ibu Melati datang, dan Vino langsung mengajak berbicara dengan serius.
Melati kembali menatap ibunya yang kini tampak menangis tergugu. Sungguh hatinya mencelus melihat kondisi ibunya yang rapuh itu.
"Tapi kenapa ayah.."
Melati kini menghentikan ucapannya karena melihat sang ibu langsung menatapnya dan menggelengkan kepalanya sekali lagi.
"Ayah kamu memang selalu mengatakan itu sejak ibu mengandung kamu Mel. Dia menuduh ibu berselingkuh dengan Irawan. Om kamu."
Deg
Jantung Melati berdegup kencang mendengar pengakuan sang ibu.
Vino kini memeluk bahu Melati. Pria itu sejak tadi tidak pernah meninggalkan sisinya."Maksud ibu?"
Melati kini mengulurkan tangan untuk menggenggam jemari ibunya. Terasa bergetar dan dingin. Melati merasa iba dengan ibunya itu. Sejak dulu sang ibu memang terlihat begitu patuh kepada ayahnya.
"Mel. Sebelum jadi dengan ayah kamu, ibu sebenarnya kekasih Om Irawan. Adik kandung ayah kamu."
Melati membelalak terkejut. Begitu juga Vino yang kini makin menatap serius kepada ibunya itu.
"Kami dipisahkan karena perjodohan. Om Irawan mengalah karena ayah kamu. Kedua orang tua kami sudah sepakat sejak dulu akan menjodohkan putra sulung mereka. Dan ibu juga Putri sulung dari nenek dan kakek kamu. Akhirnya perjodohan itu melukai kami berdua. Ibu dan Om Irawan."
Hati Melati benar-benar mencelus mendengar pengakuan itu. Dia tidak menyangka kisah ibunya seperti kisahnya dan Vino.
"Ayah kamu tetap tidak percaya kalau kamu itu putrinya. Padahal saat Mawar lahir ayah kamu sudah percaya sama ibu, kalau ibu bisa mencintainya dengan tulus. Om kamu juga susah ikhlas melepas ibu. Hanya saja satu bulan sebelum ibu mengandung kamu, Om kamu yang bertandang ke rumah di saat ayah kamu tidak ada."
Melati menatap ibunya yang kini mengusap air mata yang mulai membasahi wajahnya lagi. Sungguh, Melati tidak tega membuat ibunya seperti itu.
"Om kamu berpamitan kepada ibu akan pergi berlayar. Dia masih mencintai ibu. Dan satu-satunya cara untuk melepaskan ibu dengan pergi menjauh. Saat itu ibu menangis, dan om kamu menenangkan ibu. Saat itulah ayah kamu pulang. Ayah kamu marah besar dan mengusir adiknya sendiri dari rumah. Saat itulah, malam terakhir ibu bertemu dengan om kamu. Dia mengalami kecelakaan pesawat dalam perjalanannya menuju Amerika."
Tentu saja Melati terhanyut dengan cerita ibunya. Pedihnya cinta ibu dan Om Irawan. Dia lebih beruntung daripada kisah cinta ibunya.
"Ibu.."
Melati langsung menghambur memeluk ibunya. Berdua menangis bersamaan.
"Mel. Ayah kamu percaya kalau ibu malam itu melakukan hubungan dengan Om Irawan. Dan setelah satu bulan ibu bilang hamil kamu. Dia tidak percaya, tapi mengatakan akan merawat kamu selayaknya anak untuk menghukum ibu."
*****
"Mel"
"Hem."
"Udah lebih tenang? Kamu perlu makan Mel"
Suara itu membuat Melati menegakkan tubuhnya. Setelah mendengar kejujuran dan kisah dari ibunya. Sang ibu berpamit pulang.
sedangkan Melati berkeras tetap menunggu Angga di sini menemani Vino. Igo sendiri juga ikut ke rumah sakit. Tapi pria itu menghargai privasinya dan Vino.
"Aku gak lapar Vin
"Melati kini menatap Vino yang sudah tampak segar
Pria itu baru saja membersihkan diri dan berganti pakaian. Hari sudah larut saat ini. Dan Melati merasa kucel.Sejak pagi dia belum berganti pakaian. Wajahnya juga pasti terlihat sembab karena dia terus menangis. Rambutnya yang kusut sejak tadi pagi hanya di kuncir seadanya. Dia merasa sangat jelek saat ini.
"Aku...aku mandi saja ya."
Akhirnya dia beranjak dari duduknya. Kikuk karena di pandangi Vino sebegitu dalamnya. Dia baru merasa malu saat ini. Ternyata dirinya terlihat begitu buruk. Tapi saat dia akan melewati Vino yang masih berdiri di depannya. Tangan Vino terulur untuk menangkap pergelangan tangannya. Vino mendekat dan kini bahkan menyentuh rambutnya dengan sayang.
"Hei..kenapa?"
Vino menatapnya lekat. Melati terkesiap karena Vino begitu memperhatikannya. Hal itu membuat Melati tersipu lagi.
"Aku kelihatan jelek. Pasti saat ini wajahku mengerikan."
Melati menutupi pipinya dengan kedua tangannya. Tapi Vino menurunkan tangannya dengan cepat. Lalu menggenggam jemarinya erat. Tentu saja hal itu membuat Melati semakin canggung.
"Aku tidak peduli kamu semengerikan apa. Yang pasti aku tetap di sini. Aku milikmu Mel. Pergunakan aku. Aku tidak akan pernah menyakitimu seperti yang lain."
Tentu saja mata Melati kembali berlinang air mata. Sudah cukup untuknya menangis. Tapi penuturan Vino saat ini mendamaikan hatinya.
Bersambung
Eh ada sayembara nih ecieee bahasanya kayak apa aja.
Ehm serius nih author butuh apa ya ehmm asupan nutrisi dari kalian.
Author di dapuk di suruh bust novel religi nih nah masih bingung banyak banget yang berseliweran di otak author mau buat cerita yang kayak apa. Udah ada sih premisnya cuma masih ragu.
Nah kalau ada yang punya ide emejing nih yuk utarakan di sini. Nanti kasih deh garis besarnya aja nanti author yang kembangin jadi kayak ide misalnya playboy sama gadis lugu, atau cewek yang pengennya nikah itu harus pacaran dulu atau gimana deh yuk..
Yang terpilih dapat novel author yang mau launching...
KAMU SEDANG MEMBACA
seputih Melati
RomanceMelati. Dia menepi ketika seluruh dunia sepertinya hancur di depannya. Kematian kakak kandungnya yang sangat di sayanginya sangat memukulnya. karena semua itu terjadi karena dirinya. Mengasingkan diri dari keluarganya adalah satu-satunya jalan yang...