CHAPTER 4 : FLASHBACK

9 3 0
                                    

"Saling memahami adalah ketika

Kalian saling menceritakan segala

Sesuatu tanpa rahasia dan tanpa kebohongan."

Flashback

Gadis itu terus memandangi wajah tampan milik pria itu. Pria yang sedang berdiri di samping tangga sekolahan. Pria itu bernama Kenzo. Yang memiliki nama lengkap Kenzo Nararya Putra. Kenzo memiliki wajah tampan dan memiliki pandangan nyata yang dapat membuat kaum wanita mudah jatuh cinta. Salah satunya yaitu Deeva. Kenzo yang semakin hari semakin memberikan pandangan nyata kepada Deeva, membuat Deeva makin mengaguminya. Kenzo yang sadar akan pandangan Deeva terhadapnya, membuatnya untuk mengampiri Deeva.

"Kamu kenapa? Kok dari tadi ngelihatin aku kaya' gitu?" tanyanya halus.

"Haa? Aku? A..a..ku nggak papa kok. Hehe." jawab Deeva sedikit gugup.

"Pasti kalau ditanyain jawabnya gitu."

"Hehe. Ya emang nggak papa akunya." jawab Deeva malu-malu.

"Yaudah deh. Nanti pulang sekolah, starbucks yuk!" ajak Kenzo tiba-tiba.

"Nanti? Pulang sekolah? Hmm boleh deh." jawab Deeva tanpa ragu-ragu.

"Oke deh. Nanti aku jemput ke kelasmu ya."

"Iya. Yaudah aku masuk kelas dulu ya. Bentar lagi bel." pamit Deeva dengan melihat jam tangan yang ia pakai di tangan kirinya.

"Siap. Jangan lupa nanti!"

"Bye..." pamit Deeva padanya.

Bel pulang sekolah pun terdengar keras oleh para siswa. Deeva yang menyadari itu, ia teringat akan ajakan Kenzo sewaktu bertemu tadi. Dengan sigap ia segera membereskan buku-buku yang berserakan di atas meja kayunya ini.

"Lo kok buru-buru sih, Deev? Aja janji ya?" tanya Sesha, teman sebangku Deeva yang kebetulan sahabatnya juga.

"Hehe. Iya, nih. Lo nggak pulang?" tanya Deeva.

"Ada janji sama siapa? Gue santai sih."

"Sama Kenzo." Jawab Deeva polos.

"Anak hits kelas sebelah itu ya? Lo pacaran sama dia?" tanya kepo Sesha.

"Enggak lah. Gue sama dia cuman temenan doang."

"Yaudah ya, gue pergi dulu. Udah ditungguin soalnya di depan kelas. Hehehe." Lanjut Deeva sambil pamit pada Sesha.

"Iye, ati-ati."

Saat Deeva mulai meninggalkan Sesha di kelas sendiri, dalam hati Sesha, ia berkata sesuatu.

"Seandainya lo tau, Deev, kalau gue sebenernya suka sama Kenzo, cowok yang lagi pergi sama lo itu." batin Sesha saat mengetahui bahwa sahabatnya itu sedang pergi dengan lelaki yang ditaksirnya.

Starbucks

"Silahkan. Mau pesan apa?" tanya barista starbucks itu.

"Lo mau mesen apa?" tanya Kenzo pada Deeva.

"Gue greentea aja. Yang ice ya."

"Pesen caramel macchiato ice satu atas nama Kenzo, sama greentea ice satu atas nama Deeva."

"Ada tambahan lagi mas?"

Mendengar pertanyaan itu, Kenzo langsung memalingkan wajahnya pada Deeva dan hanya mendapat gelengan kepala dari Deeva.

Beberapa jam kemudian...

Setelah beberapa jam mereka menghabiskan waktu di starbucks berdua, Kenzo merasa waktu semakin sore dan ia harus mengantarkan Deeva pulang ke rumahnya.

"Pulang, yuk. Udah sore. Gue anter ya." ajak Kenzo halus.

"Eh gue pesen gojek aja nggak papa daripada ngerepotin lo."

"Ya ampun, santai aja kali. Kan gue yang ngajak lo kesini dan gue juga yang tanggung jawab buat anter lo pulang. Toh, rumah kita juga searah kok." paksa Kenzo.

"Tapi, nggak ngerepotin kan?" tanyanya sekali lagi.

"Santai aja, enggak kok. Yuk, keburu petang."

Setelah perbincangan lama yang mereka lakukan, akhirnya Deeva mau menuruti apa yang Kenzo inginkan, yaitu mengantarnya pulang ke rumah. Namun, saat di perjalanan, tiba-tiba saja Kenzo menanyakan hal yang sedikit aneh pada Deeva.

"Deev, Sesha temen lo ya?"

Deeva yang sedari tadi melamun yang duduk dibangku penumpang motor ninja Kenzo itu, tiba-tiba tersadar setelah ia mendengar apa yang Kenzo tanyakan.

"Haa? Sesha?" kaget Deeva.

"Lo ngalamun ya? Gue tanyanya tadi, baru dijawab sekarang. Gue kira malah lo tidur."

"Eh, maaf-maaf gue nggak denger tadi. Lo tanya soal Sesha? Iya, dia temen sekelas gue. Dia juga temen sebangku gue."

"Oh..." singkat Kenzo.

Deeva yang mendengar jawaban singkat itu cukup merasa kesal.

"Kenapa? Lo suka ya?" lanjutnya tanpa menduga.

"Haa? Ya enggak lah."

Setelah perbincangan mereka yang cukup tegang di motor, akhirnya Deeva sudah sampai rumah dengan selamat.

"Lo nggak mampir dulu?" tanyanya.

"Enggak. Lain kali aja. Ini juga udah mau maghrib. Kalau gitu gue duluan ya, Deev!" pamit Kenzo tanpa pikir panjang.

"Iya, makasih ya buat hari ini. Hati-hati di jalan."

Ucapnya pada Kenzo dan ia hanya mengangguk saja.

(Flashback End)

Dan hari itu adalah salah satu hari di mana Deeva merasa bahagia. Ketika seseorang yang ia kagumi, mengajaknya untuk pergi ke sebuah cafe hanya untuk bercengkerama bersama. Sebenarnya, ia tak mengetahui bagaimana perasaannya pada Kenzo. Namun, setelah apa yang ia lalui hari itu bersamanya, membuat ia sadar bahwa perasaannya terhadap Kenzo mungkin lebih dari sekedar teman biasa. 

COMPLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang