Bab 1 - An Angel Without Wings(Part 1)

8.1K 817 70
                                    

Bintang Angkasa. He just Like An Angel Without Wings. Tidak ada yang bisa menolak pesona Bintang si cowok most wanted disekolah. selain kegantengannya, sikap dan perilakunya juga menjadi alasan kenapa banyak cewek yang melihat Bintang akan langsung jatuh cinta. Termasuk juga Lami, dia jatuh kedalam kesempurnaan Bintang setahun yang lalu, dimana Lami belum memiliki teman sama sekali, dia adalah anak kelas sepuluh yang masih ingusan dan tidak tahu apa-apa. Saat itu, sepulang sekolah hujan turun dengan deras. Lami sudah menunggu hampir setengah jam dan Bundanya belum juga datang menjemput, tiba-tiba saja Bintang menghampirinya, mengajaknya berkenalan dan menemaninya sampai hujan reda dimana setelahnya mobil sedan hitam milik Bundanya terlihat. Keesokannya Lami baru mengetahui bahwa Bintang adalah senior kelas sebelas.

Mengingat itu semua membuat Lami senyum-senyum sendiri. Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Lami, buru-buru ia melempar foto Bintang dan menutupinya dengan bantal, setelah itu Lami memasang senyum cengengesan, meredam rona merah yang memenuhi wajahnya.

"Lamiiiiiiiiiii" Difa berlari masuk dan langsung memeluk Lami erat, meluapkan rasa rindunya setelah beberapa hari tidak bertemu. Di sekolah dia mendapat kabar dari Bunda Lami bahwa Lami tidak sekolah karena mendapat musibah. Sehingga saat bell pulang berdering dia langsung bergegas menuju rumah Lami bersama Jesica.

"Uuuuuu aneeeeeeen"

"Bau lo Dif, jangan meluk gue" Lami mendorong tubuh Difa, sementara Difa mengerucutkan bibir sebal. Jesica yang benci menye-menye hanya menatap geli tingkah Difa, berdoa di dalam hati semoga dia tidak tertular sifat Difa nantinya.

"Muka lo kenapa gitu?" Tanya Difa kesal karena melihat ekspresi Jesica yang menatapnya seolah-olah dia adalah bakso tikus. Difa mendengus, Jesica memang sahabat paling kacang sepanjang masa. Bukannya menyahuti Difa Jesica lebih mementingkan mengelusi bulu Minho-kucing milik Lami yang sedang tertidur di atas sofa.

"Nyebelin banget sih lo jes!" teriakan Difa membuat Lami meringis, menghawatirkan nasib rumah siput di dalam sana.

"Kalian kesini mau jengukin gue atau mau kelahi sih?" Lami memutar bola mata.

Difa teringat sesuatu mengenai alasan utamanya menjenguk Lami. Dia membawa kabar gembira untuk sahabatnya.

"Mi gue punya kabar gembira buat lo!" Difa berucap histeris.

"Kalo kabar gembiranya kulit manggis kini ada ekstraknya gue udah tau"

"ihhh gue serius juga"

"emang kabar apaan?"

Senyuman Difa tak tertahan, ia menarik nafas dalam-dalam lalu dalam sekali hentakan dia mengeluarkannya "KAK BINTANG NANYAIN ELOOO MIIII!! DIA NYARIIN LO KEKELAS"

Untuk beberapa saat Lami mematung, memastikan hal yang baru saja ia dengar bukan hanya halusinasi. "Ah bohong lo" dalam hatinya Lami berharap apa yang di ceritakan Difa memang benar.

"Iyalah beneran, ngapain juga gue boong. Mending dapet duit, lah ini? yang ada dapet dosa"

Cowok yang ia sukai mencarinya? bahkan rela mencarinya kekelas. Ini semua membuat Lami merasa seperti melayang-layang sampai ke stratosfer.

"Mi kalo lagi seneng jangan mangap gitu dong, kan malu maluin" ucapan Jesica menyadarkan Lami, ia segera mengembalikan ekspresinya seperti semula, tapi tidak bisa. Lami terlalu bahagia.

"Abisan gue seneng Bang-"

Semua percakapan terhenti saat Ranu masuk kekamar Lami. Wajah Ranu langsung memerah karena saat ini ia hanya menggunakan handuk yang menutupi bagian bagian bawah tubuhnya, yeah! Half necked. Ranu tidak tahu jika teman-teman Lami sedang berkunjung. Dia berniat menumpang mandi di kamar adiknya dan betapa malunya dia sekarang, secepat kilat Ranu keluar dan menutup pintu kamar Lami dengan cukup keras. Ketiga sahabat itu tertawa habis-habisan.

BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang