Bab 29: Bagaimana Cara Mendekati Pria

6.7K 957 271
                                    

Naka menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Harum bunga mawar bercampur bedak lembut berhambur di seluruh kamar. Rasanya seperti ada ribuan bayi yang merangkak di segala penjuru arah karena wanginya yang mirip dengan manusia kecil nan imut itu. 

Sambil memperhatikan langit-langit kamar Naka sedang berpikir. Dia baru saja selesai mandi, mengeringkan rambut lalu tidak ada tugas dari sekolah yang harus dikumpulkan minggu ini. Karena Naka tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler jadi tentu saja dia juga tak punya tugas diluar akademik. Singkatnya hari ini Naka tidak memiliki aktivitas.

Mengetahui hal itu Naka jadi bertanya-tanya, mengingat kondisinya yang tidak stabil alias banyak kemungkinan dari 2 pilihan yang ada. Apakah Naka bisa merasakan kelelahan setelah pulang sekolah seperti ini lagi? Atau perasaan kesal saat guru memberikan banyak tugas tapi ketika tidak ada satu pun tugas Naka malah merasa dirinya seorang pengangguran yang tidak mengerti mencari kegiatan duniawi. Apakah semua hal yang dia rasakan dan biasa dia lakukan itu akan bertahan dalam waktu yang lama? 

Naka sendiri tidak yakin. Tapi membayangkan dirinya sendirian naik ke alam baka tanpa teman-teman, Eyang, Ayah, Gastra … membuat Naka cukup menutup mata, menggelengkan kepala kemudian mendesah. Tidak. Naka tidak ingin.

Namun, ketika dia membuka mata dan memandang tangannya. Simbol love yang bersinar di sana tidak lagi penuh. Naka jadi tahu jika dia sudah menyia-nyiakan waktu dan seharusnya Naka melakukan sesuatu supaya bisa mempertahankan kehidupannya.

Kembali merasa semangat Naka pun terduduk, dia segera mengambil ponsel lalu mengecek grup. Rupanya banyak pesan masuk yang berdatangan dari teman-temannya pun grup kelas yang menanyakan tentang pekan festival akhir bulan nanti.

Ah, benar. Naka baru ingat kalau setiap tahun Ibish High School selalu mengadakan pekan festival di akhir bulan penghujung tahun. Dan ketua kelas Naka sedang mengajak mereka berdiskusi mengenai rencana rapat pembentukan panitia dan peserta festival.

Biasanya Naka enggan ikutan, dia hanya menjadi supporter alih-alih memilih antara panitia atau peserta sebab Naka malas ribet, malas keringatan dan malas rapat tiap pulang sekolah. Selain itu Naka lebih tidak suka lagi karena tidak ada Gauri dan Ishya, Sora pun tidak bisa ikut karena dia selalu les sepulang sekolah.

Namun, tampaknya Naka mulai tertarik ikutan. Dia tidak tahu apakah nanti dia berhasil menemukan roh nomor 666 tapi bagaimana kalau sambil mencari Naka juga mencoba hal-hal yang sebelumnya tidak pernah dia lakukan? Seperti membuat persiapan di tengah situasi yang mengerikan.

Mungkin hanya Naka yang berpikir demikian di saat taruhannya adalah nyawa sendiri.

Gadis itu tertawa, dia pun mengabaikan grup kelas dan beralih kepada grup bertuliskan "The Awesome Four" dengan foto profile wajah Naka bersama ketiga temannya.

Naka: guys!!!

Ishya: dewi cantikku! Akhirnya kamu online juga. Duh, apa sih yang sedang kamu lakukan sampai sulit sekali dihubungi?

Naka merebahkan kembali tubuhnya lalu mengambil bantal seraya mengetikkan balasan.

Naka: maaf, maaf! Aku habis mandi.

Sora: apakah kamu baru pulang?

Naka: tidak, aku sudah pulang dari tadi

Sora: lalu kenapa kamu baru mandi? Kamu yakin tidak baru pulang?

Gauri: wah, apa ini? Apakah Tuan Putri Sora sedang menginterogasi anak imut bernama Kanaka?

Ishya: Sora, berhenti untuk kepo. Inilah alasan kenapa banyak cowok yang memilih putus setelah pacaran beberapa hari denganmu. Kamu terlalu over

Sora: apa yang salah dengan sikapku? Wajarkan jika aku bertanya? Lagipula dalam suatu hubungan pacaran kami perlu tahu apa yang terjadi

Gauri: iya tapi nggak harus setiap detik laporan keles!! 

Mencairkan suasana yang mulai panas karena tampaknya Sora akan meledak jika terus dibahas tentang para mantannya. Naka pun mengalihkannya ke siang hari ketika mereka berkumpul.

Naka: aish, apa ini? Sora sepertinya sangat ahli dalam percintaan. Tadi siang kamu diam saja mengapa di sini kamu bisa mengatakannya dengan sangat lancar? Apakah kamu seperti ini untuk membantu Ishya?

Sora: cih, jangan harap.

Gauri: jika Sora yang membantu alih-alih kamu, yang ada naskahnya bukan lagi tidak terima tapi disobek-sobek depan muka! Hah! Penghinaan yang lebih parah untuk seorang Ishya-ku yang kelak akan jadi sutradara hebat ini.

Ishya: aku tidak mau ikut campur.

Sora: bagus Ishya, kamu berada dipihak yang tepat.

Ishya: —tapi aku setuju dengan Gauri. Idemu soal hubungan romansa itu sangat buruk, Sora. Aku butuh portofolio untuk mendapatkan beasiswa ke Academic Film di New York.

Naka terkekeh. Yaaa … seperti inilah kehidupannya selama ini. Dia dapat tertawa karen terhibur oleh sikap teman-temannya yang sering beradu mulut.

Naka: sudah, sudah. Dari pada kalian terus meledek Sora lebih baik bantu aku.

Sora: ada apa? Kamu mendapatkan masalah?

Ishya: omg, pretty Naka! Siapa yang sudah membuat masalah denganmu?

Gauri: kalau kamu katakan padaku sekarang, aku akan segera mengeluarkan sarung tinju untuk menghajarnya Kanaka.

Naka: Oh, astaga, teman-teman tolong tenang dulu … aku hanya ingin bertanya bagaimana cara untuk mendekati seorang pria?

Tidak ada jawaban tapi mereka semua telah membacanya. Naka jadi gelisah sendiri.

Naka: aku bertanya karena aku ingin membantu Ishya …

Ishya: Kanaka, aku cinta kamu! Sangat!

Gauri: fyuhhh~ kukira kamu benaran menyukai seseorang. Ah tapi untuk menjawab pertanyaanmu aku tidak tahu apakah ini bisa membantu atau tidak.

Naka: apa? Apa?

Gauri: biasanya aku akan sering menggendong dan mengelusnya, kadang-kadang aku juga mengajaknya jalan dan berbicara terus. Tapi ini untuk kucingku yang berjenis kelamin jantan. Mungkin saja kan bisa diterapkan untuk pria juga mengingat mereka satu jenis.

Ishya: Gauri, tolong, lebih baik kamu diam.

Naka: kamu benar-benar tidak membantu, Gauri :)

Naka: Sora, apakah kamu punya ide?

Naka memgerutkan kening saat tiba-tiba Sora memgirimkan banyak voice note. Rupanya itu adalah rekaman suara dari beberapa orang yang ditanyai oleh Sora, diketahui mereka adalah pelayan yang mengurus rumah, kedua orang tua Sora hingga sopir dan satpam rumah. Sora sungguh-sungguh menanyakan bagaimana mendekati dan mengambil hati seorang pria.

Salah satu dari sekian banyaknya suara yang hilir mudik di pendengaran Naka, gadis itu menangkap satu pesan yang diusulkan oleh pelayan rumahnya. Orang itu mengatakan jika seorang pria menyukai wanita yang pandai memasak, jadi dia menyarankan untuk mencoba membuat satu makanan kesukaannya. Sebab dulu waktu dia masih muda, dia pernah mempraktekkannya dan berhasil.

Mengetahui itu Naka jadi ingin mencoba, tapi kemudian dia teringat kalau dulu Naka sudah membuatkan Gastra nasi goreng. Rasanya akan sangat membosankan karena itu adalah makanan yang selalu disantap oleh Gastra. Naka ingin memberikan Gastra sesuatu yang beda, makanan yang jarang bahkan hampir tidak pernah disentuh oleh laki-laki itu.

Berpikir keras, Naka pun menemukan satu ide. Dia ingat jika saat Gastra ulangtahun yang ke 13. Naka menghadiahkannya cookies, Gastra yang tadinya enggan berbicara pada Naka mendadak memuji setelah memakannya. Lelaki itu sangat menyukai cookies buatan Gastra, sebagaimana anak panti selama ini menjadikan cookies sebagai cemilan favorite.

Dengan semangat penuh Naka pun meloncat dari ranjang kemudian mengganti pakaiannya untuk mulai membuat satu cookies untuk Gastra.

Ya, Naka akan memberikan Gastra kue kering paling manis dan enak. Semanis rasa cintanya pada laki-laki tampan itu. 

Naka's MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang