"Yes Mother, I'll be back before Thanksgiving," ucap Vernon ke arah speaker smartphone di tangannya.
Cowok itu lalu menghela napas. "No, aku aja nanti yang beli tiketnya sendiri, alright? There's no need to send a private jet, seriously," ucapnya dengan muka yang beneran capek, sementara Lisa di sebelahnya udah menahan tawanya yang mau meledak.
Mereka emang udah kenal lumayan lama, jadi seharusnya Lisa udah mulai terbiasa sama how ridiculously rich her boyfriend's mom is, tapi ya tetep aja ngedenger debat kayak gini tuh lawak banget??? Plus the fact that ini konteksnya emang beneran serius doesn't help either.
"Yes, I will tell George to pick me up, dan aku pasti akan e-mail tiketnya juga ke Ibu. Just relax, Mother. Talk to you soon, love ya'." Vernon menutup telfonnya dan menatap mata Lisa, bikin mereka berdua langsung kompak ketawa as if on cue.
"You know, gue seneng sekarang udah bisa deket sama Ibu, but I swear she's getting more and more protective." Vernon menghempaskan badannya ke kasur di sebelah Lisa, bikin tempat tidur di kamarnya which located at Bobby's house itu berguncang pelan.
"Ya wajar lah, namanya juga nyokap? Lo juga pasti khawatir kan, if your only child is living alone so far away from home?" Lisa merapikan bed head cowoknya yang masih urakan banget, which kinda understandable karena dia tadi langsung ngejawab telfon dari Jeanine the second he woke up.
Vernon mengangkat bahu. "I guess I would be, tapi masalahnya gue kan udah 19? Awalnya gue nggak masalah harus nelfon tiap hari, tapi orangtua kalian semua juga mayoritas di luar negri, and no one else has has to call their mother everyday," keluhnya, bikin Lisa langsung menepuk dada telanjang cowok itu pelan.
"Kan kasusnya beda, Hansol. Hubungan lo dan Aunt Jeanine sempet merenggang buat beberapa tahun, jadi pasti she's trying hard to not to let it happens again. Lagian kan orangtua kita semua punya pasangan, while all she has left is you," balas Lisa sambil tersenyum kecil, yang dibalas dengan gesture serupa oleh Vernon pada akhirnya.
Lisa yang selalu bertingkah hyperactive bareng Rosé dan Mark emang sering banget bikin dia dikirain lebih muda dari Vernon, but sometimes it changed when it's just the two of them. Mentality cewek itu yang kuat dan her positive way of thinking udah cukup sering ngebimbing Vernon dalam hidup dia, baik itu dalam perkara kecil atau besar.
"What would I be without you, Lumière," gumam Vernon pelan sambil menarik Lisa ke dalam pelukannya, sementara yang dipeluk cuma tertawa pelan.
"A hot mess probably. Ayo bangun, lumayan jauh loh perjalanan kita."
***
Beberapa bulan udah berlalu semenjak Vernon tau fakta kalau ayahnya dan Sofia udah meninggal dunia dan nggak ada satu bulan pun dimana dia dan Lisa nggak ziarah ke San Diego Hills minimal sekali. Malah temen-temen mereka yang lain juga kadang ikut kalau emang mereka lagi senggang.
Cowok yang udah selesai berdoa itu lalu menoleh ke arah Lisa yang masih memejamkan mata, entah berdoa dan/atau bicara apa dalam hatinya ke Jiho dan Sofia. He asked her about it once, but she refused to tell him.
KAMU SEDANG MEMBACA
[5] It's Inevitable, Really | Astro × BlackPink × NCT × Seventeen × Wanna One
Fanfiction"If you wanna be my lover, you gotta get with my friends." - Spice Girls' Wannabe. Book 5 of BlackPink × The Brondong(s) series. They are related, but can be read as stand-alone if you want. If you can't comprehend the pairing, the style of writing...