Amanda adalah seorang gadis yang diam-diam menyukai salah satu teman seangkatannya.
Januar namanya. Seorang laki-laki yang beberapa bulan lagi berumur 18 tahun. Laki-laki dengan perawakan tinggi, mata dengan tatapan tajam, dan berbibir tipis sedikit pucat. Jika dilihat secara sekilas mungkin tak ada yang menarik, tapi tunggu hingga Januar mengulas sebuah senyum di bibirnya yang dapat membuat seorang gadis jatuh hati. Seperti Amanda yang telah dibuat jatuh hati oleh Januar.
Januar sering membuat Amanda sesak napas, terutama saat lelaki itu melewati koridor kelas amanda atau saat berpapasan di tengah jalan, dan terkadang saat Januar sedang berkumpul bersama teman-temannya kemudian tertawa kecil dengan suara rendah.
Sayang, Amanda bukanlah gadis percaya diri nan pemberani, ia hanyalah gadis pemalu yang rendah diri. Amanda akan segera masuk ke dalam kelas jika Januar akan melewati koridornya, Amanda akan menundukkan kepalanya berpura-pura melihat jam tangannya ketika berpapasan, dan Amanda akan bersembunyi di kerumunan jika sedang berada di kantin.
Tunggu! Tahan dulu semua cacian kalian yang menganggap Amanda adalah gadis bodoh atau apapun itu, karena kalian tidak tahu jika Amanda akan selalu menoleh ke belakang untuk menatap punggung Januar yang semakin menjauh dengan pipi yang bersemu merah dan pikiran melayang berandai-andai.
"Min! Dia bentar lagi lewat Min!" pekik Amanda tertahan sambil mengguncang-guncangkan bahu Jasmine.
"Ya udah sana keluar aja, sekalian tebar pesona." Balas Jasmine tetap berkutat dengan novel di tangannya.
Amanda menggelengkan kepalanya tegas, "gak mau ah, nanti kalo aku ngelakuin sesuatu yang bikin dia ilfeel gimana? Kalo aku cakep sih gak papa bebas mau ngapain aja, masalahnya kan aku kayak gini, Januar mana mungkin suka sama aku." Ucapnya masih menatap jendela kelasnya yang mengarah langsung ke koridor.
Jasmine menutup novelnya, "kayak gimana? Jelek maksudnya? Gini ya Manda, kamu tuh gak jelek."
"Min, gak usah muji aku gitu! Kamu pasti cuma ninggiin hati aku kan? Kamu tuh jujur aja, kalo kamu juga nganggep aku jel-" "Dekil." Potong Jasmine dengan cepat untuk menghentikan perkataan yang keluar dari mulut sahabatnya.
"Hah?"
"Kamu tuh gak jelek! Tapi dekil, kucel, kumel, dan jarang mandi."
"JASMINE JAHAT!!" pekik Amanda nyaring membuat semua temannya yang berada di dalam kelas langsung menatap ke arah mereka berdua yang sedang berada di bagian depan kelas.
Ahh... bukan hanya teman sekelas Amanda yang dibuat kaget oleh pekikan itu ternyata. Tanpa Amanda dan Jasmine sadari, Januar yang berjalan di belakang teman-temannya pun ikut menatap kaget melalui celah pintu yang sedikit terbuka.
Lelaki itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, kemudian memalingkan wajahnya. Mencoba menenangkan jantungnya yang tiba-tiba berdetak kencang.
...
"siang, bu!" ucap Amanda ketika berpapasan dengan seorang guru perempuan paruh baya di tangga, kemudian mencium tangan guru tersebut.
"Aduh... nak, ibu minta tolong bawain buku-buku ini ke kelas 12 IPA 4, suruh bagikan saja! Karena lusa mereka ulangan, biar bisa mereka pakai belajar." Ucap guru tua tersebut.
"Ohh... oke bu!" Amanda meraih setumpukan buku tulis dari tangan gurunya, "makasih ya, nak!"
Amanda berjalan ke arah 12 IPA 4. Sambil membaca-baca nama para pemilik buku, ia bergumam kecil menyebut kelas tujuannya, "dua belas IPA empat... dua belas IPA empat... dua belas IPA em-"
Tubuh Amanda membeku seketika, 'Januar' nama yang tertulis di salah satu buku bersampul cokelat itulah yang membuat terdiam. Amanda baru menyadari kalau pujaan hatinya, berada di kelas tujuannya. Amanda panik! Ingin sekali rasanya ia menitipkan buku-buku itu ke orang lain agar ia tak perlu berolahraga jantung dengan bertemu Januar atau kalaupun boleh, ingin sekali dirinya meletakkan buku-buku tersebut di depan pintu kelasnya, tapi bagaimana kalau hilang? Lagipula, ia sudah berdiri di depan kelas 12 IPA 4.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Januar!
Short StoryJanuar namanya. Seorang laki-laki yang beberapa bulan lagi berumur 18 tahun. Laki-laki dengan perawakan tinggi, mata dengan tatapan tajam, dan berbibir tipis sedikit pucat. Jika dilihat secara sekilas mungkin tak ada yang menarik, tapi tunggu hingga...