[Kamis 06 November. Pukul 10.17 WIB. Kamar Derry]
"Jadi bagaimana selanjutnya? Lily akan pulang hari ini." Alina duduk di lantai, bersandar ke kaki sofa dan meletakkan dagu di atas tangan yang terlipat di atas meja. Ia membuang napas lelahnya.
"Bagaimana jika kita juga membuat kelompok mafia?" Usul Derry disambut antusias oleh Alina.
Gadis kecil itu menegakkan posisi duduk dan matanya berbinar. "Benar. Jika kita sudah terkenal, mereka akan datang dengan sendirinya kepada kita. Mereka akan merasa tersaingi dan..."
"Tinggal masalah waktu sampai kita berhasil menemukan lokasi dan menghancurkan mereka," sambung Derry sambil menjentikkan jari.
"Abang benar. Tapi kita tidak bisa melakukannya hanya berdua saja. Kita butuh beberapa orang dan kita butuh orang dewasa, kita juga butuh dana dan..." Alina kemudian menulis daftar yang ia butuhkan di selembar kertas.
"Aku akan menceritakan kepada ibu. Aku rasa ibu akan setuju." Derry menambahi, lalu berlari keluar menuju kamar Riana.
Setelah Derry mengajak Riana ke ruang tamu...
"Tidak! Tidak! Tidak!"
"Ayolah, Bu. Apa Ibu tidak mau membantu kami membalas mereka?"
Riana menghadap Derry, menggenggam kedua tangan mungilnya sambil menatap penuh sayang, "Ibu sangat sayang sama Derry, Ibu juga marah dengan mereka, tapi Ibu tidak mau membahayakan nyawa Derry, karena Derry masih terlalu kecil untuk menjadi mafia."
"Kami tidak berniat menjadi mafia. Kami hanya akan menggerakkan orang dewasa. Aku dan Bang Derry yang menyusun rencana dan mereka yang ke lapangan. Aku sudah mencari banyak informasi di internet. Itu tidak sulit bagiku." Alina yang menjelaskan.
"Apa kau pikir mudah menggerakkan orang dewasa? Mereka punya harga diri tinggi. Mana mau mereka diperintah oleh anak usia lima atau delapan tahun. Lagipula kau tidak tahu apa pun tentang pekerjaan mafia, tidak mungkin kau bisa membuat rencana." Riana bersedekap dan meletakkan kaki kirinya di atas kaki kanannya.
"Ibu orang dewasa yang akan memerintah di balik layar. Hal lainnya akan kami pikirkan nanti. Yang terpenting Ibu setuju." Derry yang menjawab tantangan Riana.
"Siapa yang akan melakukannya? Di mana mencari orang dewasa yang akan membantu? Dan kalau Arya tahu, dia bisa mengusirmu. Belum lagi para aparat di luar sana." Riana kembali menghadap Alina di seberangnya. AC di ruang tamu itu seolah tidak berfungsi, karena peluh mengalir di kening Riana.
"Tentu saja kita akan merahasiakan ini dari Papa dan Sina, dan Dillon juga. Masalah orang dewasa, Lily yakin Ibu punya beberapa kenalan. Ibu, kan pernah mendengar kelompok mafia itu, artinya Ibu mengenal beberapa orang dengan jenis pekerjaan seperti itu. Apa Lily benar, Bu?" Alina bersedekap dan menyandarkan tubuh ke belakang sofa, kepalanya ia miringkan dengan seringai ditujukan khusus untuk Riana. Ia Menyadari kalau Riana tidak memiliki alasan lagi untuk menolak permintaannya.
"Kau iblis kecil." Riana menatap Alina dengan pandangan bangga.
"Tugas Ibu hanya mengumpulkan mereka. Aku sendiri yang akan bicara dengan mereka. Jangan khawatirkan polisi, karena kita akan bertindak hati-hati." Alina beralih duduk ke lantai, menopang dagu di atas meja dengan telunjuk kirinya mengetuk-ngetuk meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lily [COMPLETED]
Mystery / Thriller[Eksklusif di Dreame/innovel] Demi membalas dendam pada pembunuh mamanya, Alina si manipulatif membentuk kelompok yang menganggap diri mereka sebagai mafia. Dia memanfaatkan orang-orang di sekitarnya untuk memenuhi ambisi tersebut. Bahkan adik kemba...