Jungkook isn't a Sanguinis
BTS fanfiction
Characters belongs to God, BTS belongs to Bighit
.
.
.
Cerah langit buat basah sisa hujan mengering perlahan. Jungkook dan Taehyung berlarian di rerumputan luas tak berbatas. Mereka berkejaran, sembunyikan diri di balik pohon, panjat dahan untuk hindari tangkapan. Sepatu mereka kotor oleh tanah yang lembab, tapi tak ada yang peduli. Tawa mereka mengisi hutan yang hening siang itu. Jungkook sengaja ambil ranting panjang supaya mudah gapai Taehyung yang gesit.
"Jungkook! Taehyung! Di mana kaliaan? Jungkook! Taehyung!"
Anak-anak yang terkikik saling menggelitiki itu berhenti karena seruan. Yoongi datang membawa sekeranjang makanan. Melihat ibunya menunggu, mereka segera berlari hampiri. Dari kejauhan baju hitam Yoongi dan kulit putihnya begitu kontras dengan hijau rumput, daun, dan lumut di batang pohon.
"Makan dulu. Main terus."
Jungkook peluk Yoongi. Kepalanya pas sebatas perut. Diam-diam Jungkook hirup aroma pakaian Yoongi yang wangi dan rasakan hangat tubuh ibunya yang menenangkan.
Taehyung mengintip isi keranjang yang tertutupi kain motif kotak-kotak. "Ibu bawa apa? Kita akan makan siang di sini?"
"Seperti piknik! Mana Ayah?" tambah Jungkook.
"Ayah sibuk. Tidak bisa kemari. Ayo, bantu Ibu gelar alasnya."
Sepatu kotor ditinggal di bawah pohon. Anak-anak itu bantu ibunya menggelar alas duduk. Biru langit dan awannya yang jarang-jarang seperti jadi jaminan kalau hujan tak akan turun lagi. Taehyung dengan semangat bantu Yoongi keluarkan wadah-wadah tempat makanan dari dalam keranjang. Jungkook menunggu dengan binar lapar. Main, berlarian, berkejaran dan tertawa menguras banyak energi. Dia yang lelah tentu butuh makan untuk hasilkan energi baru. Dengan manja Jungkook peluki Yoongi yang duduk bersila. Perut ibunya hangat dan empuk, itu yang Jungkook suka.
"Ibu, ini isinya daging sapi ya?" Taehyung robek rotinya jadi dua. Dia suka mengintip, itu jadi sebuah kebiasaan. Beda dengan Jungkook yang langsung gigit tanpa tanya isinya apa.
"Iya," jawab Yoongi sambil sunggingkan senyum tenang. "Ini apa? Pulang dari sini kalian mandi. Kotor sekali." Dia cabut selembar daun kecil yang menyangkut di rambut Taehyung. "Mandi sebelum Ayah pulang."
"Ibu, kenapa rumah kita selalu sepi? Waktu tinggal di panti suasananya ramai sekali. Kalau main tidak hanya berdua," ujar Taehyung di sela kunyahannya.
"Ada Ibu dan Ayah, bukan? Lagipula di sini kalian bisa tidur nyenyak tanpa terganggu ribut-ribut." Lagi-lagi senyum Yoongi yang tenang itu dia berikan.
Anak itu mengangguk. Perkataan ibunya ada benarnya juga. Dulu, sebelum diadopsi, Taehyung dan Jungkook tinggal di sebuah panti asuhan. Ramai, berisik, tidak bisa tidur nyenyak karena kasurnya sempit dibagi empat. Tapi di rumah orangtua angkatnya kini mereka bisa buat lingkaran peri di atas kasur yang luas, bisa berlarian di hutan, bisa makan enak. Mereka diadopsi oleh sepasang suami-istri kaya yang tak beranak. Betapa beruntungnya nasib dua anak ini.
"Uhuk! Uhuk!" Jungkook tersedak. Jus jeruknya berceceran di dagu sampai menetes ke baju. Yoongi bersihkan bibir dan dagu anak itu dengan sapu tangan. Bajunya tidak lupa. Tapi jusnya sudah menyerap, hanya bisa kering oleh matahari.
"Ibu, kita akan mandi bersama lagi, kan?" tanya Taehyung.
Yoongi hanya mengangguk. Anak-anak lahap makannya. Yang dibawa Yoongi habis dimakan bertiga. Lalu mereka bereskan bekas piknik kecil itu. Semua kembali dimasukkan ke dalam keranjang. Taehyung dan Jungkook kenakan sepatunya lagi, sedang Yoongi menunggu sambil pandangi langit yang masih saja cerah kala itu. Dia elusi lengannya yang sedikit tersengat. Kulit putih susunya tak cocok dengan siang hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jungkook isn't a Sanguinis [Vkook/Minyoon ff]
Mystery / ThrillerTentang Jungkook, Taehyung, dan orangtua mereka. BTS. Vkook. Minyoon. Thriller.