15. Sebuah Titik Terang (Oh Stefi 2)

24 3 0
                                    

Sore ini aku kembali diajak oleh Rere makan malam bersama. Tetapi kali ini agak special karena.... Rere akhirnya mengenalkan aku dengan seorang laki-laki yang dia akui sedang dekat dengan dia......!!!!!

Akhirnya anak itu mulai juga membuka hati untuk seseorang. Setelah sekian lama, aku justru berharap semoga kali ini jadi. Dia sungguh-sungguh menemukan orang yang bisa membimbing dia. Hal itu sedikit menghibur diriku ditengah keadaan rumah tanggaku yang yah..... Sulit diungkapkan tapi aku sangat berharap Rere tidak mengalami hal buruk yang serupa denganku. Batinku.

Sampai tiba-tiba tak terasa laki-laki yang akan dikenalkan padaku itu datang. Akhirnya aku terpaksa mengakhiri lamunanku dan bergegas pergi dengan Rere dan laki-laki yang sepertinya akan jadi "calon" - nya. Menuju tempat makan yang direkomendasikan oleh Nathan, laki-laki yang saat ini sedang dikenalkan olehku.

Lalu tak berselang lama sampai juga kami di mall, yang disitu tempat makan rekomendasi Nathan itu berada. Kami segera melangkahkan kaki keluar mobil begitu mendapat tempat parkir, menuju dalam mall ke lantai dimana tempat makan rekomendasinya berada.

Namun ketika kami tiba ditempat yang dimaksud. Sedikit kecewa sejujurnya karena kami harus mendapati tempat yang ingin kami datangi penuh. Beruntung Nathan orang yang sigap sehingga kami bisa menemukan tempat duduk yang strategis.

Selain itu sedikit mendapat peruntungan. Kami tak perlu menunggu lama untuk segera dilayani. Hal itu membuatku berkesimpulan kalau memang pegawai ditempat ini semua benar-benar cekatan dan ditraining dengan baik. Karena pelayanannya sangat memuaskan.

Juga aku harus mengakui masakan ditempat ini sangat enak. Sungguh aku merasa mereka yang lain, yang juga harus berdesak-desakan untuk memesan makanan disini tidak akan merasa rugi. Karena apa yang mereka terima sungguh sesuai dengan apa yang "diperjuangkan". Batinku.

Lalu tak berselang lama, setelah kami hampir selesai makan. Nathan tiba-tiba saja mengajak aku dan Rere nonton dibioskop yang ada di mall ini juga. Kebetulan ada film baru yang bagus, sayang kalau tidak nonton. Usulnya.

Kami pun akhirnya menyetujui Nathan, dan membereskan bill. Segera menuju bioskop yang kami tuju begitu selesai makan. Maklumlah ini malam minggu sehingga kami mesti gerak cepat supaya bisa dapat tiket tanpa ngantri panjang.

Walau kenyataan yang mesti kami terima saat sampai di loket, kami harus antri panjang. Agak kecewa memang tapi mau bagaimana lagi. Kami pun akhirnya membagi tugas untuk Nathan antri tiket dan aku juga Rere membeli camilan.

Maka ketika kami yaitu aku dan Rere membeli cemilan sembari menunggu Nathan dapat tiketnya. Aku memutuskan untuk menceritakan masalahku dengan Rere. Berharap mendapat respon positif dari keputusanku pagi tadi.

"Em... Re, ada yang mau aku ceritain." kataku.

"Apa?" tanyanya.

"Aku, akhirnya mutusin buat coba menghubungi Stefan. Mau ngomongin masalah kami berdua." kataku.

"Bagus itu, aku harap kalian bisa menemukan titik baiknya." katanya.

"Tapi Re, jujur aku masih ngrasa ragu buat itu. Soalnya aku masih mikir mungkin pisah jalan yang terbaik." kataku.

"Stef, maaf aku mungkin tidak dalam kapasitas ini. Tapi sebenarnya aku tahu perpisahan dengan Stefan bukan sesuatu yang kamu mau. Karena yang kamu harapkan adalah dia menyadari kesalahannya dulu. Lalu sekarang, kenapa kamu tidak memakai kesempatan ini untuk mempertanyakan lagi apa yang sebenarnya ingin kamu cari dengan Stefan?"

"Re, jujur aku ngrasa masih ragu untuk semua itu. Apa Stefan akan mau menerima?"

"Stefi, kenapa kamu harus ragu? Kalau itu suatu hal yang memang ingin kamu jalani dengan Stefan, tidak ada salahnya untuk menanyakan hal itu. Bahkan jika Stefan menolak, hanya ada dua kemungkinan. Memang pandangan hidupmu yang keliru atau bisa jadi pandanganmu itu benar. Hanya saja dia ingin meyakini itu dengan orang selain kamu. Selebihnya, aku yakin dia akan bersedia kalau dia juga merasakan hal yang sama dengan kamu." katanya dalam.

Bak disiram air es. Hatiku merasa sejuk, dan aku berharap semoga kesejukkan ini juga terasa dihatinya....

Bantu vote dan komen ya
.... Cerita di part ini bener-bener aku dedikasikan buat mereka yang merasa bimbang dalam kehidupan rumah tangganya karena KDRT. Please bantu share juga ya.......




Filosofi Pasangan KopiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang