You {OngNiel/NielOng}

It Started with a Game

Kisah mereka diawali dengan pertemuan yang biasa-biasa saja tapi, tidak buruk juga. Meskipun rasa jengkel itu tetap ada karena salah satu dari mereka ada tipe pemaksa. Semuanya berawal dari sebuah game...

"Sial! Kenapa dia sulit sekali dikalahkan?"

Orang ini pasti menggunakan cheat. Daniel yakin 1000%. Tidak mungkin dia selalu menang sementara Daniel selalu kalah, 'kan?

GodDaniel : "Hei, bodoh. Kenapa kau menang terus, huh?"

OngSW : "Siapa yang kau panggil bodoh, bodoh? 'Kan kau yang kalah terus jika bertanding denganku."

"Sial," umpat Daniel.

GodDaniel : "Menyebalkan sekali kau. Baru menang 8 kali!"

OngSW : "Daripada kau, tidak pernah menang sama sekali. 😛"

"Ck! Dia benar-benar cari mati. Belum tahu siapa aku, hah?" Geram Daniel lalu meneguk habis jus jeruk yang dipesannya.

GodDaniel : "Hei, ayo bertemu."

Daniel mengirimkan pesan lagi pada pemilik akun OngSW. Dia tahu kalau lawan tandingnya ini adalah orang Korea juga sama sepertinya karena mereka selama ini berkomunikasi menggunakan bahasa Korea dan seingat Daniel, si OngSW ini juga berdomisili di Seoul. Agak lama menunggu, dia mendapatkan balasannya.

OngSW : "Sekarang?"

GodDaniel : "Tahun depan, ya sekarang. Kau dimana? Biar aku yang mendatangimu."

OngSW : "Maroon Café."

Daniel mengernyitkan dahinya, Maroon Café adalah nama kafe tempatnya berada sekarang. Daniel mengalihkan pandangannya keseluruh ruangan. Ketemu! Hanya ada seorang laki-laki yang duduk di sudut kafe sendirian dengan sebuah laptop. Pasti dia OngSW.

GodDaniel : "Oke. Tunggu sebentar."

Daniel menyimpan laptop dan kawan-kawannya kedalam ransel miliknya lalu berjalan menuju ke seseorang yang dia duga sebagai pemiliki akun OngSW.

"Hai," sapanya. Laki-laki itu mengalihkan pandangannya dari layar laptop kepada Daniel.

"GodDaniel?"

"Ya."

"Cepat sekali."

"Kebetulan kita bermain di lokasi yang sama. Siapa nama aslimu?"

"Ong Seongwoo. Jadi, ada perlu apa sampai kau meminta bertemu?"

"Kau tidak bermain curang, 'kan?"

Seongwoo tertawa pelan, "Astaga... Kupikir apa, ternyata kau hanya ingin menanyakan hal itu?" Seongwoo membenahi posisi duduknya, "Tidak, aku tidak menggunakan jalan pintas seperti itu. Aku sepenuhnya menggunakan otakku," sambungnya.

"Ayo tanding ulang," tantang Daniel.

Seongwoo melihat kearah jam tangannya lalu meringis saat menyadari bahwa dia sudah melewati  batas jam keluarnya.