Aku mengeratkan syalku, berjalan menelusuri jalanan Kota seoul yang padat akan aktifitas. Sudah 3 minggu aku ada di Korea, dan selama itu aku menghabiskan waktuku untuk belajar Bahasa Korea dengan Jenny.
Sebentar lagi Natal akan tiba, aku tidak tau apa yang Jenny sukai, tapi aku memutuskan keluar sejenak, berjalan menuju sebuah pusat perbelanjaan, aku tak tau apa namanya, yang jelas saat ini aku sedang mencarikan barang yang menarik untuk kado Natal Jenny.
Mataku kini tertuju pada sebuah toko aksesoris yang juga menjual baju disana. Akupun melangkahkan kaki untuk masuk kedalam toko itu dan melihat-lihat barang yang dipajang untuk dijual.
Sibuk melihat-lihat barang, aku sampai tak sengaja menabrak seseorang.
"Maaf, maafkan Saya. Saya tidak sengaja" aku membungkuk dan meminta maaf berulang kali menggunakan Bahasa Korea.
"Tidak apa-apa" jawabnya ramah, membuatku mendongak.
"Oh Sehun!" Pekik ku, saat melihat ternyata orang yang kutabrak tadi adalah orang yang tempo hari bertemu denganku di bus.
"Riana? Benar ini lo Riana?" Ujar Sehun dengan antusias, membuatku mengembangkan senyum. Setidaknya aku punya teman di Korea, selain Jenny.
"Iya ini gue, wah gak nyangka gue bakal ketemu lo disini." Kataku masih dengan sudut bibir yang terangkat, membuat lengkung senyuman.
"Lo apa kabar? / Lo apa kabar?" Ujar ku dan Sehun bersamaan.
"Hahaha.. gue baik" akhirnya aku yang menjawab duluan.
"Lo nyari apa disini?" Tanya Sehun lagi, aku hampir lupa dengan tujuan utamaku kemari.
"Oh iya! Gue mau nyari kado natal untuk kakak perempuan gue dirumah!" Pekikku lagi
"Lo punya kakak?" Alis sehun bertaut
"Ahh.. orang lain, tapi udah gue anggap kakak sendiri, lo sendiri ngapain?" Tanya ku yang kini memilih-milih aksesoris
"Gue nyari aksesoris buat hp, hp gue butuh casing baru" jawab Sehun membuatku mengangguk mengerti.
"Kok gak ada yang menarik ya? Sehun.." panggil ku dan Sehun menoleh
"Apa?" Tanyanya sambil melihat-lihat casing ponsel.
"Lo tau gak toko yang jual barang untuk kado natal? Tapi yang murah.. gue gak punya banyak uang soalnya, hehe" aku menampilkan senyuman kikuk, pasti Sehun akan mengira jika aku gadis yang sangat miskin sekarang. Ah.. masa bodoh..
"Ayo ikut gue" Sehun menyodorkan tangannya untuk ku genggam, dan kuterima dengan senang hati.
Saat ini aku dan Sehun berada didalam Bus, seperti pertemuan awal kami saat itu... kami duduk dibangku penumpang baling belakang, dengan aku yang berada disamping jendela.
Rasanya seperti flashback, saat aku pertama kali berkenalan dengan Sehun.
Kala itu aku agak terkejut, karena ternyata Sehun sangat lancar berbahasa Indonesia.. aku jadi berfikir, bahwa Sehun pasti orang yang sangat kaya, dilihat dari penampilannya yang modis tapi tetap terlihat sederhana, ponsel keluaran terbaru yang ada digenggamannya, juga saat ia berkata bahwa ia cukup lama tinggal di Indonesia karena sebuah bisnis keluarga.
Kurasa itu semua cukup untuk menggambarkan sosok Sehun dimataku. Ia orang kaya yang tidak terlalu menyombongkan kekayaannya, karena biasanya orang-orang seperti Sehun pasti akan lebih memilih untuk naik mobil pribadi dan dengan supir pribadi pula. Bukan naik angkutan umum seperti Bus saat ini.
"Hey, Ri.. ayo turun. Kita udah sampe" Sehun menarik pergelangan tanganku dan kami pun turun disebuah pusat perbelanjaan yang dipenuhi oleh lautan manusia.
"Riana, Welcome to Cheongdamdong!" Pekik Sehun senang
"Lo serius??? Astaga Sehun!" Aku ikut memekik senang, astaga.. jadi ini yang namanya Cheongdamdong? Sekarang Aku merasa seperti gadis desa dalam siaran FTV pagi yang baru saja melihat kota Jakarta. Dusun. Norak.
"Hahaha.. ayo Ri, pilih yang lo mau, mumpung gue lagi baik. Gue yang traktir." Sehun menatap gue dengan senyuman yang terus mengembang, lalu menarik gue untuk pergi dari halte bus.
"Sehun lo serius? Bukannya di sini mahal-mahal?" Aku bertanya tak enak pada Sehun, ini pertemuan kedua kita, dan Sehun sudah akan mengeluarkan isi dompetnya untukku? Oh my...
"Ayolah Ri.. gak usah sungkan sama gue. Justru gue seneng, karena lo adalah temen kedua gue yang gue punya sekarang" Sehun menarikku kedalam sebuah toko baju dan juga aksesoris dengan senyuman mengembang, sedangkan aku? Aku hanya bingung, masih dengan kedua alis yang bertaut, aku memikirkan ucapan Sehun barusan 'teman kedua gue' yang berarti, selama ini sama saja jika Sehun tak pernah memiliki seorang teman.
"Ri.. ayo lo pilih, yang ini kayaknya cocok buat lo deh, eh.. yang ini juga.." ucapan Sehun membuyarkan lamunanku, kini sehun sedang memilih-milih baju wanita dan membuat pernyataan bahwa baju yang ia pegang saat ini cocok denganku. Aku hanya bisa mengangguk pasrah, sepertinya segala ucapan Sehun adalah perintah.
"Sehun.. ini terlalu mahal, mau bayar pake apa gue?" Tanyaku yang sekarang mengekor di belakang Sehun.
"Ri.. udah gue bilang, gue yang traktir. Itu artinya gue yang bayarin semua belanjaan dan juga kado buat Eonni lo, okay?? Gak perlu lo pusingin tentang bayaran. Dan satu lagi..." ucapan Sehun terputus, saat ini aku dan Sehun sedang di depan kasir, dengan aku yang berdiri di belakang Sehun.
Sehun berbalik kearahku, lalu menampilkan senyuman manisnya yang membuat kerja jantungku berhenti sejenak. Senyuman Sehun begitu mematikan.
"Gue minta nomor hp lo.. boleh?? Gak mau tau.. tapi harus boleh" cerocos Sehun membuat ku tersenyum kikuk.
"Tapi hun... hp gue udah gue jual buat ongkos berangkat ke Korea" ujarku menunduk
"Jadi lo gak punya hp?" Tanya Sehun dengan nada berpikir sambil mengetuk-etuk telunjuknya dikening.
"Iya.." aku menggangguk pasrah.
"Tuan, ini belanjaannya.. total ₩12.000.000" kasir itu bicara tentang total belanjaanku yang dibayar oleh Sehun. Mendengar nominalnya saja membuatku hampir pingsan. Bisa kamu bayangkan, 12 juta Won!!, jika kamu Rupiahkan itu sama saja 120juta Rupiah!!.
"Sehun, Are you crazy?? Itu jumlah yang besar!" Aku memekik sembari menarik ujung baju milik Sehun.
"I'm not crazy babe, tenang, okay?" Sehun menyodorkan blackcard miliknya ke kasir, yang lagi-lagi hanya bisa membuatku memekik. Tentu kali ini aku memekik di dalam hati.
Sehun Sangat Kaya!!
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
IN THE RAIN (OSH/PCY) [COMPLATE ✔]
FanfictionDalam hujan aku terisak, seolah alam kini ikut berpihak pada kesedihan yang ku alami... #454 dalam general fiction 8/12/17 #822 dalam general fiction 11/12/17 #840 dalam general fiction 12/12/17 #543 dalam general fiction 14/12/17 #544 dalam general...