Hai...aku update lagi!
Btw...aku tampilin lagi gambaran Aubrey,menurut versi ku sendiri.hehe...
Happy reading.semoga kalian pada suka.
****************
Satu tangan David beralih memegang pipi Aubrey,di sapunya lembut dengan ibu jarinya."
"Aku merasa lega kau tak ambil pusing dengan perbuatan orang bodoh yang tak punya kerjaan seperti itu."
"Aku sendiri tak akan tinggal diam melihat kekasihku di perlakukan seperti ini."
Aubrey hanya tersenyum menatap lelaki di depannya itu.
"Apa kau mau berjanji padaku?"
Pinta David."Untuk?"
"Untuk tidak menyembunyikan perasaan apa pun pada ku.
Jika kau merasa sedih,marah,atau pun takut.ku harap.. disini!."david menunjuk bahunya."tempat pertama yang kau butuhkan sebagai luapan segala perasaan mu."Kemudian David menarik Aubrey ke dalam pelukannya,dia tau kekasihnya itu tidak dalam keadaan baik-baik saja.
"Kau selalu tau apa yang kurasakan,tanpa perlu repot-repot memberi isyarat agar kau mengerti."
"Kau melihat apa yang tak bisa orang lihat hanya dengan menatap ku."
"Kau membuat ku mengakui kerapuhan ku saat aku pura-pura tegar.
Batapa beruntungnya aku memilikimu...David ."Batin Aubrey dibarengi dengan membalas pelukan David lebih erat.
**********
"Pasti orang itu sudah tak waras,sampai-sampai melakukan hal seperti itu."
Geram Jully mengacungkan sumpit yang berada di sela-sela jarinya, mengarahkan pada Aubrey dan Nick yang berada di depannya.
Kini mereka sedang menikmati makan siang di sebuah kafe yang tak jauh dari kampus.
Awalnya Aubrey berniat merahasiakannya,namun David terlebih dahulu memberi tahu Nick,dia berfikir siapa tau Nick bisa ikut mengawasi orang-orang yang terlihat mencurigakan,saat dia tak bersama Aubrey.seperti sekarang ini.
"Ngomong-ngomong di mana David?"
Tanya Jully yang tak melihat keberadaan lelaki itu sejak kemarin,dengan menatap kedua manusia di hadapannya.sedangkan yang di tatap hanya saling bertukar pandang,tanda tak mengerti.
David PoV
"Kenapa aku merasa ada yang di sembunyikan oleh Wanita itu?"
fikir David yang kini berada di rooftof kamarnya,dia masih teringat kejadian kemarin yang sampai saat ini masih menghantui fikirannya.
Flash back on
''Oh..C'mon Ken,bantu adik mu ini.kau tau kan kalau ibu sulit sekali untuk di bujuk,harapan ku satu-satunya hanya padamu."
David meminta agar Ken mau membantu merayu ibu nya,yang tak akan melibatkan dirinya dalam ikut serta mengelola perusahaan milik keluarganya,David berfikir kalau belum saatnya dia masuk ke dalam dunia bisnis,karena masih ingin fokus pada study nya saat ini.
"Hm.ya!
Tenang saja,kau tak perlu khawatir,baik lah kalau begitu
Ku pegang kata-katamu,awas jika kau bohong,reputasi mu di depan Alice taruhannya."Canda David yang di barengi tawa oleh pria di sebrang sana.
Setelah memutuskan panggilannya,David pun mengantongi ponsel nya,dan meminum coklat panas yang sedari tadi di abaikannya,tak sengaja saat mata nya menyapu area restoran,David menangkap sosok Lily yang berdiri tak jauh darinya wanita itu hendak berdiri meninggalkan meja,sepertinya baru selesai makan. Tempat Lily hanya terpaut tiga meja dari belakang David.
Di lihatnya Lily sedang berbicara bersama temanya sambil berdiri dan hendak berjalan melewati kursinya.David pun langsung berpaling ke depan,setelah tau siapa wanita yang sedang berbicara dengan Lily.
"Bukan kah itu Sharon?"batin David.Sharon adalah
Sahabat dari mantan kekasihnya terdahulu,yang tak lain adalah Marissa.dan Sharon juga mengenal David dengan baik kala itu."Ah!,aku lupa kalau dunia ini begitu sempit,bukan hal yang tak mungkin jika mereka saling kenal."
Saat mereka melintas melewati lelaki itu.David di buat mematung seketika.
"Aubrey akan lebih sering mendapat kejutan dariku,bukan kah itu menyenangkan?"
Tawa mereka pun pecah,seakan tanpa beban,dan langkahnya semakin menjauh dr pandangan David.
"Kejutan apa yang di maksut?"
David semakin di buat bingung."Ap...pa mungkin Lily..."
Flash back off
*******TBC*******
Segini dlu ya!
Sory klo banyak Typo nyangkut di mana-mana.Next Chapter...
Msih ttp lanjut.Beri ★.jangan lupa.
Trimakasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
You
RomanceAubrey! Dulu..Aku pernah mengutarakan perasaan ku pada david.dia adalah sahabat ku. Katakan lah aku begitu agresif.biarkan saja! Itu lebih baik,dari pada harus memendamnya dalam hati.tapi...dia mengatakan bahwa berteman lebih nyaman. detik itu juga...