TDOAW || Part (4)

177 28 10
                                    

"Arghhh!!"aku meringis sambil memegangi puncak kepala.

"Jung hani!!"teriak jungkook yang datang dengan wajah panik. Kepala ini berdenyut kencang dipuncaknya. Semua itu terasa nyata dan bagaikan mimpi buruk bagiku. Seolah kejadian itu terus menghantui pikiranku. Ingatan itu terus berputar bersamaan dengan rasa sakit di seluruh kepalaku.

"Kook!arghh ini benar-benar sakit!!"lirihku kesakitan. Rasanya kepala ini ingin pecah. Seolah ada yang retak dalam kepala ku. Setiap kali berdenyut akan terasa sakit,pusing ini masih setia juga dalam kepalaku.

"Hyung,kumohon keluarlah dulu. Keadaan hani semakin memburuk. Sebaiknya kau pulang."ucap jungkook memohon kepada jimin. Kulihat jimin hanya pergi dengan pasrah.

"Hani,ayo berbaring dulu. Kau harus makan setelah itu minum obatmu."ucap jungkook seraya menyuapiku sesendok bubur. Aku memakannya dengan damai,mungkin aku hanya kurang makan. Dan ajaibnya sakit kepalaku hilang begitu saja. Ada apa denganku?

Semangkuk bubur lenyap dari mangkuknya. Benda kaplet itu masuk ke dalam mulutku bersamaan dengan zat cair bening itu. Aku tak tahu obat apa yang baru aku minum tadi. Kemasannya juga asing bagiku.

Aku melihat jungkook dengan tatapan bingung. Namja itu menatapku dengan tatapan kosong. Kulihat irisnya mengarah kepadaku tetapi pikirannya benar-benar kosong.

"Jungkook! Hei kau lihat apa?"tanyaku menyadarkan lamunan nya. Dia tersadar kaget dan kembali menatapku dengan tatapan yang tak bisa ku ungkapkan.

"Hani,aku ingin mengatakan sesuatu padamu."ucapnya sambil sedikit menunduk. "Apa itu?"tanyaku sambi meneguk segelas air. "Sebenarnya kau itu sak-"ucapan jungkook terpotong akibat pintu kamar terbuka menampilkan dua manusia berlawanan jenis dengan tatapan panik terpasang pada wajahnya.

"Hani!!"panggil seorang wanita yang tak lain adalah eommaku. Dia mendekat kearahku. Aku memeluknya dengan erat,aku memang sedang membutuhkan pelukan seorang ibu saat ini. Harum mawar menyeruak indra penciumanku,tangan halusnya mengusap lembut rambutku,tubuh hangatnya memelukku dengan mesra. Aku merindukan sosok ini,sosok yang bisa membuatku berada pada titik nyaman ku.

Kulihat appa juga merangkul jungkook dengan erat. Kebahagiaan yang sederhana tapi sangat berarti bagiku. Ya tuhan aku hanya ingin suasana hangat ini terus menemani hari-hariku,hanya itu. Benar-benar kejadian yang jarang aku rasakan.

"Apa yang terjadi denganmu sayang?" tanya eomma sambil memeriksa keadaanku. Aku mengulas senyum tipis di bibirku. "Ani,aku tidak apa apa hanya terkena bola basket saja eomma,jungkook saja yang berlebihan membawaku ke rumah sakit."jawabku sambil menengok ke arah jungkook,namja itu hanya memasang wajah tak bersalahnya.

"Mwo? Bohong eommonim dia tadi sangat kesakitan bahkan sampai meringis menahan sakit."celetuk jungkook membuat semua orang yang ada disana tertawa. Dia selalu bisa menghangatkan suasana.

"Yakk! Kelinci laknat."desisku seraya memukul pelan lengan jungkook. "Yang penting tampan." jawab jungkook sambil menjulurkan lidahnya. Kami terus berdebat sampai akhirnya eomma menghentikannya.

***

Hanya karena terbentur bola basket aku harus dirawat di rumah sakit? Oh lord,ini berlebihan untuk ku. Selama tiga hari aku harus berdiam seperti mayat di ruangan sialan ini. Selama tiga hari,hidungku harus mencium bau obat-obat menjijikan itu. Dan selama tiga hari juga lambungku harus mendapatkan makanan-makanan hambar itu. SHIT!

Disinilah aku,duduk manis sambil menatap makanan dipangkuan ku dengan kesal. Bisa kalian bayangkan,sekarang wajahku seperti disiram air cuka. Masam.

"Are you okay?"tanya jungkook yang menatapku tak berdosa. Seolah dirinya tak tahu apa-apa,padahal kelinci sialan ini yang berencana mengurungku di kamar sialan ini. Dan yang lebih menyebalkan lagi,dia menghasut kedua orangtua ku. Arghhh what the....

The Disappointment Of a WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang