Pagi itu sekitar pukul 03.23am
Aku sudah bangun dan berniat untuk berkeliling disekitar rumah sembari mengalihkan pikiranku tentang Algo, dan sepasang sepatu yang aku temui didepan pintu rumahku tadi malam.
Pagi itu bulan masih Setia menyinari pagi yang gelap dan dingin bersama, bintang bintang yang berserak dilangit biru tua di kota kecil yang aku tinggali.
Cuaca saat itu dingin dan cukup untuk menusuk ke tulang. Aku sudah cukup lama berjalan mengelilingi sekitar rumahku.
Kira kira mungkin sudah sampai 49 menit.
Saat itu aku berhenti ketika kedua mataku menemukan seorang pria yang memiliki tubuh yang lebih kecil dariku sedang mencari cari sesuatu didalam semak semak.
Semak semak yang tumbuh di depan halaman taman mini yang ada disekitar rumahku.
Dia memakai jaket kulit berwarna hitam, celana jeans yang juga berwarna hitam dilengkapi kaus kaki yang sedikit terlihat menutupi mata kakinya, dengan sepatu conversenya.
Waktu itu tinggiku 154cm dan pria itu 7cm lebih pendek dariku.
Aku terus memerhatikan pria itu, dan ketika ia sudah mendapatkan apa yang ia cari ia bersorak sambil mengangkat barang yang dipegangnya itu keudara.
Barang itu seperti sebuah Chip berukuran 7×11cm.
Dia berbalik.
Mata kami saling jumpa.
Sesi tatapan itu berlangsung selama 13 detik, lalu ia tersenyum lebar kearahku. Saat itu aku melihatnya seperti seorang gadis kecil yang berkepribadian seperti laki laki.
Ia memiliki gigi kelinci dan satu gingsul di sebelah kiri, dan itu membuat senyumnya terlihat sangat manis.
Ia menghampiriku.
Sekarang ia berhadapan dengan ku.
Dan ia
Seorang gadis.
Dia mengajakku berkenalan.
"Aku Reeve, Chena Quana Reeve"
Katanya lalu mengulurkan tangannya padaku untuk berjabat tangan.
"Siapa?"
Ucapnya lagi sambil menungguku membalas jabatan tangannya.
Dia tidak cantik tapi dia sangat manis.
"Shit, Garza Cytus Almara"Kataku lalu menyambut tangannya.
"Kamu cwok tapi cantik ya"
Waktu itu aku bingung dia memujiku atau mengejekku, karna ia berkata sangat halus namun sedikit menusuk.
Tak lama, ia melepas jabatan tangan kami, lalu dia bilang
"Sepatunya disimpan ya, kamu bakal butuh banget sepatu itu, emang gak sekarang, tapi nanti, suatu saat, makanya ukurannya besar. Yaudah aku pergi dulu ya, sampai ketemu nanti siang."
Lalu ia pergi sambil mengenakan tudung sweater yang ia pakai didalam jeket kulitnya.
Dari situ sudah pasti
Orang yang mengetok pintu rumahku adalah dia.
Dan sepatu itu adalah pemberiannya.
Sepatu PDH dari Chena Quana Reeve.
Seorang gadis kecil berambut cepak berwarna hitam yang sangat manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dare
KurzgeschichtenIni kisahku. Orang yang tak diinginkan. Yang terlahir dari orang yang tak diinginkan. Aku akan menjelaskan secara rinci apa itu pekerjaan terlarang, dan kenapa sebagian orang lebih memilih pekerjaan itu. Aku akan merubah pola pikir kalian tentang...