Ruang kelas hanya terisi dengan suara kipas yang berderik, menyebarkan bau cologne ke segala arah. Hujan masih mengguyur seluruh kota hari ini dengan deras di ikuti sambaran petir yang menggelegar.
Semua penghuni kelas pun hanya diam, sibuk berkutat dengan tugas masing-masing. Sampai tiba-tiba lampu padam dan menyebabkan ruang gelap gulita tanpa penerangan sama sekali. Kipas yang tadinya berderik mengisi kelas dengan suaranya, berhenti perlahan dan akhirnya diam, menyebarkan keheningan yang tiba-tiba membuat merinding siapapun yang merasakannya.
Suara kaca yang berderik membuat semua orang berjengit kaget, ditambah dengan suara kucing yang mengeong menambah suasana semakin tidak mengenakkan.
"Cari lilin dong, horor nih." Ucap Kinan si penakut yang sedang meringkuk di pojok bangkunya.
Didip yang duduk di bangku depan Kinan pun berkata, "Kin, belakang lo apaan tuh?"tanyanya dengan suara yang dibuat-buat.
Kinan yang mendengar itupun waspada dengan area belakangnya. Merasakan ada sesuatu yang bergerak di belakangnya, membuat Kinan duduk dengan tegak di bangkunya dan memutar badannya dengan waspada.
" Aaaa....,"teriak Kinan dengan keras sambil memukul penampakan yang dilihatnya.
" Aduh...duh.., Kin berhenti oy." Seperti suara yang dikenalnya, Kinan pun berhenti memukul penampakan yang ternyata adalah Sultan si Tukang Usil yang satu geng dengan Didip.
Namanya sih keren ya, Aram Sultan Mahardhika tuh kalau di dengar kan pasti keliatan waw gitu ya, tapi kelakuannya ya Allah.
Pernah tuh dia bawa kodok buat praktek biologi.Trus pas olahraga waktu pemanasan si kodok tiba-tiba loncat kesana kesini, dan seketika lapangan olahraga berubah menjadi ajang jejerit paling keras. Yang cewek udah pada lari kesan kesini ngindarin kodok yang loncat-loncat. Seakan dia superhero yang datang entah dari mana dia ngambil kodoknya dengan muka songong khas Sultan. Semua pun tahu siapa pelakunya, dan langsung di keroyok teman sekelas, apalagi teman-teman cewek di kelasnya pada bar-bar semua.
Salah satunya Kinan, "Ooooo....ini setannya,"dan semoga Sultan selamat dari cengkraman maut Kinan, Amin.
Saat yang lain sedang memperhatikan Kinan dengan Sultan, guru pengawas mengajak ketua kelas untuk melihat sakelar, apabila ada kerusakan mereka bisa dengan segera memanggil tukang listrik.
"Eh eh, itu kepala suku sama lampu taman kemana ya kok ngga ada?" Tanya Sultan sambil merapikan rambutnya yang dijambak Kinan.
"Tau tuh, paling liat sakelar."jawab Didip dengan gaya sok acuh.
"Main yuk, apaan ya yang seru?"usul Ucup sambil memainkan pensil 2b yang sering dia bawa kemana-mana.
Sultan yang melihat Ucup sedang memainkan pensil, tiba-tiba mendapatkan ide." Gue dapat ide, kita main Ouija aja gimana soalnya kemarin gue abis nonton filmnya keren banget. Gimana?" Tanya Sultan sambil menarik turunkan alisnya yang tebalnya ingin menyaingi ulat bulu.
"Itu gimana mainnya, Tan?" Tanya Mega cewek berkacamata yang lebih banyak diam.
Sultan yang mendengarnya pun segera menyuruh seluruh temannya untuk berkumpul membuat lingkaran, dan dengan segera merobek kertas dan menulis seperti yang ada di papan Ouija yang dilihatnya di film.
"Oke, jadi gini cara mainnya tangan gue bakal bentuk segitiga pake jari trus kita bisa tanya apapun sama arwah yang ada di sekitar kita, terus ingat rulesnya:
- Jangan main sendirian,
- Jangan main di kuburan,
- Dan yang terakhir jangan lupa ucapkan "Goodbye"."Teman-teman yang mendengar itupun menganggukkkan kepala mereka seakan patuh dengan Sultan. Tapi, ada satu orang yang masih diam tidak menganggukkan kepala dia adalah Kinan. Kita tahu bahwa Kinan itu cewek paling penakut di kelas.