[Segitiga Bermuda] III

53 9 0
                                    

"Lo yang nelfon gue semalem.. lo gak inget??" Lelaki dihadapanku ini berujar dengan santai, masih dengan posisinya dan tertidur diranjangku dengan selimut yang menutupi tubuhnya.

"Gue nelfon lo?? Trus ngapain lo dateng??!! Trus... ituuuu...baju lo kemana !!! Astaga!!!" Aku hanya bisa berteriak histeris, lelaki ini beranjak dari tidurnya dan memungut bajunya yang berserakan di lantai.

Masih dalam mode shock, aku melihat keadaanku sendiri. Aku bersyukur, Tuhan masih melindungiku. Setidaknya aku masih menggunakan baju semalam dengan lengkap. Saat ini aku memandang lelaki yang kini duduk disamping ranjangku yang saat ini sedang memakai kaos nya.

"Lo ngapain pake lepas baju segala hun??" Tanyaku bingung, benar! Lelaki ini adalah Sehun.

"Gue gak bisa tidur kalau pake baju. Risih!...."

"Lo juga! Kenapa harus mabok hah!!" Sehun membentakku, membuatku berjengit kaget.

"Gue lagi pengen minum. Kenapa? Gak boleh?" Tanyaku sarkas dan beranjak dari ranjang lalu berjalan menuju kamar mandi. Meninggalkan Sehun sendirian.

"Gue gak maksut ngelarang elo Ri, tapi itu gak baik untuk rahim lo nantinya..." aku dapat mendengar suara Sehun yang sepertinya sedang berdiri didepan pintu kamar mandi. Aku sempat tersentuh, Sehun benar-benar peduli padaku.

"Gue mohon, jangan minum lagi." Lanjutnya membuatku tertegun.




###




Ini hari minggu, hari yang seharusnya di lakukan orang lain untuk bersantai. Tapi apa yang ku lakukan kali ini??

Aku sibuk berlatih menari hingga peluh membasahi seluruh tubuhku... kini aku sedang mempersiapkan debut solo ku, dengan sebuah lagu yang di buat langsung oleh Park Chanyeol. Ah! Dia memang sangat berbakat, lagu buatannya selalu sukses dipasaran.

"Istirahatlah.. sudah 3 jam nonstop kau berlatih" Chanyeol masuk kedalam ruangan dance dan duduk di sebuah sofa yang ada di sudut ruangan ini.

"Sebentar lagi, ada bagian yang belum ku hafal" ujarku, mengambil remote control dan menyalakan musik kembali, lalu menari. Tak kupedulikan pandangan Chanyeol yang kini menatapku seakan-akan ia bisa membunuhku dengan tatapannya.

Baru setengah lagu, Chanyeol mematikan lagunya dan menarikku duduk disofa.

"Cukup Ri.. kamu bisa cidera!"

"Enggak akan Chan.. aku masih kuat"

"Lain kali aku tidak akan sudi membuatkan mu lagu yang bergenre hiphop r&b lagi.. lebih baik aku melihatmu menangis karena sebuah lagu sedih, dari pada aku melihatmu kelelahan karena tari sialan itu" Chanyeol mengelap seluruh peluh di dahiku dengan sebuah handuk kecil milikku yang sejak tadi kutaruh di sofa, ia memang seperti ini.. sangat peduli padaku.

"Chan.." panggilku, Chanyeol masih terus mengelap peluh di keningku dengan telaten.

"Diamlah dan istirahat. Aku tak ingin melihatmu pingsan saat dipanggung debutmu nanti...." ucapnya terputus

"Dan kamu kenapa seperti ini? Ada masalah? Ayo ceritakan padaku!" Lanjut Chanyeol dan menaruh handuk kecil itu ketempatnya semula, sedangkan aku kini meminum airmineral beberapa teguk untuk menghilangkan dahaga.

"Chan.. bagaimana jika Sehun menyukaiku?" Tanyaku ragu, Chanyeol menaikkan sebelah alisnya

"Sehun?? Dia memang sudah menyukaimu sejak awal pertemuan kalian. Eh.. ya ampun!" Chanyeol menutup mulutnya dengan telapak tangan, seakan kini ia sedang tak sengaja membocorkan  sebuah rahasia negara yang teramat penting.

"Hah! Chan... bagaimana ini, dia tak boleh menyukaiku. bahkan kemarin ia mengungkapkannya padaku" aku menunduk, mengusap wajahku dengan gusar. Sehun tak boleh benar-benar menyukaiku. Sudah jelas apa itu alasannya.










###














PARK CHANYEOL POV



Jadi Sehun sudah mengatakannya?

Tapi kenapa ada rasa sakit didadaku?

Seakan-akan aku memang tak menginginkan jika Sehun dan Riana bersama..

Aku tahu, sangat tahu jika sejak awal Sehun sudah menyukai Riana. Bahkan sejak mereka bertemu di Bandara SoekarnoHatta setahun yang lalu, Sehun bahkan sampai menukar tempat duduk VIP nya pada seorang penumpang kelas ekonomi di pesawat tujuan Korea Selatan itu.

Kala itu Riana bahkan tak sadar jika selama dalam perjalanan mereka sudah bersama, bahkan sampai di dalam bus.. semua itu adalah akal bulus Sehun agar ia dapat berkenalan dengan Riana, dan berhasil. Lalu mereka berteman hingga saat ini, yang tentunya juga... kami bertiga menjadi teman baik, karena aku yang notabene sahabat Sehun sejak dalam kandungan.

Tapi kenapa aku merasa tak senang dengan kenyataan ini? Seperti Ada rasa takut tersendiri ketika Riana akan bersanding dengan Sehun nantinya, apa aku juga menyukai Riana?

Tapi Riana sudah seperti adikku, aku memang menyayanginya. Sesekali saat ia rindu kampung halamannya di Indonesia, ia bahkan tak segan-segan untuk menangis dalam dekapanku.

"Chan.. apa yang kau pikirkan?" Aku tersadar dari lamunanku, Riana kini beranjak dari duduknya, dan mengambil tas ransel berwarna hitam miliknya. Lalu berdiri di hadapanku

"Tidak ada..." ucapku terputus

"Ri.. jika kau memang menyukai Sehun, tak ada salahnya jika kamu menerima perasaannya, Sehun tulus menyukaimu" lanjutku yang kini berdiri didepannya.

"Kita berbeda Chan. Kau pasti tahu apa maksud ucapanku." Riana menunduk, rasanya ingin kupeluk tubuh kurusnya.











'aku tahu Ri.. kau juga mempunyai perasaan yang sama seperti Sehun.'
























TBC

IN THE RAIN (OSH/PCY) [COMPLATE ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang