Vira mendapat pesan dari Mandala untuk segera pergi kerumahnya. Dengan senang hati Vira meng-iyakan. Setelah memperhatikan penampilannya kembali dicermin kamaranya, Vira segera keluar kamar dan memesan ojek online.
10 menit kemudian ojek online yang dipesan Vira datang. Segeralah ia menuju rumah Mandala yang jarak tempuhnya 20 menit jika menggunakan motor.
Sesampainya didepan gerbang rumah Mandala, Vira segera membayar abang ojek online. Melihat kearah ruang satpam, Vira tersenyum lebar.
"Eh ada eneng, masuk-masuk neng. Den Mandala ada didalem," Pak Mirko- satpam rumah Mandala membukakan pagar rumah. "Makasih pak!" Vira segera masuk kedalam. Terlihat pintu utama rumah Mandala terbuka tapi Vira tak berani masuk kedalam.
Aku udah didepan, gak berani masuk.
Vira mengirim pesan itu ke Mandala.
Tak lama kemudian ada pesan masuk dan itu dari Mandala.Masuk aja gakpapa. Ntar langsung ke masuk teaterhome.
Itu balasan dari Mandala dan Vira segera masuk kedalam rumah Mandala. Dirinya sempat lupa dimana letak ruang teater home. Vira segera kehalaman belakang, seingatnya ruangan iti berada disana. Dan benar saja, Vira segera masuk keruang itu.
"Lo bauk! Jauh-jauh!"
"Enak aja! Gue wangi kok, nih ketek gue wangi!"
Langkah Vira terhenti diambang pintu, senyum yang semula menghiasi wajahnya seketika luntur setelah mendengar percakapan itu. Bukan percakapannya, melainkan suara cewek yang tengah beradu mulut dengan Mandala. Vira hafal suara itu, suara Alina.
Perlahan ia melangkah mundur sambil menggigit bibir bawahnya. Entah, hatinya terasa sesak. Kelihatannya kadar oksigen disekitarnya mulai menipis.
Vira membalikan tubuhnya, mengatur nafasnya yang mulai sesak. Penglihatannya mulai mengkabur karena kristal bening itu.
"Hahahah," tawa itu, tawa Alina dan Mandala yang terdengar bahagia semakin membuat Vira sakit. Seakan tawa mereka mengejek Vira, padahal sebenarnya tidak. Mereka berdua tengah menertawakan satu sama lain dalam ruangan itu.
"Mereka cuman temenan," Vira berusaha berpikir positif. Tak mau berlama-lama disana, Vira segera pergi dari rumah Mandala.
Saking terburu-burunya, sapaan dari Pak Mirko tak dipedulikan oleh Vira. Karena untuk saat ini tujuan Vira hanya satu, ingin pulang kerumah dan mengunci diri dalam kamar.
***
"Makasih udah mau nemenin nonton, yaudah gue langsung balik aja. Udah jam segini soalnya,"
"Gak mau mampir dulu?" Tawar Alina.
"Next time aja, lagian lo juga harus belajarkan?"
"Iya juga sih, yaudah lo pulangnya ati-ati"
"Siap!" Mandala memakai kembali helmnya lalu melajukan motornya keluar dari pekarangan rumah Alina.
Didalam rumah itu, tepatnya dikamar Atlan. Atlan tengah mengintip Alina dan Mandala, sebenarnya Atlan memiliki firasat tak enak namun ia menepis perasaan itu. Berharap itu hanya sekedar perasaan dan tak menjadi kenyataan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Science and Social
Teen FictionMenjadi orang yang disegani di salah satu jurusan membuat sosok Atlan menjadi orang pertama saat anak IPS membuat masalah atau terpancing masalah dengan anak jurusan IPA. Atlan Pramudya, anak IPS kelas XII-SC, selain punya tampang yang mempesona dia...