“Mencintai itu mudah. Mendapatkan orang yang balas mencintaimu, itu yang sulit.”— To Pleasure A Prince – Sabrina Jeffries
.
.
.
“Aku mencintaimu.”
Jaejoong memandang pria itu lama, sampai ia sadar, bahwa ia telah melakukan kesalahan dengan membiarkan dirinya hanyut dalam pesona pria itu.
Jaejoong cukup sadar untuk menghentikan tatapan mendamba akan pria di hadapannya, dan sangat sadar jika saat ini bukan ruang dan waktu yang tepat untuk mengutarakan isi hatinya lagi kepada pria itu. Tapi ia telah melakukan hal bodoh tersebut, dan akan menerima konsekuensi dari tindakan mulutnya yang sembrono.“Terimakasih,” balas pria itu. Sama sekali bukan jawaban yang di inginkan Jaejoong dari Yunho.
Yunho selalu menghindar ketika Jaejoong hendak menyatakan isi hatinya kepada pria itu, selalu berakhir menciumnya untuk menghalau dua baris kata itu terlontar dari bibir Jaejoong.
Jaejoong adalah kekasih Yunho; ia butuh di yakinkan jika Yunho adalah kekasihnya. Ia begitu mendambakan kata-kata cinta dari Yunho. Entah bagaimana Yunho mendorong Jaejoong mengesampingan kata-kata cinta dalam hubungan mereka. Seolah mereka bukan sepasang kekasih.
Jaejoong begitu larut dalam pikirannya, hingga tidak menyadari Yunho mempersempit jarak di antara mereka. Merengkuh Jaejoong kedalam pelukannya, memberikan pria cantik itu ciuman penuh damba yang sama-sama mereka butuhkan.
Setelah itu Jaejoong sama sekali lupa dengan praduga yang sempat hinggap dalam otaknya. Yunho memberikan cintanya melalui tindakan nyata. Dan ciuman lembut Yunho di bibirnya membuktikan hal tersebut. Yunho mencintainya, meski tidak pernah membuktikannya dengan kata-kata.
❤❤❤
Jaejoong sedang menanti Yunho di area parkir kampus mereka ketika ia mendapati Yunho sedang bercengkrama dengan salah seorang dosen wanita.
Yunho terlihat begitu menikmati obrolannya bersama dosen muda tersebut. Pria itu tersenyum, lalu tertawa terbahak-bahak sampai mendatangkan tatapan penuh tanya dari beberapa mahasiswa yang berlalu-lalang.
Awalnya Jaejoong tidak begitu memedulikan fakta tersebut. Sampai ketika Yunho memeluk dan memberikan kecupan-kecupan mesra di wajah dosen itu, ia merasakan sesuatu merobek hatinya. Jaejoong merasa ia akan meledak dengan tangisnya jika ia tidak segera berlari meninggalkan tempat itu.
Ia merasa seolah di khianati. Hatinya tersayat begitu dalam, sangat sakit hingga ia mengira mungkin sebentar lagi ia akan mati. Jaejoong tidak tahu kemana ia melangkah pergi, hanya membawa kakinya melangkah meninggalkan kedua orang di sana.
Seiring kaki melangkah, Jaejoong menyusun setiap keping puzzle dalam ingatannya. Yunho tidak pernah mengatakan bahwa ia mencintai Jaejoong, Yunho tidak pernah mengatakan bahwa mereka adalah sepasang kekasih, Yunho tidak pernah mengatakan apakah ciuman-ciuman yang mereka bagi selama ini adalah bukti dari cinta pria itu terhadapnya.
Jaejoong merasa begitu bodoh! Sangat bodoh! Ia telah membiarkan Yunho menggenggam hatinya, sehingga pria itu bebas menghempas hatinya kapan saja. Dan hari ini, di musim dingin ini, Yunho telah menghempaskan hati Jaejoong sedemikian rupa dan membuatnya retak. Pecah berkeping-keping.
Jaejoong terus menangis, air mata sialannya tidak ingin mendengar kehendak pemiliknya. Air mata itu terus saja mengalir sederas hujan menghantam bumi. Sayangnya, hujan tidak turun hari ini. Jika hujan benar turun, Jaejoong bersumpah akan meredakan air mata itu dengan berdiri di tengah-tengah hujan. Tuhan tidak mendengar doanya. Ia memang seorang yang bodoh. Bodoh karena merasa di cintai. Dan bodoh karena cinta itu sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say You Love Me - YunJae (vers)
Fanfiction"Mencintai itu mudah. Mendapatkan orang yang balas mencintaimu, itu yang sulit."- To Pleasure A Prince - Sabrina Jeffries