_PROLOG_
Matahari sejak tadi terus berpendar meski tidak begitu terik. Seorang gadis cantik bernama Meyra duduk di dekat jendela. Ia terus menunduk sampai-sampai rambut hitamnya hampir menutupi seluruh wajahnya. Sudah sejak beberapa jam tadi hatinya gundah.
Meyra mengambil nafas cukup panjang. Ia terlihat sangat tegang melebihi orang yang hendak berperang. Keringat dingin meluncur bebas dari keningnya.
"Just" panggil Meyra dengan suara gemetar
Justin menoleh tanpa suara
"Ada yang ingin kukatakan" Meyra berujar tanpa memandang Justin
Ayo Mey katakan. Pasti bisa
"Aku ingin kita berhenti sampai disini"
Justin memasang muka paling datar. Tak ada seorang pun yang bisa meraba perasaan Justin sekarang
"Besok, aku berangkat ke Indonesia. Aku rasa aku tak akan pulang dalam waktu dekat."
Meyra terus berkicau dengan jurus menunduk. Ia terus menatap ke bawah seolah-olah dunia akan berhenti berputar kalau ia tak melakukannya.
Beberapa menit selanjutanya hanya keheningan yang tercipta. Sampai akhirnya Justin angkat bicara meski masih sama datarnya dengan wajahnya.
"Kau gila."
Dan dengan bodohnya Meyra mengangguk.
"Kalau begitu, daripada ke Indonesia lebih baik ku antar kau ke Rumah Sakit Jiwa sekarang."
Justin menarik tangan kiri Meyra. Jika ini terjadi beberapa hari yang lalu, mungkin Meyra akan merajuk agar Justin melepaskannya. Tapi tidak kali ini. Meyra hanya menggeleng perlahan.
"Aku tak butuh Rumah Sakit Jiwa. Aku hanya butuh kau melepaskan hatiku."
Ganti Justin yang kini menggeleng.
"Pulanglah ke rumahmu. Dan pikirkan semuanya baik-baik "
YOU ARE READING
With U or Without U
RomanceMana yang lebih baik? Bersamamu? Atau justru hidup berpisah dari mu?