Hi, Hello
*
*
*Hyunwoo mengayuh sepedanya dengan cepat untuk sampai ke kampus. Setelah mendapat pemberitahuan dari Jaebum mengenai pengumuman seleksi dance yang dilaksanakan Sabtu kemarin, Hyunwoo tidak mau telat. Apalagi ini sudah menjadi seleksi yang ketiga kalinya bagi Hyunwoo. Kali ini Hyunwoo harus bisa pergi ke Amerika. Harus!
Hyunwoo menjatuhkan sepedanya asal dan segera berlari masuk ke dalam. Yah, seperti dugaan Hyunwoo, mading kampus penuh oleh orang-orang dari jurusannya.
"Yaaa! Minggir. Kau sudah lihat kan? Kenapa masih di sini saja?!" sentak Hyunwoo.
Orang di depannya itu seketika menyingkir dari hadapan Hyunwoo.
Begitu longgar, Hyunwoo pun menempati posisi di depan kertas pengumuman. Dilihatnya satu per satu nama orang di daftar. Ia tertawa saat menemukan nama Jaebum di posisi ke dua puluh alias terakhir. Ia pun menelisik ke atas satu per satu.
Nihil.
Karena merasa salah lihat, Hyunwoo kembali mengabsen satu per satu dari bawah. Sudah sampai lima kali dan tetap tidak ada nama Son Hyunwoo dalam daftar.
"SIAL!!!" Hyunwoo menyobek kertas pengumuman dan membuangnya asal. Padahal di belakangnya masih ada beberapa orang yang ingin melihatnya.
"Hyunwoo mulai mengamuk lagi."
"Ya, pasti dia tidak masuk lagi."
"Dia memang payah. Tapi selalu sok pintar."
"Kita pergi saja."
Gunjingan itu, semua terdengar nyaring di telinga Hyunwoo. Ia tak membalasnya. Bukan apa-apa, hanya saja Hyunwoo sudah lelah meladeni hal tersebut. Itu akan membuatnya semakin terlihat pengecut.
Ponselnya bergetar. Ada satu pesan masuk dari Jaebum. Pasti dia sedang menertawai Hyunwoo sekarang.
From: Jaejae
Kami menunggumu di tempat biasa.Hyunwoo hanya berdecak dan memasukkan lagi ponselnya.
XXX
"Hyunwoo datang," Jaebum berbisik pada beberapa orang yang ada di meja dan terdiam saat Hyunwoo sampai ke meja mereka.
"Kenapa pada diam? Kalian membicarakanku kan? Teruskan saja," Hyunwoo melepas tasnya dan menaruhnya di bawah.
"Tidak. Bukan begitu," sahut Jaebum.
"BI, AKU PESAN WINE!" Hyunwoo berteriak seakan posisi sang penjual berada di jarak seratus meter.
"Kenapa kau pesan lagi?! Kita sudah pesan sepuluh botol. Apa masih kurang?"
"Untuk menyiram kepalamu. Paham?!" sindir Hyunwoo amat kesal.
Bukan hanya Jaebum, orang-orang di sekitarnya juga ikut bergidik. Mereka tau kalau Hyunwoo akan begini karena lagi-lagi tidak bisa pergi ke Amerika.
"Apa kau kesal karena tidak masuk dalam daftar?"
"YA! KARENA ULAHMU!"
"K-kenapa aku?" Jaebum bertanya.
"Tentu saja. Bagaimana bisa aku tidak masuk sementara kau masuk walau berada di posisi terakhir? Ini tidak adil. Harusnya kita sama-sama tidak pergi ke Amerika biar adil. Hahaha," tawa Hyunwoo akhirnya berbunyi nyaring.
Jaebum yang semula takut karena sikap Hyunwoo, kini bisa bernafas lega kala temannya itu bisa tertawa lagi.
"Hei, masih ada kesempatan lagi tahun depan."
"Tahun depan kau bilang? Apa kau menyuruhku untuk tidak lulus? Bodoh!" Hyunwoo memukul kepala Jaebum keras-keras.
"Ahhh, benar juga. Kita sudah berada di tingkat akhir. Maaf."
"Sudah lah, aku pulang saja."
"APA KAU GILA? KAU BARU SAJA DATANG. YAAAKKKK!!"
Hyunwoo hanya melambaikan tangan dan bergegas menaiki sepedanya.
XXX
Di sekitar jalanan Gangnam, Hyunwoo memilih menuntun sepedanya. Seperti biasa, jalanan Gangnam selalu ramai di malam hari. Hyunwoo sangat suka menikmati hal tersebut. Apalagi bila ada perkumpulan anak-anak yang menari di jalanan, Hyunwoo pasti menghentikan sepedanya dan melihat aksi mereka terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk pulang.
Tapi akhir-akhir ini pertunjukan itu tidak terlihat. Mungkin mereka pindah tempat.
Langkah Hyunwoo terhenti di depan sebuah toko baru dengan lampu yang super terang. Setelah mengamati sebentar, ternyata di dalamnya terdapat game arcade.
"Hai," suara itu mengejutkan Hyunwoo.
Sebuah maskot dengan tampilan layaknya hamster itu menghampiri Hyunwoo. Ia sempat menari-nari di depan Hyunwoo. Hingga akhirnya menyerahkan selebaran pada pria tersebut.
Hyunwoo membaca sekilas isi di kertas. Kemudian membuangnya begitu tau bila isinya hanya berisi pengenalan game arcade yang ada di toko di sampingnya.
"Hai," lagi-lagi ucapan itu yang terdengar oleh Hyunwoo.
Sepertinya suara itu merupakan rekaman yang di putar berulang-ulang. Pasalnya Hyunwoo mendapati suara itu semakin tersendat-sendat. Padahal Hyunwoo hanya mendengar kata "Hai" saja.
Hyunwoo menoleh. Ia kembali menemukan maskot itu menyodorkan kertas yang ia buang tadi padanya. Kali ini dengan penuh paksaan. Maskot itu sepertinya kesal. Walau tampilan luar tetap tersenyum lebar.
"BAIK LAH BAIK, AKU TERIMA. KAU PUAS?!" Hyunwoo menggertak.
Sementara maskot itu memberi kedua jempol tangannya ke depan wajah Hyunwoo.
Hyunwoo langsung menaiki sepedanya dan bersumpah tak akan pernah mampir ke tempat itu lagi.
XXX
TBC
INI APAAA????!!! HAHAHAHA NGGAK TAU INI FF APAAN, POKOKNYA MUNCUL AJA DI OTAK PAS LAGI MALES NGAPA-NGAPAIN.
SERIUS TADINYA NGGAK MAU BIKIN FF BARU KALO SI TETANGGA BELUM KELAR BERANTEM, TAPI KALIAN TAU LAH MEREKA NGGAK BAKAL KELAR BERANTEM YEKAN.
YANG MAU BACA SILAKAN, YANG ENGGAK JUGA GAUSAH DIBACA! /ga
SALAM KETCUP DARI SAYA YANG HINA 😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Hello [TAMAT]
Fanfiction(Hi Hello) Setelah kita mengatakan ini satu sama lain, cerita kita dimulai lirik by Day6 - Hi Hello