Hunted: Chapter 52 (Aeternus Glacies)

757 60 10
                                    



Naomi muncul dari salah satu duri es yang runtuh sambil memegangi bahunya yang terluka akibat tusukan dari Sinka. Diikuti dengan Ayana yang muncul di sisi yang berseberangan dengan Naomi. Langkahnya tertatih sementara mata kirinya ia tutupi dengan tangan. Terlihat darah yang mengalir dari balik tangan yang menutupi matanya tersebut.

“Sialan! Mata kiriku sampai dibuat kewalahan seperti ini. Mengerikan! Masih untung mata kiriku ini masih bisa digunakan.” Gumam Ayana sambil melangkah mendekati Nabilah dan Sinka yang berseru ketika melihat dirinya.

“Kurang ajar! Bagaimana bisa aura keberadaannya tidak dapat kudeteksi?!” seru Naomi. Ia masih terdiam memperhatikan gerak-gerik mereka, khususnya Ayana yang sempat mendaratkan pukulan dengan sangat keras tepat di bahunya yang terluka.

“Matamu! Kenapa matamu?!” seru Sinka panik ketika ia melihat mata kiri Ayana yang berdarah.

“Ini bukan saatnya---“

SLASH!!!

Keberadaan Naomi yang tiba-tiba saja muncul di tengah-tengah mereka membuat Ayana tidak sempat menyelesaikan kalimatnya. Dengan pedang es yang ia tebaskan tepat di hadapan wajah Ayana, Naomi membuat jarak di antara mereka berdua.

“Eh?! Kenapa tidak kena?!” seru Naomi terkejut karena seharusnya, perhitungannya mengatakan bahwa tebasannya barusan dapat langsung memenggal kepala Ayana.

“SINKA!!!” geram Naomi saat menyadari pijakan kakinya berubah menjadi es yang licin.

“Yo! Ada Aku juga di sini.” Sahut Nabilah.

FROOSSH!!!

Satu tebasan dari pedang api Nabilah seolah menjadi bayaran atas apa yang baru saja ia terima.

“Kamu lupa?” tanya Naomi dingin sambil mengayunkan tangannya yang tidak sedang menggenggam pedang. Tangan tersebut ia ayunkan tepat di hadapan kobaran api Nabilah yang menari liar di hadapannya hingga dalam sekejap membuat api tersebut membeku seperti apa yang ia lakukan sebelumnya.

“Terus Aku?” tanya Ayana polos.

BUAKK!!!

Lagi, pukulannya berhasil mendarat dengan indah di wajah Naomi, dan kali ini tinjunya ia lapisi dengan lapisan tanah yang benar-benar keras. Membuat Ayana tersenyum puas penuh kemenangan.

“Kamu? Kenapa memang?” balas Naomi datar. Membuat senyum di wajah Ayana perlahan memudar. Digantikan oleh ekspresi terkejut yang tergambar jelas di wajahnya.

Terlihat wajah Naomi yang retak. Beberapa lapisan es transparan yang melindungi wajahnya, rontok berjatuhan dan berkat lapisan es tersebut jugalah, Naomi tidak merasakan apapun dari bogem mentah yang mendarat di pipi kanannya.

“Gila! Sudah seperti ini serangan kami belum ada yang masuk?!” seru Ayana terkejut.

CRAASSHH!!!

Satu tombak es berhasil menembus pundak Ayana. Serangan balik yang dilancarkan kapten penghuni atas tersebut tidak dapat dihindari ataupun diantisipasi. Apalagi dari jarak dekat seperti itu, mengingat gerakan Naomi sebelumnya tidak dapat ia ikuti hingga membuat mata kirinya berdarah karena terlalu dipaksakan.

“Ayana!” seru Sinka.

“Kau berteman dengan orang-orang lemah, dut” Sahut Naomi ketika dirinya berpindah tempat dengan cepat ke arah Nabilah lalu menancapkan kembali tombak es nya di kaki Nabilah hingga membuatnya tersungkur.

“Lihat? Kakak masih memberimu kesempatan untuk bergabung. Ayo---“

CRASH!!!

“Harus kujawab berapa kali pertanyaanmu itu, Kak?!” geram Sinka saat dirinya bergerak cepat menghunuskan trident yang tiba-tiba ia ciptakan dari es di kedua telapak tangannya.

“Ooh… Trident?!” gumam Naomi sedikit terpukau ketika melihat apa yang berhasil menggoreskan luka lain di wajahnya.

“Kami belum selesai!” seru Ayana dan Nabilah menyerbu Naomi bersamaan.

BLARRR!!!

Pukulan gabungan mereka berdua, dengan api yang sama-sama berwarna merah di masing-masing kepalan tinju mereka, membuat ledakan dari serangan mereka tidak dapat terelakkan. Namun dari ledakan tersebut bukan asap yang membumbung tinggi, melainkan uap. Uap yang tercipta ketika perisai es Naomi berhasil melindunginya dari serangan tersebut.

“Astaga! Masih bisa di tahan?!” seru Ayana.

“MASIH BELUM!” seru Nabilah menambah daya gedor serangannya dengan tendangan yang ia hantamkan tepat di tengah-tengah perisai tersebut.

Season 2 Hunted (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang