Prince Moonlight

2K 204 42
                                    






HunKai








Happy Reading ^^









Sehun meringis sakit. Wajah tampannya penuh dengan luka memar. Sementara Jongin hanya bisa menangis dan meronta dalam cekalan panglima Hoseok.

" berani sekali kau rakyat jelata menyentuh putraku !". Sang Raja melayangkan tinjuannya kembali pada Sehun. Bukan hanya wajahnya yang menjadi sasaran, kali ini perutnya. Sampai Sehun terbatuk dan mengeluarkan darah.


" hiksss... Sehunnie hikss jangan Yang Mulia hikss.. hikss.. Jangan sakiti dia kumohon hikss.. ". Jongin makin mengeraskan tangisnya. Ia juga ikut sakit melihat orang yang ia cintai disiksa oleh ayahandanya. " panglima, bawa masuk Pangeran !. Jangan biarkan dia keluar dari paviliunnya !". Titah sang Raja. " baik, Yang Mulia Raja ". Panglima Hoseok membawa Jongin dengan paksa.

" andwae!!.. Sehun.. Sehun.. hikss lepaskan aku !! ". Jongin terus meronta dalam paksaan sang Panglima. Mencoba segala cara yang ia bisa untuk lepas dari cekalan sang Panglima. Namun sia-sia saja. " maafkan hamba Yang Mulia Pangeran ". Gumam sang Panglima.












Sehun terkapar tak berdaya. Penglihatannya mulai agak kabur jika saja sang Raja tak menyiramnya dengan air. " bangun dan pergilah sebelum aku berubah fikiran untuk langsung membunuhmu !". Kejam. Ya, sang Raja memang sangat kejam jika itu sudah melewati batas.

" terimakasih atas kemurahanmu Yang Mulia Raja. Tapi aku tidak akan menyerah !. Aku akan kembali lagi mengambil milikku. Ingat itu baik-baik Yang Mulia ". Ucap Sehun dengan bibir bergetarnya. " berani sekali kau berbicara lancang terhadap Rajamu !!". Murka sang Raja. " prajurit !! seret dia, pastikan dia tak akan lagi muncul dihadapanku maupun juga Pangeranku !!". Titah sang Raja.


" baik, Yang Mulia !!". Koor sang prajurit. " lepaskan !!. Aku bisa jalan sendiri keparat !". Sehun pergi dengan langkah terhuyung. Sebelum pergi ia sempatkan menatap sang Raja dengan penuh dendam. Tak menyadari jika ia telah mengibarkan bendera perang.
























Jongin tak hentinya menangis. Memikirkan hal buruk yang sebentar lagi akan ia alami. " hikss.. ibunda maafkan Jongin hikss maaf.. maaf ". Jongin memeluk ibundanya yang sedari tadi tak merespon sama sekali. Ia syok mengetahui yang sebenarnya dari sang Pangeran.

" seharusnya aku bisa jadi ibu yang baik untukmu, Pangeranku. Tapi semua sudah menjadi keterlambatan. Yang Mulia Raja sudah tahu dan aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk menentang keputusannya ". Ucap sang Selir datar. Tak ada yang lain selain ia hanya bisa meneteskan air matanya.

" Yang Mulia Raja telah tiba !!".

" hikss Yang Mulia ". Jongin langsung beralih, bersimpuh didepan kaki sang ayah memohon ampun. " dayang, serahkan padaku !". Sang dayang memberikan semangkuk berisi cairan hitam pada sang Raja.

" bangun Pangeran !". Ucapnya tegas. Tubuh Jongin bergetar takut. Ia tak berani untuk berdiri dan langsung menatap wajah sang ayahanda. " bangun dengan kehendakmu sendiri atau perlu dengan paksaanku, Pangeran ?". Ucap sang Raja sedingin salju kutub utara.


Perlahan Jongin bangun dari acara bersimpuhnya. Tak ingin membuat sang ayah semakin marah terhadapnya. Ia ingat betapa mengerikannya saat sang ayah turun tangan memukuli namja yang ia cintai.



" ampuni hamba Yang Mulia !". Mohon Jongin. Masih dengan setia menundukkan kepalanya. " angkat kepalamu jika sedang berbicara kepada Rajamu, Pangeran !". Perintah sang Raja.

Prince Moonlight (HunKai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang