Intoxicating

16 0 0
                                    

Jiwa ini haus akan cinta dan kasih sayang, menjadikan kekosongan di rongga dada yang di isi oleh sesuatu yang tidak di inginkan
Sesuatu yang berbicara namun tak bersuara, bergerak namun tak terasa.

Vladimire Hermanos
******

Tak tok tak tok... suara sepatu Nevaline menggema di tengah heningnya lorong menuju kamar mayat di Rumah Sakit.

Nevaline merasa salah kostum dengan gayanya yang casual feminim, dengan dress midi merah yang membuat lekuk tubuhnya terlihat sempurna.

Biasanya untuk wawancara informal Nevaline hanya menggenakan kaos, jeans dan sneaker.

Seharusnya hari ini Nevaline meeting dengan CEO Cosmetics di Hotel bintang lima namun karena rekan kerjanya berhalangan, terpaksa harus mewawancarai seorang dokter forensik tentang kasus pembunuhan berantai 5 wanita di kamar hotel.

"Nev, jangan lupa catat dengan detail proses pembunuhannya, aku mau berita itu menjadi headline kita besok" Suara Mrs. Scott diujung telp.

"Siap Mam, tapi karena ini mendadak, aku tidak mempersiapkan pertanyaan yang detail" Nevaline menjelaskan.

"Pokoknya semua harus menarik, aku mau bos besar puas dengan kerja kita" Mrs. Scott memberi penekanan dan langsung menutup telpnya.

Mrs. Scott adalah jurnalis senior di CBC Newsletter, Ia terkenal perfeksionis dan detail, Nevaline yang baru masuk ke dunia jurnalistik kewalahan menghadapinya, namun ia merasa Mrs. Scott adalah tutor terbaik yang bisa mengajarkan Nevaline banyak hal.

Sampailah Nevaline di ujung lorong menuju kamar mayat itu, dengan lampu yang temaram, lorong itu sepi, jauh berbeda dengan lobby Rumah Sakit yang penuh lalu lalang.

Di depan pintu tertulis dr Valdy Hermanos Sp.F, Nevaline yakin ini adalah dokter yang akan diwawancarainya, Nevaline membayangkan dokter itu tua, kepalanya botak dengan sisi-sisi rambut yang beruban, kacamata yang tebal dan menempel diujung hidungnya, jalannya pun sudah sedikit bongkok, dengan aroma unik seperti kakeknya dulu.

Nevaline mengetuk pintu tersebut, dan seseorang menjawab disana.
"Masuk"
Suaranya tidak seperti kakek tua yang bongkok.
Nevaline mulai masuk kedalam ruangan itu, semakin dingin terasa di wajahnya, melihat sekeliling meja dan lemari dengan bahan metal, lampunya sangat terang di situ berbeda dengan lorong yang ia lewati.

Nevaline terperangah melihat ada seseorang terbaring di meja besi di tengah ruangan, dengan di tutup selimut putih.
"Astaga" Nevaline setengah berteriak.
"Oh Hallo, Sorry aku belum sempat menyimpan bahan autopsiku" Suaranya datang dari pojok ruangan.
Nevaline tak percaya apa yang dilihatnya, seorang pria dengan tinggi sekitar 180cm, rambutnya coklat gelap dengan matanya dalam dan berwarna abu-abu terang, alisnya yang tebal membuat tatapannya semakin mengintimidasi, hidungnya begitu sempurna, kumis dan jenggot menghiasi rahangnya yang kuat, dengan bibir dengan warna nude terlihat bahwa pria itu bukan perokok.

"Namaku Valdy Hermanos" suaranya dalam dan cara bicaranya tegas, sambil mengulurkan tangannya yang habis di cuci setelah autopsi mayat.

Nevaline masih terbelalak kagum dan kaget sehingga tak menyadari laki-laki yang di depannya menyodorkan tangannya untuk bersalaman.
"Eh.. Nevaline Angela, Jurnalis CBC Newsletter" sambil tergagap meraih tangan dokter forensik itu.

"Ok, kita mulai darimana?" Valdy bertanya pada Nevaline dengan santai, sedangkan Nevaline yang tidak menyiapkan pertanyaan sangat panik karena bingung mulai dari mana.

"Maaf dok, seharusnya rekan saya yang mewawancarai anda, namun ada sesuatu terjadi padanya dan sejujurnya saya belum mempersiapkan apa-apa" Nevaline mencoba jujur, mungkin saja dokter itu akan cerita dengan sendirinya.

Serial Killer True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang