Soonyoung mengerjapkan sepasang mata sipitnya menatap mangkuk nasinya yang penuh dengan makanan, sangat tinggi seperti piramida.
"Soonyoung-ah, kau harus banyak makan sayur."
Ucap Jihoon sembari menyumpit sayur di nampan makanannya, dan menaruhnya di mangkuk nasi Soonyoung.Seokmin yang melihat itu tak mau kalah, ia menyumpit potongan daging di nampan makanannya, kemudian menaruhnya di atas mangkuk nasi Soonyoung.
"Protein juga sangat penting. Kekurangan protein bisa membuat rambutmu rontok. Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein-Keratin. Yang paling buruk ada yang disebut dengan Kwasiorkor, penyakit kekurangan Protein. Biasanya pada anak-anak kecil yang menderitanya, dapat dilihat dari yang namanya busung lapar, yang disebabkan oleh filtrasi air di dalam pembuluh darah sehingga menimbulkan odem. Simptom yang lain dapat dikenali adalah, Hipotonus, gangguan pertumbuhan, hati lemak."Soonyoung dan Jihoon hanya mengerutkan dahi mendengar penjelasan Seokmin dengan istilah-istilah Kedokteran yang sama sekali tak mereka mengerti. Apa tadi pagi kepalanya terbentur sesuatu? Tumben sekali otaknya encer, biasanya hanya diisi pikiran mesum.
"Ikan lebih baik dari daging."
Jihoon menyumpit ikan di piringnya, kemudian menaruhnya di mangkuk nasi Soonyoung. Mangkuk nasi Soonyoung benar-benar seperti piramida yang siap runtuh karena terlalu tinggi.Dua orang ini sedari tadi berlomba-lomba menarik perhatian Soonyoung dengan memberikan makanan di nampan mereka, dan kini semua lauk mereka sudah berpindah ke mangkuk nasi Soonyoung.
"Ah, kacang-kacangan juga banyak mengandung Protein.."
Seokmin masih saja dengan penjelasan tentang pentingnya Protein. Ia menyumpit kacang yang ada di nasinya, kemudian kembali memberikannya ke mangkuk Soonyoung."Tapi ikan juga sang–"
"SUDAH! SUDAH!! HENTIKAN KALIAN BERDUA!"
Soonyoung berdiri dari duduknya, berteriak sembari menggebrak meja dengan keras menggunakan kedua telapak tangannya.Seokmin dan Jihoon sama-sama terkejut, mereka bahkan hampir jatuh ke belakang bersama kursi yang sedang mereka duduki. Mereka sama-sama menatap Soonyoung dengan mata terbelalak.
"Kalian makan saja berdua. Aku tidak lapar!"
Soonyoung segera berjalan pergi meninggalkan meja. Melihat kepergian Soonyoung, Seokmin dan Jihoon kompak berdiri dari duduk mereka hendak mengejar Soonyoung. Namun belum sempat melangkah pria sipit itu membalikkan badan ke arah mereka.
"JANGAN MENGIKUTIKU!"
Kata Soonyoung sembari menunjuk Seokmin dan Jihoon menggunakan jari telunjuknya. Melihat hal itu membuat Seokmin dan Jihoon yang tadinya hendak mengikuti Soonyoung mengurungkan niat mereka, mereka kembali duduk, dan makan. Setelah melihat dua orang itu kembali duduk di tempat mereka, Soonyoung melanjutkan langkahnya pergi dari tempat tersebut."Ah, seharusnya ini jadi makan siang yang romantis, tapi karena......"
Seokmin bergumam kemudian melirik Jihoon yang duduk di seberang, mereka duduk saling berhadapan.Lirikan Seokmin seolah mengatakan pada Jihoon 'Ini semua karenamu'
Jihoon yang sedang makan kemudian mengangkat kepalanya, melotot pada Seokmin karena tak terima di beri tatapan di salahkan.
"APA LIHAT-LIHAT?!!"
Bentak Jihoon dengan mata yang membulat sempurna."Tidak apa-apa..."
Seokmin langsung menunduk, kembali lahap menyantap makan siangnya.Akhirnya siang itu Seokmin makan berdua hanya dengan Jihoon, ya, walaupun mereka sama sekali tak saling bicara. Seokmin takut kalau ia banyak bicara lelaki bertubuh mungil itu akan mencakar-cakar wajahnya. Tahu sendiri kan Jihoon itu seperti apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light A Candle In The Cold Night [SEOKSOON FANFICTION]
DiversosSoonyoung sudah mengenal Seokmin sejak lama, mereka adalah teman kuliah. Tidak ada yang istimewa, mereka hanya teman biasa, lagipula Seokmin sudah memiliki kekasih perempuan. Suatu hari, di hari yang hujan, semuanya berubah ketika Seokmin pergi ke r...