1. Time Travel

1K 363 735
                                    

Jangan jadi silent readers ya. Spam komen+vote buat tinggalin jejak! Krisar/ada typo kasi tau. Oke sama-sama^^

Saran: pake background hitam + dengerin instrumen di mulmed biar lebih dapet feel-nya. Enjoy reading all!

 Enjoy reading all!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hitam. Legam. Ruangan ini sangat gelap gulita, tak terlihat ujungnya. Begitu yang ia lihat ketika kedua matanya terbuka. Ruangan ini benar-benar sunyi. Bahkan, hanya terdengar detak jantungnya yang terus berdegup kencang. Raisha sungguh tak mengerti dengan situasi yang tengah terjadi.

Di mana aku?

Ia pun menatap sekitar, bangkit dari posisi duduknya. Memegang kepalanya yang terasa pening.

"Aduh, sakit ...."

Setelah benar-benar sadar dan rasa sakit itu perlahan hilang, ia beranjak berdiri, lalu mulai mengayunkan kedua tungkainya.

Langkah demi langkah perlahan ia jalani.
Dengan keadaan jantung yang terus bergemuruh, serta sesekali menelan ludah saking tegangnya.

Raisha sungguh takut hal-hal mengerikan muncul di depan sana. Hanya berbekal sisa-sisa keberanian lah yang membuatnya terus berjalan demi menemukan jalan keluar, meski tengah berada di ruangan antah berantah seorang diri.

Tuk.

"Eh?" pekik Raisha pelan. Setelah sadar telapak tangannya menyentuh sesuatu.

Lalu, karena penasaran, ia pun meraba benda yang menghalangi jalannya. "Bahannya kayak triplek ...."

Ada apa ya, di balik dinding ini?

Sambil terus menerka-nerka, Raisha memilih untuk mengetuk dinding triplek di hadapannya. "Halo, ada orang di sana?"

Tidak ada jawaban. Sekitar kembali sunyi begitu Raisha terdiam. Sepertinya, benar-benar hanya ada dirinya di sini. Ia menghembuskan napas berat, dan memilih berbalik arah untuk meneruskan perjalanan ke arah lain. Berharap, segera mendapat pertolongan atau menemukan pintu keluar.

Kreek ....

Bola matanya membesar begitu mendengar suara di belakangnya. Seperti suara pintu tua yang terbuka. Dengan wajah sumringah, Raisha kembali menoleh sangat bersemangat.

Sayang seribu sayang, nasib buruk menimpanya. Seseorang yang berada di belakangnya tadi, justru menutup kepala Raisha dengan kain berwarna hitam.

"T-tolong! Lepasin aku!" teriak Raisha kencang, berharap ada yang mendengar dan datang menyelamatkannya.

"Berisik!"

Ia segera diseret ke dalam ruangan lain-ruangan di balik dinding triplek itu. Orang asing itu juga mendekap mulut Raisha, agar tidak berisik dan memancing orang lain datang.

Setelah benar-benar masuk dan pintu kembali ditutup, orang itu mendorong Raisha hingga tersungkur. Terdapat empat pasang mata yang sama-sama tengah menatap dirinya dari depan.

The Doer [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang