"Maaf semuanya, aku terlambat."
Seperti ada yang aneh.
-----
Dara merasa aneh dengan sikap Gavin tadi. Jangankan orang lain terlambat, dia terlambat aja pasti marah-marah. Karena Dara tau kalau Gavin sangat tidak suka ada yang terlambat, bagi dia terlambat sama dengan membuang-buang waktu yang berharga.
Disepanjang jalan pun Gavin selalu tersenyum seperti ada sesuatu yang membuatnya bahagia. Dan tumbennya lagi Jason tidak menyinggung hal itu membuat Dara semakin penasaran. Biasanya apapun yang Gavin lakukan Jason selalu bertanya.
Perjalanan menuju lokasi syuting terasa lama bagi Dara karena suasana hening yang diciptakan di dalam mobil van tersebut. Akhirnya dia hanya mendengarkan lagu dan malah lama-kelamaan membuatnya tertidur.
"Dara Dara. Hei bangunlah kita sudah sampai."
Dara tidak bergeming dan masih asik dengan tidurnya.
"Bangunlah Dara." Dara merasakan badannya diguncang-guncang. Saat dia membuka matanya dia sangat terkejut melihat Jason berada begitu dekat dengannya.
"Kau sudah bangun? Cepatlah, Gavin sedang bersiap-siap di ruang tunggu."
"Ah iya. Maaf pak manajer saya ketiduran." Jason tersenyum, lalu meninggalkan Dara.
Bodoh sekali kenapa aku bisa ketiduran sih, pikir Dara. Lalu dia merapikan penampilannya dan bergegas menuju ruang tunggu Gavin.
-----
Sesampainya di ruang tunggu Gavin, Dara melihat Gavin sedang menghapal skripnya.
"Maaf Gavin aku ketiduran." Dara membungkuk meminta maaf kepada Gavin. Dia tidak ingin Gavin marah kepadanya karena keteledoran yang dia buat.
"Ya tak apa. Bisa tolong ambilkan minum ku?"
"Ah baik!" Dara langsung mengambil botol yang terletak di atas meja dan memberikannya ke Gavin.
"Terimakasih." Dibalas anggukan oleh Dara.
Dara melihat sekeliling ruang tunggu Gavin. Hanya tenda biasa yang tertutup, mungkin untuk menjaga privasi si artis. Ada beberapa bangku dan meja yang disediakan. Dan beberapa barang Gavin yang tergeletak di sudut ruangan.
Dara duduk di salah satu kursi yang berada cukup jauh dari Gavin. Lalu dia mengeluarkan ponselnya.
"Gavin, bolehkah aku memotret mu? Untuk ku post ke fansite yang aku pegang."
"Tentu saja boleh. Tapi jangan menganggu." Gavin masih asik membaca skripnya.
Dara langsung bersemangat dan tersenyum bahagia. Lalu dia memotret Gavin yang sedang membaca skrip dramanya. Setelah dirasa sudah cukup banyak lalu dia post di fansite dengan judul 'Bersiap-siap untuk drama baru'.
Dara bukan hanya fans biasa Gavin tetapi dia sudah masuk ke klub fans resmi Gavin. Bahkan dia mengelola salah satu fansite Gavin. Fansite yang dia kelola adalah fansite terbesar Gavin, karena dia bisa secara eksklusif meliput kegiatannya dan sudah diberi ijin oleh pihak agensi, manajer maupun Gavin sendiri walaupun ada beberapa yang dia tidak liput untuk menjaga privasi idola kesayangannya tersebut.
Tak terasa sudah satu jam tetapi proses syuting belum berjalan. Bahkan Gavin sudah selesai membaca skripnya dan sedang memainkan ponselnya. Dara pun juga sedang memainkan ponselnya tapi lama kelamaan dia merasa bosan.
"Ah bosan sekali." Dara meregangkan badannya.
"Kapan sih syutingnya mulai? Lama banget."
"Seharusnya aku yang menanyakan hal itu. Cari tahu sana, kau kan asisten ku." Ujar Gavin yang masih asik dengan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melampaui Batas
RomanceDara sangat mengidolakan artis yang disukainya dan berusaha agar selalu dekat dengan sang idola, sampai akhirnya dia menjadi asisten idolanya. Suatu hari Dara bertemu dengan temannya, Hera, yang sekarang sudah menjadi aktris terkenal. Tiba-tiba idol...