klub

48.7K 864 4
                                    

Rangga tengah menari-nari diantara kerumunan wanita di sebuah klub malam. Hingga sepasang tangan menariknya dari kerumunan dan membawanya ke dekat pintu keluar.

"Selly?" Dia kaget melihat teman kampusnya berada disana

Selly terus menariknya hingga ke luar klub "jangan bilang kamu lupa kerja kelompok kita" sambil menatap tajam ke arahnya

Memang benar rangga lupa itu, "ah aku ingat koq, cuman tadi ada keperluan mendadak" berusaha menutup nutupi

"Tapi sempet-sempetnya kesini?, kamu tau rani marah-marah dah keberapa kalinya kamu gak ikut kerkel" jelasnya

Rangga langsung merangkul gadis itu "ayolah, gak usah ceramah lagi pliss, maafin gue"

Gadis itu terlihat mengibas ngibaskan tangan karena mencium bau menyengat. "Kamu minum lagi?"

Rangga hanya nyengir dan memberi tanda sedikit ditangannya. Membuat selly marah dan berjalan lebih cepat darinya.

Laki laki itu segera menggapai tangan selly "hei, jangan marah lagi"

sudah hampir 4 tahun mereka menjalin persahabatan. Setidaknya mereka sudah sama sama saling mengenal sifat dan kekurangan masing masing.

"Berapa kali aku bilang, berhenti minum itu gak baik buat kesehatanmu, kalo sampek..."

Mendengar gadis itu terus mengoceh rangga langsung memeluk selly, itu satu satunya cara paling ampuh membuat gadis itu langsung terdiam.

"Banyak banget ngomongnya"

"Lepasin" gadis itu berusaha melepaskan diri.

"Gue lepasin asal janji gak marah marah lagi"

Demi menghindari posisi yang tidak nyaman itu akhirnya selly mengiyakan.

Rangga memutuskan mengantar selly hingga di apartemennya. Musim hujan membuat suhu udara disana menjadi dingin terutama di malam hari. Sebelum selly masuk mereka duduk terlebih dahulu di taman samping apartemen.

Berulang kali HP rangga berbunyi dari beberapa gadis berbeda. Seperti julukannya. Playboy kelas teri yang sudah punya ratusan mantan dari berbagai kalangan.

"Nggak kamu angkat?" Tanya selly

"Males, nanti aja" sambil mematikan HPnya

"Cewek yang keberapa aja itu?" Sindir selly

Rangga mengingat ngingat, karena terlalu banyak gadis yang ia pacari membuatnya lupa.

"Pasti gak inget, kebanyaan sih.. entah apa yang menarik dari cowok kayak kamu"

"Wajah? Tubuhku tinggi tegap.. aku dari keluarga kaya" sambil menyombongkan diri

Selly menggeleng geleng, "nggak masuk akal"

Rangga langsung memegang kepala gadis itu dengan kedua tangannya "tatap aku setidaknya 1 menit, aku akan membuatmu jatuh cinta dengan pesonaku" ucapan yang sangat percaya diri.

Selly tertawa terbahak bahak. "Kamu takut?" Ucap rangga

Selly menerima tantangan itu dan langsung mengarahkan tatapannya ke arah laki laki di hadapannya itu.

Mereka saling menatap mata satu sama lain. Hingga rangga melihat daun kecil jatuh dan menempel dirambut selly, ia langsung mengambilnya.

Namun perlahan-lahan tangannya malah mengelus rambut gadis itu yang sedikit berantakan karena angin. Perlahan terus turun hingga keleher. Tanpa disadari mereka saling tatap sudah melebihi satu menit, seakan terhipnotis satu sama lain.

Rangga mendekatkan wajahnya hingga nafas mereka beradu. Dia langsung melumat bibir gadis dihadapannya dengan lembut. Gadis itu terlihat kaget dan diam mematung tanpa perlawanan, dengan tangan memegang erat tali tasnya.

Hingga suara petasan mengagetkan mereka, selly langsung mendorong laki laki dihadapannya itu kemudian langsung menampar pipi rangga.

"Plak" seketika pipi rangga memerah.

"A, aku...." rangga bingung harus berkata apa

Selly langsung berlari menuju masuk ke dalam apartemenya dan bersembunyi di dalam selimutnya.

Apa yang terjadi!! Pikirnya sambil memegang bibir yang tampak memerah.

Dia kembali memukul mukul bantalnya apa aku bermimpi?

Dia kembali teringat kalau dia menampar rangga apa aku keterlaluan? Dia mulai merasa bersalah, namun sebagai seorang wanita dia memang sangat kebingungan apalagi rangga mencuri ciuman pertamanya.

Rangga sahabatnya yang sudah berteman sejak 4 tahun dengan selly, adalah tipe laki laki laki nakal/playboy, dikelilingi banyak wanita. Tak heran jika selly merasa marah atau dipermainkan olehnya

The JerkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang