Bagian dari dua puluh.
"Bukan siapa-siapa tapi ngatur hidup gue. Lo pikir gue nggak baper?"
●●TARI●●"beli peka dimana sih? Susah banget ya bikin lo sadar kalau gue sayang lo."
●●ARSIL●●🌹●●Liquid●●🌹
"Jadi nanti biar dana pensi Dira sama Astri yang urus, nah Arta lo bantu gue bikin strukturnya ,lalu Tari --- Tari kemana?" Konsentrasi Arsil buyar seketika saat mengetahui jika hanya Tari yang tidak ada di ruangan OSIS ini. Bahkan Arsil baru menyadarinya sekarang.
"Tadi dia ada urusan sama orang, gue nggak tahu soalnya orangnya dari sekolah beda, kayaknya sih SMA Garuda." Yanto angkat bicara.
"Cewek atau cowok?"
"Cowok."
Kenapa suhu di ruangan ini mendadak terasa panas dan Arsil jadi gerah hati mendengar penuturan dari Yanto barusan, "gue permisi sebentar ya ,rapat ini biar si embrio yang lanjutkan."
"Enak aja lo! Lo sebagai ketua OSIS harus selesaikan ini rapat dan tolong jangan panggil gue embrio!"
Dengan jengah Arsil menarik Arta menjauh, "adiku sayang, tolong abangmu ini lah yang ganteng, ini tu urgent banget karena menyangkut belahan hati gue. Kalau dia di gondol anak sebelah gimana, lo nggak mau kan lihat abang paling ganteng ini sakit."
"Aku ingin berkata kasar." Kata Arta dengan senyuman manisnya. Tak tahu jika emosinya sudah berapi-api di kepala.
"Kasar. Dah kan, yaudah gue pergi ya. Urusi rapat ini dengan baik dan benar." Setelah mengucapkan itu Arsil segera keluar dari ruang OSIS dengan terburu-buru. Langkah kakinya langsung menuju ke arah gerbang sekolah.
Seperti anak hilang yang mencari ibunya, Arsil menengok ke kanan dan kiri mencari keberadaan Tari. Di depan gerbang tidak ada dan entah mengapa Arsil mempunyai feeling di kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIQUID
Teen FictionTEENFICTION #book number 2/3 (Sebagian cerita di privat, follow dulu kalau mau baca semua) "Katanya Cinta indah, namun yang ku dapat hanya sebaliknya. Katanya Cinta mampu membuat sepasang insan bersama, namun disini hanya aku yang ingin bersama. Kat...