Alozka duduk di loteng sekolah, disini lah Alozka jika ingin sendirian. Ia merasa sedikit tenang jika berada disini, entah kenapa.
Alozka menidurkan tubuhnya di kursi kayu panjang, ia memikirkan seseorang. Seseorang yang dulu pernah dekat dengannya. Sahabat kecilnya, Chika.
Semenjak orang tua Alozka bercerai diumur 5 tahun, ia pun ikut dengan ayahnya tinggal di Prancis. Dan tepat diumur 15 tahun ia balik lagi ke Indonesia, karena ia menginginkan melanjutkan sekolah di negara kelahirannya ini. Namun, tujuan utama ia ke Indonesia untuk bertemu dengan sahabat lamanya, Chika. Ia sungguh merindukan kesayangannya itu.
Ayahnya pun juga harus mengurusi beberapa perusahaan di Indonesia, termasuk mengurusi Yayayan sekolah Alozka "SMK Internasional Fernandez" yang dimikili oleh ayahnya Alozka—Drew Fernandez.
Ia memejamkan matanya, membayangkan saat masih bermain bersama dengan Chika. Disaat umurnya yang ke 5tahun. Ia ingat begitu lucunya wajah Chika.
Alozka sedang duduk di bawah perosotan taman kanak-kanak sambil menunduk, dan seorang anak kecil yaitu Chika pun menghampiri Alozka yang sedang mengorek tanah sambil terisak mengeluarkan banyak air mata.
"Kamu kenapa, Alo?" ucap Chika mengusap kepala Alozka dengan lembut.
"Ma-ma mau ninggalin Loz-ka" Alozka terisak sambil mengucek-ngucek matanya yang sembab.
"Emang mama Alo ninggalin kemana?" ucap Chika dengan wajahnya yang polos sambil mengerucutkan bibirnya.
"Ma-ma ninggalin Lozka sama papa baru" Alozka pun terus terisak, sampai di sudut hidungnya pun mengeluarkan ingus dan wajahnya terlihat lebih merah.
"Jangan sedih ya, Alo. Mama kamu ga jahat ko. Nanti juga balik lagi, udah jangan nangis. Ayo, kita pulang." Ucap Chika sambil mengusap mata Alo yang dipenuhi banyak air mata. Alozka pun hanya menganggukan wajahnya disaat Chika menarik tangannya untuk pulang.
Diperjalanan Alozka hanya terdiam memikirkan apa yang ia pikirkan, sedangkan Chika hanya fokus melihat keramaian kota. Dua anak kecil itu begitu berani pulang sendirian tanpa adanya orang tua yang menemani. Melewati pasar dengan berjalan kaki.
"Chika, waktu papa kamu ke surga kamu sedih ga?" Ucap Alozka sambil mengusap hidungnya karena gatal.
"Aku nangis waktu itu, Alo. Aku kangen sama papa. Aku ga bisa ketemu papa lagi soalnya papaa udah jauh" Chika hanya tersenyum.
"Aku juga ga bakal ketemu mama lagi." Alozka pun menundukan wajahnya miris.
"Kamu masih bisa ko ketemu mama kamu, mama kamu bukan ke surga. Mama kamu cuma pergi sebentar, kalo kamu pengen ketemu mama kamu pasti mama kamu mau ko." Chika pun memenangkan Alozka.
Alozka pun hanya menunduk dan menggangguk sebagai jawaban bahwa ia sangat setuju terhadap Chika, sahabatnya.
"Jangan tinggalin aku ya, Chika." Ucap Alozka dan disertai dengan senyuman Chika sebagai jawaban iya.
😍😍
Bel pulang sudah berbunyi 5 menit yang lalu, Jessie sedang berjalan menuju ke halte sekolah untuk menunggu jemputannya. Pandangannya menyapu ke area gerbang sekolah, disana terlihat seorang perempuan salah satu murid SMA Fernandez yang sedang dijemput oleh ayahnya. Jessie hanya tersenyum miris, ia sangat ingin seperti itu. Ia sungguh merindukan ayahnya.
"Papa apa kabar disana?" lirihnya.
10 menit ia sudah menunggu di halte namun Pak Johan—supir pribadinya belum juga terlihat. Ia melihat kearah langit sudah mulai mendung. Ia pun mengeluarkan handphonenya untuk menelepon Pak Johan, mungkin saja sedang mengantar ibu ke butik.
Namun, tidak ada jawaban dari panggilannya ke Pak Johan. Ia pun menundukan wajahnya memperlihatkan sepatu nike putih yang sedikit kotor. Ia harus lebih sabar untuk menunggu.
Beberapa menit kemudian, Pak Johan pun datang sambil membawakan payung biru, karena hujan sudah mulai deras.
"Maaf non, kalo lama tadi bannya bocor di perempatan." Ucap pak johan merasa bersalah.
"Gapapa ko, aku juga barusan." bohong Jessie, ia tidak ingin Pak Johan merasa bersalah, karena memang ini bukan salahnya. Ini adalah rezeki mamang tambal ban, sudah diatur oleh tuhan.
"Baik non, ayo non masuk ke mobil." Pak Johan pun menuntun Jessie sambil memegang payung biru yang dibawanya dan disertai senyuman darinya.
Disebrang sana Jessie melihat Alozka sedang berjalan bersama 2 sahabatnya, Jessie hanya tersenyum miris melihatnya. Dan berkata dalam hati,
"Kapan kita main bareng lagi, Alo." lirih Jessie.
💒💒💒💒💒💒💒💒💒💒💒💒💒💒💒💒💒💒💒
SUKA? LIKE
SUKA? KOMEN
SUKA? FOLLOW
MAKASIH:)
TTD
PENULIS CANTIK.
🚄🚄🚄🚄🚄🚄🚄🚄🚄🚄🚄🚄🚄🚄🚄🚄🚄🚄🚄
KAMU SEDANG MEMBACA
JESLO
Teen Fiction"SENYUMU, MEMBUAT AKU TIDAK PERNAH LUPA AKAN BERSYUKUR. BERSYUKUR KARENA MEMPUNYAI KAMU-ALOZKA ATHALAS FERNANDEZ-" "KAMU ITU DINGIN MELEBIHKAN ES BALOK, TAPI KAMU ITU SELALU MEMBUATKU NYAMAN -JESSIE ALIANDRA LEQUID-"