Pagi itu seperti biasa ia tengah sibuk berkutik dengan handphonenya. Berkali kali ia memencet dan mendekatkannya ke telinga, berharap ada jawaban di ujung telfonnya. Namun berpuluh kali harapan itu tak sesuai yang diinginkan. Handphone yang kembali ia lihat tanpa sadar telah menunjukan 87 panggilan keluar pada contact Arga dipagi itu. Bukan karena cemas akan hal buruk menimpa Arga, namun karena ia tahu bahwa cowo itu di jam segini pastilah masih asik menikmati mimpinya. Ia mencoba beberapa kali lagi sampai akhirnya ia menemukan suara jawaban yang sedari tadi ia tunggu.. “heeemm” terdengar berat dan lemas suara di ujung telfonnya.
Salsa:”bangun ga, udan siang ini, 15 menit lagi kamu kuliah”
Arga:”iyaa, ini udah bangun sayang”
Salsa:”jangan tidur lagi,, kamu ada kuliah”
Arga:”iyaa” mencoba meyakinkan
Salsa:” ya udah, aku tutup ya telfonnya. Inget jangan tidur lagi”
Arga:”iyaa sayaaanggg”,Meskipun Salsa tahu sebenarnya masih cukup waktu untuk Arga menyiapkan diri tuk ke kampus, sekitar 45menit, namun ia tahu betapa susahnya anak itu untuk pergi ke kampus, dengan berbagai alasan. Makanya ia bilang kalo waktunya Cuma tinggal 15 menit agar Arga tak lelet ke kampus.
Salsa memang kini tidak sekelas dengan Arga, makanya jadwal mereka tak pernah sama. hari ini Salsa udah mulai kegiatan perkuliahannya dari pagi, sedangkan Arga nanti saat jam ke2. Begitupun dengan Salsa nanti saat jam ke2 ia masih harus masuk kelas yang berbeda. Saat itulah, Arga dan ia bisa bertemu salih beradu pandang di kampus.
“Sa langsung ke atas yuk” celetuk Anna begitu mata kuliah pagi ditutup oleh pak Seno, dosen killer yang mengampu pendidikan pancasila. Salsa hanya mengangguk sambil menata buku buku yang kemudian menentengnya tanpa berniat memasukannya ke dalam tas.
Anna:”Sa, gue perhatiin, lu akhir akhir ini beda dah”
Salsa:”apanya yang beda si? Gue sama aja dari dulu elah, ga berubah, tetep manis, imut dan selalu bikin kangen lu” guraunya dengan tawa kecil yang menyusul.
Anna:”ya lu sekarang jarang jalan sama gue, jarang ke kosan gue. Ketemu kalo di kampus doang, kenapa si lu”
Salsa:”gapapa na, gua cuma lagi dikit sibuk karena project baru aja” Salsa mencoba mengelak dengan memberi alasan selogis mungkin.
Anna:”elah, project paan si, tumben lu kaga ada ngomong ngomong ke gua dulu”Gadis berbaju casual namun tetap menarik itu hanya nyelonong membuka pintu kelas yang masih sepi tanpa menanggapi perkataan Anna. “na, gue mau kantin dulu, aus mau ambil minum. Lu nitip kaga?”. Anna yang sudah duduk nyaman di kursi tengah di bawah ac hanya menggeleng. “ya udah” suara yang berlalu di balik pintu keluar.
Tepat di tangga ia harus berhenti sejenak karena melihat sosok Arga dan Nata yang berjalan bersamaan. Nata yang berada didepan hanya berjalan lalu, tanpa menyapanya. Berbeda dengan Arga yang tersenyum mengisyaratkan ‘hai, selamat siang’ dan diimbuhin dengan menjitak kepala gadis mungil itu. Salsa hanya bisa nyegir dan mengusap kepala yang tadi menjadi sasaran Arga.
***
Getaran halus disaku nya membuat salsa membuka hp berwarna softpink itu. Ada chatt yang membuat senyum dibibirnya tak sengaja tergambar. Manis banget hari ini itu kalimat yang membuatnya terus terseyum ditengah perkuliahan yang masih tetap berjalan. Jika anak anak lain kini seragam menyandarkan kepalanya dan menutup mata karena memang suasana kelas yang akan seperti ini jika mata kuliahnya adalah bahasa Indonesia. Tapi berbeda dengan salsa yang sama sekali tidak merasa ngantuk seperti yang lain, hal itulah yang mendorong indah menjadi kepo setengah mati. Kenapa sahabatnya tumben bertingkah demikian. Diam diam indah mengintip chatt Salsa dengan Arga. “lo sama ar—“ buru buru Salsa membekap indah yang berteriak di tengah heningnya kelas. Membuat seisi kelas langsung melek, dan memandangnya. Bu Yati yang mendengar sedikit gaduh hanya menenangkan dengan beberapa kali memukul meja dengan spidol yang ia genggam.
Anna:”lo sama Arga?” anna berbisik, berusaha agar tak ada yang mengetahui pembicaraan penting ini.
Salsa:”sssttt, jangan brisik an, ntar gue ceritain kalo udah kelar ni kelas.”
Anna:”wah parah lu sa, paraahhh”
Salsa:”iya naaa, maaf ntar gue cerita plus traktir lu deh, sebagai permintaan maaf gue”
Anna yang masih sedikit gondok dengan sahabatnya itu hanya bisa memalingkan muka sambil melipat tangan di depan dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kau, dan Dia
Novela JuvenilBrafistian Argantara, cowo yang selalu menjadi fokus utama Salsabila Nur Elina. Meskipun waktu yang tak pernah tepat untuk keduanya, namun...