Bel pulang sekolah sudah berbunyi 10 menit namun tak ada tanda-tanda Kania akan beranjak dari sekolahnya. Gadis itu terus berjalan menuju ruangan dipojok utara sekolah, yang tak lain adalah ruang musik. Dibukanya ruangan yang sudah di kunjungi tadi siang.
Ia terus berjalan mengitari ruangan itu. Sungguh ruangan ini lebih baik disebut gudang bawah tanah ketimbang sebuah ruang musik. Kania menggeleng. Tanpa pikir lagi ia langsung menambil sapu dan membersihkan ruangan itu. Cukup 30 menit waktu yang dibutuhkan Kania untuk membersihkannya. Ia tersenyum singkat ketika melihat ruangan itu bersih.
Kania berjalan mendekati piano berwarna putih itu. Ia duduk dan mulai menekan asal not piano tersebut.
suaranya masih lumayan bagus gumannya"do..re..mi..pa..so..la..si..do" ia mulai menyuarakan beberapa nada dasar. Senyumnya kembali merekah. Kesukaannya pada alat musik memang sudah mendarah daging sejak ia masih kecil.
Kania menbenarkan posisi kaca matanya kemudian jemarinya mulai menari indah di not piano tersebut."mimpi adalah kunci
Untuk kita menaklukkan dunia
Berlarilah tanpa lelah
Sampai engkau meraihnya
Laskar pelangi takan terikat waktu
Bebaskan mimpimu diangkasa
Warnai bintang di jiwa
Menarilah dan terus tertawa
walau dunia tak seindah surga
bersyukurlah pada yang kuasa
cinta kita didunia selamanya"Kania menyelesaikan lagu singkatnya dengan nada yang begitu indah.
Sreet...
Kania terkejut. Ia merasa tadi ada yang melihatnya dari arah pintu itu. Dan ia yakin sebelum masuk ia sudah menutup pintu itu rapat-rapat tapi kini pintu itu sudah terbuka seperempat. Jantung kania berpacu sangat cepat. Ia berdiri dan berjalan menuju pintu itu dilihatnya tidak ada siapa-siapa hanya saja masih ada anak osis yang mau pulang.
"apa mereka? Tapi tidak mungkin secepat itu mereka sampai di gerbang membawa motornya. Arah dari sini ke parkiran cukup jauh" gumannya
Dag....dug...dag..dug
Pacuan jantung Kania semakin cepat. Ditatapnya ruangan itu sekali lagi.
ada apa sebenarnya? ucapnnya dalam hati.Ia hanya mengangkat bahunya acuh kemudia berjalan ke piano itu untuk menutupnya lalu pergi meninggalkan ruangan musik yang sunyi itu.
&
"Kania!!! Cepet kamu turun!" sebuah terakan dari bawah memuat gadis berkacamata itu terkejut.
"Kania!!! Cepet turun, mau jadi apa sih kamu dikamar terus!" teriakan itu semakin menggelegar di rumahnya. Kania menghela nafasnya lelah dan membetulkan letak kacamatanya. Setelah berada di tangga pertama ia melihat mama, papa, Kinan kakak perempuannya dan Kinos adiknya yang baru berusia 3 bulan sedang bercengkrama di ruang tamu.
"ada apa ma?" tanya Kania setelah mendekat kerah tempat berkumpul keluarganya.
"duduk dulu. Bicara sama orang tua itu yang sopan! Gak ada anak yang berbicara sedatar itu sama orang tua. Kamu bukan bos disini" ucap mamanya dengan sinis.
Kania mengepalkan tangannya berusaha merendam rasa sakit dihatinya, dipejamkannya matanya sekilas lalu berjalan menuju single sofa yang bersebelahan dengan mamanya."gimana sekolah kamu sekarang sayang?" tanya Rasty sang ibu pada putri sulungnya. Namun pandangnnya masih fokus ke Kinos putra bungsunya yang sedang meminum asi.
"ya lumayan ma. Kemarin aku langsung dipilih lomba pidato bahasa jepang loh mah. Aku seneng banget, padahal ya banyak banget yang ngerekomendasiin dirinya tapi di tolak. Aku yang gak ikut malah ditunjuk langsung aku seneng banget." Ucap Kinan dengan mata berbinar-binar.
Kania bukan tidak tau kalo kakaknya itu sedang bercerita. Ia memang memakai handset tapi ia tidak mendengarkan musik. Lebih tepatnya ia hanya berpura-pura mendengarkan musik. Itulah Kania dibalik wajahnya yang datar, dingin dan terkesan tidak peduli namun dibalik itu semua ia selalu peduli dengan orang disekelilingnya. Namun ia terlalu malas untuk menunjukan sikapnya itu.
" oh ya? wow mama sama papa ikutan bangga" ucap Krisna sang ayah sambil memeluk anak sulungnya.
"itu handset cabut dulu! Gak tau sopan santun banget jadi anak ya!" ucap sang mama sambil menarik handset yang melekat di telinga Kania. Kania terkejut dan langsung menariknya kembali.
"ma balikin" ucap Kania menuntut.
" kamu ini ya! Kapan sih kamu berubah, hah? Kamu udah SMA Kania. Kamu ini bukan anak kecil lagi. Liat kakak kamu. Kalian itu Cuma beda setahun, tapi liat kalian itu beda banget. Contoh kakak kamu, Kania! Dia bisa sukses di usianya yang masih terbilang remaja dan se..."
"apa? aku kenapa? Aku kalah? Terserah mama mau bilang apa aku gak peduli. Yang mama tau Cuma ngebandingin aku sama kak Kinan!" jawab Kania cepat saat tau kemana arah pembicaraan mamanya ini. Rasty mendelik marah.
"dasar anak tidak tau diuntung. Jadi anak kapan nurutnya sih? Sampe kapan kamu mau kaya gini, hah? Coba liat kakak kamu. Cantik, pinter, baik, sopan. Kurang apa lagi dia. Coba liat diri kamu! Apa yang bisa dibanggain dari diri kamu selain karakter kamu yang menjijikan itu!" ucap mamanya, Krisna dan Kinan sudah berusaha menghentikan Ibu tiga anak itu berbicara. Sementara Kania amarahnya sudah diambang batas, ia berdiri dan cukup sudah iya menahan diri.
"iya ma, iya! Aku emang beda sama kak Kinan. Kak Kinan anak kebanggan mama itu. Aku beda, aku anak yang gak bakalan bisa ngebahagiin apalagi ngebanggain mama"
kania langsung berlari kekamarnya setelah menyelesaikan kalimatnya."dasar anak gak tau sopan santun. Orang tua lagi ngomong malah jawab!"
"ma udah ma" ucap Kinan. Dan sang papa sudah mengambil alih Kinos yang berada digendongan sang mama.
Kejadian seperti ini bukan sekali dua kali terjadi di keluarga ini, Namun berkali-kali. Dan semuanya pasti dilakukan Kania dan mamanya.
Setelah mamanya sedikit tenang Kinan naik ke kamar adiknya.Tok..tok...tok
"Kania? Dek... ini kakak dek" namun tak ada sama sekali sahutan dari dalam.
" dek, asal kamu tau mama pasti gak sengaja gelakuin itu. Dek... bukain pintunya biarin kakak masuk" namun sama sekalin tak terdengar suara dari pemilik kamar disana.
"yaudah dek, kalo kamu lagi istirahat gak apa-apa. Kita bicarain ini lagi besok". Kinan pun pergi dari kamar adiknya.
&
Hello guys, upload new story, gimana kabar kalian, baik?
Uhhh... Cechanz ay😍.
Ni story slow update yok, biasa kesibukan anak bahasa baru naik pangkat😁. Sabar menunggu, yang sabar disayang pacar.
Love you readers......
KAMU SEDANG MEMBACA
KACAMATA [slow.update]
Teen FictionInilah takdir yang harus aku lalui. Akan aku bawa kalian untuk merasakan detakan dan tetesan hebat yang aku lalui. Terimakasi sudah mau merasakan bersamaku, selamat menikmati. Salam sapa dariku Kania💛