CHAPTER 02 #God's Eyes

1.3K 106 9
                                    




Kucing-kucing milik Yixing kini terlihat lebih sehat, mereka berlarian kesana kemari. Chanyeol memperhatikan kucing-kucing itu, selepas Yixing pergi bekerja, Chanyeol yang dapat tugas untuk memberi makan mereka.

Pemuda itu menangkap salah satu anak kucing yang memainkan karpet dan membawanya ke sofa. Mengelus kucing kecil berwarna abu-abu hitam itu.

"Bagaimana kalau kuberi nama. . ."

Chanyeol terhenyak. Lagi-lagi potongan ingatannya berkelebat dalam benaknya. Rasanya dia seperti punya secercah harapan, kemudian Chanyeol berusaha untuk mengingat lebih banyak lagi.

Dia ingat wanita dengan rambut kemerahan itu. suaranya yang lembut, dan senyuman yang begitu Chanyeol sukai. Chanyeol ingat ketika wanita itu memainkan anak kucing di pangkuannya, kemudian dengan semangat mencari nama yang cocok untuknya.

Disaat itu tiba-tiba saja bel berbunyi. Lamunannya buyar dan Chanyeol menoleh ke arah pintu.

Pemuda itu berjalan menuju pintu depan, tanpa mengintip siapa yang datang, dia membukanya.

"Halo,— ah, apa aku salah rumah?" pemuda yang berada di depan pintu itu melongo melihat sosok Chanyeol.

"Apa kau mencari Zhang Yixing?"

"Iya. Kau siapa?"

"Aku Chanyeol. . .aku kerabatnya Yixing, saat ini dia sedang tidak ada di rumah."

Pemuda itu memandang Chanyeol lagi. "Begitu . . ." dia terlihat kebingungan.". . . kalau begitu boleh aku masuk?"

Chanyeol menganggukan kepalanya. Ah kenapa dia tidak mempersilahkan pemuda kecil itu masuk dari tadi? Pemuda bertubuh kecil itu kemudian melangkah masuk, bersama dengan koper besar yang diseretnya.

"Namaku Byun Baekhyun. Aku teman lama Yixing."

"Apa kau habis menempuh perjalanan jauh?"

"Ya, aku baru tiba dari Paris."

Tanpa perlu dipersilahkan, Baekhyun segera duduk di sofa. Pandangan matanya langsung tertuju pada anak-anak kucing di dekat kakinya. "Oh wow, aku baru tahu Yixing punya peliharaan." Anak kucing berwarna putih bersih itu kemudian diangkatnya. "Siapa namanya?"

"Belum diberi nama."

"Ck, kejam. Jangan dipelihara kalau tidak ingin memberi nama." Pemuda itu terus mengomel, Chanyeol jadi tidak tahu harus berbuat apa disamping menawarinya minum.

"Kapan Yixing kembali?"

"Mungkin sebentar lagi. Aku tidak yakin."

Setelah meletakan anak kucing itu kembali di karpet Baekhyun menyandarkan punggungnya. Dia memandang Chanyeol sekilas lalu membuang nafas, tawa kecil lolos dari mulutnya. "Baiklah, serius. Kau ini siapa?"

"Bukankah aku tadi sudah memperkenalkan diri?"

"Tapi aku tahu lebih dari siapapun kalau Yixing tidak punya kerabat."

Chanyeol kehabisan kata-kata, kenapa manusia yang tiba-tiba muncul ini secara tiba-tiba juga menginterogasinya? Seolah dia baru saja melakukan kejahatan besar. Oke, Chanyeol mungkin membakar sedikit pepohonan di hutan—dia tidak ingat— tapi itu tidak ada hubungannya dengan Baekhyun, kan? Lagipula Chanyeol juga tidak tahu bagaimana kejadian itu bisa terjadi.

"Aku. . ."

Sial! Bagaimana cara menjelaskannya? Dia terlunta-lunta beberapa hari ini sampai Yixing menolongnya, begitu? Lalu bagaimana jika pemuda cerewet ini menanyakan asalnya? Apa yang harus dia katakan?

Baekhyun menatap Chanyeol dengan pandangan tidak bersahabat. Mengintimidasi. Dia menunggu kalimat selanjutnya yang akan keluar sampai. . .

"Aku pulang."

Keduanya menoleh pada pintu yang terbuka. Wajah Yixing yang terkejut balik menatap.

"Eh?"

***

Mata Baekhyun melebar ke ukuran maksimal, "Maksudmu dia. . ."

Yixing menganggukan kepalanya, ia memastikan Chanyeol tidak mendengar pembicaraan mereka dengan mengajak Baekhyun keluar dari flatnya.

"Bagaimana bisa kau begitu yakin, Yixing?"

"Semua tanda-tanda itu, gerhana matahari, dan dia muncul di saat yang bersamaan. Terlebih lagi bagaimana bisa dia melupakan segalanya jika bukan karena dia 'dipilih'?"

Baekhyun menyandarkan punggungnya ke dinding. Melipat kedua tangannya di depan dada, keningnya berkerut. "Berarti dia orang terakhir?"

Yixing mengangguk lagi. "Kuharap Joonmyun ataupun Kyungsoo tidak bisa menemukannya."

"Mereka tidak akan bisa menemukan kita selama kita tidak mengaktifkan kekuatan kita dan orang bernama Chanyeol itu bahkan sama sekali tidak tahu dia punya kuasa api."

Kedua pemuda itu berdiam diri selama beberapa saat, memikirkan segala hal yang akan terjadi ke depannya. Baik Yixing maupun Baekhyun sama-sama menyadari, mereka tidak bisa terus menerus sembunyi dari sang 'Mata Tuhan', Kyungsoo.

***

Kim Jongdae akhirnya sampai di perkarang rumah yang ia tuju. Segalanya begitu berantakan, Jongdae tidak tahu apa saja yang telah terjadi selama ini. Pemuda itu kemudian menuju pintu, mengetuknya berkali-kali.

"Sehun!"

Setelah nama itu ia serukan berulang kali tidak ada jawaban yang ia dapat. Jongdae melihat seluruh jendela tertutup rapat.

"Sehun!"

Lagi-lagi tak ada jawaban. Jongdae tahu mungkin ini benar-benar lancang, namun ia memutuskan untuk mendobrak pintu dan menerobos masuk.

            Hal pertama yang dilihat Jongdae ketika memasuki rumah itu adalah Sehun yang tergeletak di lantai dan ruangan yang benar-benar kacau. Jongdae segera berlari menghampiri Sehun.

"Sehun. . ."

Ia meletakan kepala sehun pada pangkuannya, dan yang terlintas di benaknya saat ini adalah segera membawa Sehun ke Rumah Sakit. Pemuda pucat itu tampak begitu lemah dan tubuhnya benar-benar kurus.

"Bertahanlah."


TBC


Maaf banget ya buat yang nungguin FF ini dari lama, karena laptopnya gak kembali2 jadi aku putuskan buat ngetik ulang >< jangan lupa Vote dan komennya ya ^^

EXODUS | Chanyeol x Rose Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang