Hunted: Chapter 46 (Pembalasan)

549 62 12
                                    


Di waktu yang sama, jauh di dalam hutan,  tepat di bawah pohon Trembesi yang lebat, yang menghalangi indahnya pemandangan langit malam bertabur bintang, Natalia tengah duduk bersandar pada batang pohon tersebut. Raut wajahnya begitu jelas menggambarkan keletihan, juga suatu rasa bangga atas apa yang berhasil ia lakukan.

Perlahan ia berbaring. Menatap langit melalui sela-sela dedaunan dan ranting-ranting pohon. Membayangkan apa yang dikatakan kaptennya saat itu. Saat sebelum perburuan di mulai.

‘Jangan mencariku jika urusan kalian sudah selesai. Diamlah di tempat, atau kalau perlu berkelilinglah. Habisi mereka. Siapapun yang kalian temui.’

“Haah… sekarang Aku harus bagaimana? Ck! Memandangi langit, mendadak melankolis begini. Coba saja ada sedikit hiburan. Ah tapi, Akupun mungkin akan kesulitan jika Aku bertemu salah satu dari mereka dalam kondisi seperti ini. Terluka, stamina yang sudah berkurang, itu akan mem---“

SLAAASSHH!!!

Tanpa aba-aba, tanpa basa-basi, tanpa tanda-tanda yang bahkan membuat Natalia mempersiapkan dirinya, sebuah tebasan sabit angin meluncur tepat ke arahnya yang tengah rebahan. Hampir saja tebasan tersebut membelah tubuhnya jadi dua kalau saja ia tidak merasakan tekanan angin yang begitu besar yang mengancam keselamatannya.

“Kurang ajar! Siapa yang---“

“Kaukah yang membunuh Kinal?” bisik Veranda yang tiba-tiba hadir tepat di belakang Natalia.

FROOSSHH!!!

Refleks Natalia langsung memunculkan kedua Harpy miliknya yang langsung menebas Ve. Tapi, kepanikannya membuat kontrol terhadap kedua Harpy-nya tersebut tidak sebaik sebelumnya. Ditambah lagi dengan gerakan Ve yang begitu cepat, serangan Harpy dapat dengan mudah dihindari Ve. Ia berpindah tempat, kali ini berada tepat di hadapan Natalia.

Dengan jarak beberapa langkah, ia berdiri angkuh. Menatap Natalia dengan tatapannya yang dingin, memperhatikan Natalia dengan seksama. Lalu perlahan, seiring dengan langkahnya yang mendekati Natalia, aura putihnya mulai menjalar keluar. Mengelilingi tubuhnya seperti asap. Membuat Ve terlihat seperti terbakar.

DRASSHH!!!

Tanpa disangka Natalia, Ve langsung melepaskan meriam angin yang ditembakkan tepat ke arahnya. Angin dengan tekanan berat, kecepatan kencang, menghajar dirinya yang langsung berlindung di balik semburan api biru yang segera ia keluarkan.

“Si petir biru?! Yah, cukup merepotkan sih, tapi akhirnya dia mati. Catat itu! MATI!”

“Kurang ajar!!!”

DRAASSHH!!!

-

“Kak Ve?!” seru Sinka ketika ia merasakan ledakan aura yang sudah tidak asing lagi bagi sensor di tubuhnya.

“Kak Ve kenapa?” tanya Yuriva lemah dimana ia masih dipapah oleh Sinka.

“Gak tau, tapi tiba-tiba dia nitipin kamu ke Aku. Terus dia lari. Lari kenceng banget ninggalin kita bertiga.”

“Mungkin dia ngerasain sesuatu.”

“Mungkin. Soalnya tadi Kak Ve sempet berhenti dulu sebentar, terus auranya tiba-tiba meluap tapi kemudian dia tahan lagi.”

“Bahaya. Kakak susul Kak Ve aja. Biar Aku sama Kyla nunggu di sini.”

“Ah kamu! Kondisi gini masa mau ditinggal.”

“Seriusan, Kak. Daripada ninggalin Kak Ve sendirian yang mungkin dia kehilangan ketenangannya? Aku masih bisa jaga diri kok.” Ujar Yuriva berusaha terlihat baik-baik saja dengan berdiri sendiri tanpa bantuan Sinka meski kedua kakinya terlihat gemetar.

Season 2 Hunted (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang