WITHOUT YOU CHAPTER 5

2 0 0
                                    


"Kenapa kau baru bilang sekarang? Kenapa Just? Kenapa tidak dari dulu kau mengatakannya padaku? Kenapa?" Meyra sesenggukan di dalam dekapan Justin

"Aku takut kehilanganmu jika mengatakan semuanya" ucap Justin sembari mengelus rambut Meyra lembut

Sedang Dave terdiam beberapa meter dari mereka berdua. Ia hanya terpaku menonton pertunjukan drama yang Justin dan Meyra pentaskan saat ini.

WITHOUT YOU

CHAPTER 5

Prankkkkk

Gelas yang semula ada di tangan Justin kini hancur berkeping-keping menubruk lantai. Wine dari gelas itu tumpah dan menimbulkan noda cukup besar di lantai kamar Justin.

Ingatan tentang hari dimana Meyra berpamitan masih terpatri dalam benak Justin. Hari itu adalah hari terakhir ia melihat Meyra. Sudah dua bulan Meyra pergi, namun Justin tak pernah sedikitpun melupakannya. Baru beberapa menit yang lalu bayangan Meyra muncul di depannya dan saking kagetnya sampai-sampai gelas di tangan kirinya terlepas dari genggaman Justin.

Sial! Kenapa saat ini kau masih saja muncul di depanku.

Brukk

Justin tiba-tiba terjatuh ke lantai tepat di samping pecahan gelas yang berserakan. Tangannya berdarah terkena pecahan gelas tadi. Akan tetapi wajahnya tak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia sedang menahan sakit atau apapun. Wajahnya datar, tatapannya kosong seakan-akan jiwanya telah lenyap. Jatuh ke dalam sumur paling dalam dari alam bawah sadarnya.

Makin hari Justin berubah menjadi semakin tidak waras. Dimanapun biasanya Meyra berada bayangan Meyra akan muncul saat itu juga. Justin bisa tersedak, jatuh terguling atau bahkan berlari ke arah pohon sekalipun dan memeluknya karena pohon itu dikira Meyra. Benar-benar tragis. Bertahun-tahun ia diam dan hanya menyimpan perhatian yang sangat ingin ia berikan kepada Meyra dan sekarang ia malah tak sedikitpun bisa mengagumi wajah Meyra apalagi mengungkapkan semua rasa yang ia punya lewat perhatian. Sungguh sangat tidak mungkin.

Krekkk

Suara decit pintu kamar Justin yang terbuka.

"Justin" pekik seorang gadis ketika ia masuk ke dalam kamar Justin

Dilihatnya Justin telah berbaring di lantai dengan genangan wine dan pecahan gelas dimana-mana.

"Just sadar.. cepat kau bangun. Justin"

Gadis itu menepuk-nepuk pipi Justin agar ia terbangun. Namun usahanya gagal dan akhirnya ia putuskan untuk membangunkan Justin layaknya Pangeran yang membangunkan Putri Tidur dalam dongeng.

Cupp

Gadis itu mengecup bibir merah Justin perlahan. Justin yang merasakan sentuhan hangat di bibirnya seakan tersadar.

"Se...selena" pekik Justin saat mengenali wajah gadis cantik di depannya

Gadis itu tersenyum manis lantas memeluk tubuh Justin erat. Malam itu sang bulan menjadi saksi pertemuan dua insan yang telah lama berpisah.

Indonesia

Sementara itu di belahan bumi lainnya di pagi hari seorang gadis berambut hitam panjang sedang duduk di teras rumah neneknya. Sejak tadi hatinya merasa gundah. Ia bahkan terus mengupas apel tanpa melihatnya. Pikirannya telah terbang ke awang-awang

"Aww " rintihnya kesakitan akibat tersayat pisau

Ia emut telunjuknya yang berdarah akibat tersayat pisau.

"Mey" panggil sang nenek yang keluar dari rumah

"Iya nek, ada apa?" jawabnya dengan nada riang yang dipaksakan

"Kenapa kamu melamun sampai-sampai tanganmu teriris?" tanya Nek Warti

"Aku tidak melamun nek. Matahari saja tersenyum. Untuk apa aku melamun di hari secerah ini? Tadi aku hanya sedang tidak beruntung saja nek. Lihat Darahnya saja sudah berhenti"

Meyra menunjukkan telunjuknya yang sudah tidak berdarah lagi.

"Syukurlah kalau begitu. Aku kira kamu melamun karena sedih harus meninggalkan Amerika dan menemani nenek tua sepertiku"

Nek Warti duduk di samping Meyra

"Tidak Nek. Tak seharusnya nenek berpikiran seperti itu. Aku senang kok disini menemani nenek" ujar Meyra seraya melingkarkan tangannya pada tubuh tua Nek Warti

Maafkan aku nek. Aku bukannya tidak suka menemanimu disini dan bukan maksudku berbohong padamu. Tapi di sana ada seseorang yang sangat aku rindukan. Bahkan, sampai sekarang aku masih belum bisa melupakannya walau jarak telah memisahkan kami nek.

Semoga kau baik-baik disana Justin. I always love you

Kring-kring

Sebuah sepeda berhenti tepat di depan rumah Nek Warti

Seorang lelaki tampan muda berumur sekitar 19 tahun turun dari sepeda dan mengantarkan sayuran untuk Nek Warti. Kulitnya putih dan rambutnya hitam.

"Nek, ini sayurannya buat....." kata-katanya terhenti begitu melihat wajah Meyra

Sepertinya pria itu tepesona pada pandangan pertama. Kata orang Love at the first sight. Atau bahkan seperti lirik lagu Terpesona ku pada pandangan pertama. Dan tak kuasa menahan rinduku. Senyumanmu selalu menghiasi rinduku. Ceilah!!

"Eh nak Malik. Makasih ya. Kemana saja dua bulan ini kamu?" Baru saja Malik akan membuka mulut sudah dipotong Nek Warti " Ah.. nanti saja jawabnya. Tunggu sebentar, nenek ambil uangnya dulu." ucap Nek Warti sembari masuk ke dalam rumah

Malik melepas topinya dan menunduk memberi hormat pada Meyra.

"Boleh saya duduk?" ucapnya sopan

"Oh, silahkan.." jawab Meyra lembut

"Saya Malik dan kamu?" Tanpa basa-basi Malik langsung mengajak Meyra berkenalan

Memang Malik adalah orang yang tidak suka basa-basi. Segala yang ia rasa perlu dikatakan atau dilakukan langsung dilaksanakannya saat itu juga.

"Aku Meyra.."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 25, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

With U or Without UWhere stories live. Discover now