Seminggu sebelum pergi ke kebun raya bogor.
Aku terperanjat dari ranjangku sesaat setelah aku ingat bahwa aku lupa menanyakan siapa teman yang sekelompok dengan ku nanti dalam tugas RPL, dengan cepat aku menyalakan handphone serta menekan aplikasi yang ada didalamnya, WATPHAS aplikasi komunikasi dimana terdapat grup kelas ku biasa berkomunikasi.
Dengan sedikit ragu aku bertanya di grup tersebut,"maaf ganggu, tadi lupa tnya siapa yang sekelompok bareng aku yah?" ketik ku sambil langsung menekan tombol kirim di sebelah kanan.
Tak selang beberapa menit kemudian ada yang membalas pertanyaan ku, "sorry lupa bilang, tadi lo kebagian kelmpok trakhir dan itu artinya lo ga kebagian temen, soalnya satu kelompok 2 orang" balas gadis bernama sella yang ada di kelasku.
"oke, makasih infonya" ketikku dan langsung ku kirim dalam obrolan grup itu. Sekarang aku paham kenapa aku kebagian kelompok terakhir, siapa juga yang mau sekelompok dengan orang yang ngomongnya bisa di itung jari. Dan fakta bahwa kenapa aku Cuma sendiri di kelompok atau yang bisa disebut individu ini karena jumlah siswa dalam kelas ku berjumlah 39 orang yang artinya apabila di bagi 2 orang pada setiap kelompoknya sudah jelas aka nada 1 orang yang harus sendiri, ya siapa lagi kalo bukan aku? Toh itu juga gak terlalu berpengaruh. Kuhembuskan napasku sembari langsung rebahan di ranjang tidurku.
****
Beberapa menit sebelum kejadian
Aku menghela napas dengan pasrah saat mengetahui kenyataan bahwa aku harus melakukan tugas ini seorang diri, mulai dari memikirkan ide cerita, menulis naskah dan harus mengetiknya seorang diri. Kakiku berjalan menyusuri setiap sudut tempat ini. Sambil mengambil beberapa foto pohon yang kemungkinan akan berguna dalam penulisanku, langkahku terhenti saat ada angin lembut yang menerpa tubuhku ini.
Pandanganku pun beredar ke seluruh tempat yang ada di sekitarku, dan pandanganku jatuh pada sesosok bunga kecil yang terlihat lemah, aku berjalan menghampiri bunga itu serta mengambil sisa air di botol air mineral dalam tas yang aku bawa. Kutuangkan isi air pada botol itu hingga habis.
Usai menuangkan air aku melanjutkan perjalanan, sembari berjalan aku memainkan aplikasi yang ada dalam handphone ku, tampa aku sadari aku sudah berada di tempat yang aneh, dikelilingi tumbuhan dengan bentuk yang mirip pipa peralon, mejulang tinggi dengan daun- daun runcingnya yang sangat banyak.
Apakah aku tersesat? Sejauh mana tadi aku berjalan? Terakhir ku ingat setelah menuangkan air pada bunga yang malang itu, aku hanya berjalan lurus tanpa melewati apa – apa , hanya berjalan sambil memainkan handphone, tapi kenapa aku bisa berada di tengah – tengah tumbuhan ini?
Tidak terlihat jalan keluar dari sini yang terlihat hanyalah batang-batang yang mengelilingiku dengan rapi. Tiba- tiba terasa angin menyapu pipiku, dan aku melihat sosok seorang pria yang sedang duduk diantara dua tumbuhan yang saling menyilang, dengan pakaian aneh dan rambut panjang yang terikat secara rapi. dia menatap ke arahku, aku melihat mulutnya yang bergerak seolah-olah sedang berbicara padaku.
Namun alih-alih mendengar suara yang terdengar hanyalah suara gemersik dari daun yang dihempas oleh angin. Baru saja aku ingin berbicara tiba- tiba jantungku dibuat melompat saat terdengar suara seorang pemuda yang berada di sampingku berbicara " yo...! Lama gak ketemu, gue juga gak tau siapa dan kenapa dia bisa sampe sini." Jawab pemuda disampingku, yang bahkan aku sendiri tidak mendengar satupun pertanyaan yang keluar.
Aku menoleh pada pemuda yang ada di sampingku, dengan tatapan bingung dan penuh pertanyaan aku menatapnya, namun aku kembali melihat kearah sosok pria yang aku temukan pertama kali. Pandangan sosok pria yang sedari tadi duduk diantara dua batang pohon itupun beralih pada ku, lagi – lagi aku melihat dia seperti sedang berbicara namun lagi-lagi yang aku dengar hanya suara gemersik daun yang terhempas oleh angin.
Dan sosok pemuda yang ada disebelahku pun menatapku sambil berkata "hei, jawab! Lo gak bisa denger emang? Dia nanya siapa nama lo ?" aku hanya memberikan tatapan bingung tanpa mengatakan sepatah katapun. Pemuda itupun menatapku lekat-lekat seraya bertanya apakah aku benar-benar tidak dapat mendengar, dan dia menanyakan padaku apakah aku ingin bisa mendengar ucapan yang dikatakan oleh sosok misterius yang sedang duduk santai di hadapanku itu, dengan tatapan penuh kebingungan akupun menganggukan kepala, memberi isyarat setuju pada pertanyaan yang dikatakan pemuda itu.
Dalam sekejap mataku dibuat membelalak oleh tindakan yang dilakukan pemuda disampingku ini, bagaimana tidak dia tadi mencium kedua telingaku dan kemudian menyunggingkan seulas senyuman seringai.
Namun tiba-tiba terdengar suara parau dari seseorang yang duduk pada tumbuhan itu "hei nona, apa kamu mendengarku!" aku menoleh pada sosok itu, menatapnya dan masih diam membeku di tempat. Hingga ada bisikan yang berasal dari sampingku yang membuatku terlonjak sekaligus melontarkan bogem mentah yang mendarat pada pemuda itu, pemuda yang tadi membisikan kalimat " apa lo juga mau bisa ngomong ama dia?" ucapnya sambil menyeringai yang seketika membuat bulu kudukku merinding membayangkan hal yang akan terjadi.
Secara reflek aku menjawab pertanyaan pemuda itu "AMIT - AMIT, MATI SONO LO.. !!!" sambil mendaratkan tinjuku pada wajah pemuda itu, alih- alih marah pemuda itu justru tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya.
Sambil menyapukan airmata yang keluar dari matanya karena geli, dia berkata " kalo... lo mau ngomong....., ngomong aja kali, ga ada yang larang kok" ucapnya yang tersendat akibat menahan tawa.
Dan suara daham pun terdengar dari arah sosok yang sedari tadi duduk disana, wajahku pun kembali menatap kearah sosok tersebut." Ma..maaf!" hanya kalimat itu yang bisa aku lontarkan dari mulutku. Hanya dengusan kesal yang keluar dari mulut pria itu, dan dilanjutkan dengan memberikan pertanyaan lagi terhadapku." Nona ini siapa? Bagaimana anda bisa masuk ke sini?". Dia turun dari tumbuhan itu dan langsung berjalan mendekat kearah ku.
"emmm anu maaf sebelumnya, justru saya sebenarnya yang ingin bertanya dimana ini dan siapa kalian sebenarnya?" aku menjawab dengan hati – hati sambil terus menggenggam handphone yang ada di tangan ku. Laki-laki itu berhenti di jarak semeter tepat di depanku. Setelah beberapa menit menatapku dan beberapa kali dahinya mengernyit akhirnya kata- kata keluar dari mulutnya.
" Baik, sepertinya kamu sendiri sedang bingung, saya akan menjelaskan sedikit mengenai apa yang nona ini ingin ketahui. Pertama, nona saat ini sedang berada di hutan bambu dan entah apa yang dapat membuat nona ini bisa masuk kesini. Dan yang kedua, perkenalkan nama saya Saka Surendra"
dia berkata sembari meletakkan tangan kanannya di atas dada, entah model perkenalan macam apa itu, yang jelas informasi itu sedikit memberikan keterangan untukku. Mulutku hanya menganga mendengar pernyataan yang dikeluarkan oleh pria itu. Sembari mencerna semua informasi yang aku dapat aku tiba-tiba mengingat sesuatu.
"APA !!!! HU...TAN BAM...BU ?? BAMBU..... ? TANAMAN MITOS ITU !?."
Bersambung........
KAMU SEDANG MEMBACA
Reipring
FantasyManusia, Hewan, dan Tumbuhan. Tiga makhluk yang hidup di bumi ini dan dikatakan memiliki nyawa. Entah hanya kebetulan atau takdir yang menjeratku dalam semua ini. Tugas RPL (Riset Penelitian Lapangan ) semacam tugas akhir seperti untuk menulis skrip...