1 [Welcome to Seoul] I

147 13 0
                                    

IN THE RAIN akan terbagi menjadi beberapa Bab. Dan di Bab 1 ini adalah kejadian 4 tahun yang lalu.. begitu seterusnya karena mulai dari Sini alur akan maju dan bisa di percepat sewaktu-waktu. Dalam setiap Bab, adalah sebuah kejadian di tahun yang berbeda. Kurang jelas??? Coba di baca aja. TQ.









______________________________



















4 Tahun Lalu

Aku disini... berdiri didepan Bandara Internasional Incheon Korea Selatan, mengirup udara musim dingin di bulan Desember, berbekal sebuah koper, baju hangat seadanya dan juga Bahasa inggris yang ku kuasai tapi tak lupa juga Bahasa Korea yang belum fasih kuucap serta sebuah kamus kecil yang ku genggam erat.

Aku menarik koperku keluar bandara, berjalan menuju sebuah Bus dan masuk kedalamnya. Tujuan utama ku adalah Seoul.

Ku eratkan syal merah hati yang bertengger dileher ku, udara nya makin dingin. Biasa hidup di negara tropis seperti Indonesia tentu lumayan berdampak bagiku. Hidungku rasanya sudah mulai mampet. Flu mulai menderaku sepertinya.

Didalam bus Aku duduk di kursi paling belakang dan pojok dekat jendela. Kulihat sebuah note's yang diberikan oleh Sensei Fitri saat aku akan berangkat tadi.. beliau berpesan agar aku mencari alamat yang tertera dalam catatan itu. Sensei bilang itu adalah alamat rumah temannya yang dahulu berkuliah dengannya selama di Jepang.

"Jadi.. gue harus kesini? Tapi gimana caranya? Gue bahkan gak tau seluk beluk Seoul" aku bermonolog, sambil sesekali membolak-balik note's yang ku pegang lalu menyandarkan kepala ku kesamping kanan, tepat pada jendela kaca bus.

"Lo orang Indonesia?" Tanya sebuah suara, membuat ku menoleh dan mendapati seorang cowok sedang bertanya dengan alis yang bertaut. Dari wajahnya, ia nampak seperti Orang korea dan juga percampuran dengan orang barat.

"Lo bisa Bahasa Indonesia?" Aku kembali bertanya dan cowok ini menganggukkan kepalanya.

"Gue lama tinggal di Indo, bisnis keluarga. Lo kenapa bisa di korea?" Tanya cowok ini lagi

"Gue mau mengadu nasip" jawabku sekenanya membuat cowok ini mengangguk lagi.

"Oh ya.. berarti lo juga orang korea asli kan? Gue boleh tanya sesuatu?" Tanya ku antusias, lalu menyodorkan Note's berisikan alamat.

"Lo tau ini dimana?"

"Itaewon? 3 halte lagi dari sini.. nanti ada perempatan besar, lo belok kiri. Tanya aja sama orang sekitar" jawabnya membuatku mengembangkan senyum

"Makasih ya, oh ya.. Gue Riana Willysya, panggil gue Riana." Aku menjabat tangannya dan cowok ini tersenyum sambil membalas jabatan tanganku.

"Oh Sehun. Panggil gue Sehun"






###



Setelah turun ke halte yang Sehun bilang, aku pun memutuskan untuk mengikuti arahan yang di berikan oleh Sehun tadi.

Dan kini aku sudah berada disebuah rumah minimalis khas Korea yang membuatku berdecak kagum karena arsitekturnya.

"Woah... keren" gumam ku sendiri

Aku memencet bel, lalu tak lama muncul seorang wanita kira-kira berusia 25 tahun dengan baju tidur bergambar kelinci berwarna pink yang masih melingkupi tubuhnya.

(anggep aja mereka ngomong pake bahasa korea/inggris)

"Annyeonghaseo mrs.Lee, i'm Riana from Indonesia" ujarku sambil tersenyum

"Riana?? Aigoo, akhirnya kamu sampai. Maaf tidak bisa menjemputmu di bandara. Ayo masuk. Udara semakin dingin" mrs.Lee sangat ramah, aku diajak masuk kedalam rumahnya yang cukup rapih. Sepertinya aku beruntung bisa datang ke korea dan tinggal dengan mrs.Lee.

"Tidak apa-apa mrs. Lagipula aku sudah ada dirumahmu, hehe" candaku

"Jangan panggil aku mrs.. panggil aku Jenny, Jenny Lee, atau Lee Jenny..." cerocosnya

"Jenny eonni!" Potongku cepat

"Ah.. itu lebih baik" ujar Jenny yang kini menuangkan segelas airputih dan diberikannya padaku.

"Riana, berapa usiamu saat ini?" Tanya Jenny yang kini duduk berhadapan denganku di Sofa ruang Tv.

"18 tahun usia di negara ku, jika di korea usiaku terhitung 19 tahun" jawabku dan Jenny mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Baik, berarti kau sudah cukup umur... mulai besok, kau akan ku ajari sedikit demi sedikit Bahasa Korea, lalu aku akan membantumu untuk mencarikan pekerjaan" Jenny tersenyum senang, membuatku juga mengembangkan senyum bahagia. Jenny sangat baik.

"Terima kasih banyak Jenny Eonni, sepertinya aku akan berhutang banyak padamu" ujarku merendah

"Tidak usah sungkan, aku justru senang saat mendengar kabar dari Fitri jika kau akan datang. Setidaknya aku tidak akan kesepian, aku sama sepertimu.. sebatangkara..." ujarnya menunduk,

"Sekarang aku merasa seperti memiliki seorang adik perempuan yang manis" lanjutnya, lalu aku mendekat padanya dan memeluknya sekilas.

"Aku akan selalu ada disisimu eonni" kataku saat memeluknya, entah.. rasanya aku seperti menemukan sisi diriku yang ada pada Jenny, apa mungkin karena nasip kita yang sama.














TBC

IN THE RAIN (OSH/PCY) [COMPLATE ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang