Friends

4K 467 46
                                    

"Yun, umurmu sudah hampir menginjak usia kepala tiga dan kau masih sendiri, huh?"

Suara Yoochun. Temanku yang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terhadap apapun. Tidak ada satu hari tanpa mendengar pertanyaan-pertanyaannya yang terkadang absurd. Jangan kaget bahwa ia pernah menanyakan berapa ukuran kejantananku.

"Bukan urusanmu." Jawabku singkat.

"Ey...apa kau...gay?" tanya Yoochun ragu-ragu. Ia cengingisan tidak jelas.

"Gay? Tidak mungkin."

"Lalu, jawab dengan jujur, apa kau mempunyai kekasih?"

Aku menatapnya tidak senang, "Tentu aku punya."

"Benarkah?"

"Ya."

"Aku tidak pernah melihatnya. Kenalkan padaku, bagaimana?"

Alis Yoochun naik turun di dahinya yang lebar. Aku mendecak. "Dia sibuk."

"Wanita karir?"

Aku hampir tersedak namun kemudian aku mengangguk kecil, "Uh-uhm."

"Dimana kau bertemu dengannya?"

Mulai lagi. Yoochun akan memulai sesi tanya jawabnya hingga lupa diri. Aku memutar bola mataku sebal. "Tempat kerja."

"Apa badannya montok?"

Sialan otak mesum! Sempat-sempatnya ia menanyakan pertanyaan seperti itu. Ini pasti pengaruh film-film biru yang pernah kuberikan padanya. Tapi untungnya aku tidak separah dia.

"Jawabannya bersifat pribadi." Ucapku.

"Pelit."

"Aku tahu."

"Perjaka tua!"

"Aku ta-eh? Apa maksudmu?"

Suaraku menaik ketika mendengar perkataan Yoochun barusan. Apa katanya? Aku perjaka tua? Demi neptunus, aku ingin tertawa.

"Ya. Kau tidak menjawab pertanyaanku barusan. Artinya kau belum pernah melakukan 'itu' dengannya, kan?"

"Otak mesum!"

"Jadi benar?"

"Keluar dari sini Yoochun."

"Di luar hujan deras."

"Sialan."

Aku hanya bisa mengumpat. Artinya aku harus bertatap muka dengan namja berjidat lebar ini lebih lama. Aku sudah muak melihat wajahnya setiap hari. Apalagi ketika ia menaik turunkan alisnya dengan tatapan mesum. Sepertinya aku harus menyediakan kantung muntah.

"Di luar sana banyak sekali wanita cantik yang masih lajang. Ingin sekali aku mengambil mereka dan memacari mereka satu persatu. Hehe." Ucap Yoochun mulai ngawur.

"Kau gila."

"Hey, bukankah itu ide bagus? Kita bisa saling meminjam pacar nanti, lalu jika bosan kita bisa menggantinya dengan yang lain!"

Cih, sekarang aku tahu kenapa lelaki bermarga Park ini tidak pernah mendapatkan pasangan tetap. Ternyata dia tipe yang cepat bosan. Sungguh bajingan kelas kakap!

"Kau memainkan perasaan wanita, brengsek."

"Ow, ow, ow, tenang Mr. Cool, hidup ini hanya sekali. Kita semua akan mati pada akhirnya, jadi nikmati hidupmu selama kau masih hidup."

Err... lama-lama aku bisa gila jika berdekatan dengan spesies macam Yoochun. Otaknya dipenuhi oleh teori-teori abstrak yang tidak logis dan tak bermutu.

FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang