Taehyung datang ke rumah sakit bersama Seunghyun sambil membawa keranjang buah di pelukannya. Pagi itu Jungkook merasa lega melihat Taehyung yang tersenyum ceria walaupun dia yakin kalau senyuman itu dipaksakan. Mungkin Taehyung tidak ingin terlihat menyedihkan di depannya. Semalam Namjoon sempat menyebutkan kalau Taehyung menangis dan tidak ingin pergi dari rumah sakit sampai Jungkook sadar.
Hati Jungkook merasa tersentuh mendengar cerita itu karena baru kali ini ada orang yang mempedulikannya. Andai saja dia bisa menyaksikan malam itu.
"Aku bawakan buah, juga aromaterapi agar tidurmu jadi tenang."
"Terimakasih banyak Taehyung-ssi," balas Namjoon sopan. "Seharusnya kau tidak perlu repot-repot membawakan semua ini. Jungkook mungkin akan pulang lusa."
"Tidak masalah Paman, sudah menjadi kewajibanku karena Jungkook telah menyelamatkan nyawaku."
"Terimakasih banyak Jungkook-ah," ujar Seunghyun seraya tersenyum. "Aku mungkin tidak bisa membalas perbuatan yang setimpal karena kau sudah menyelamatkan anakku."
Jungkook membalasnya dengan senyuman hingga tulang pipinya menonjol. "Sama-sama, Paman."
Namjoon dan Seunghyun membiarkan kedua remaja itu menikmati waktu berdua. Sedangkan mereka memilih untuk berbincang di luar.
"Mau minum kopi?" tawar Namjoon.
"Tentu."
Setelah memesan kopi dan duduk santai di kafetaria rumah sakit, Namjoon berbasa-basi membuka obrolan.
"Bagaimana dengan Taehyung?"
"Dia baik-baik saja. Semalam polisi sudah datang ke rumah kami."
"Jadi— apa kata mereka?"
"Mereka baru menduga kalau ini kasus penculikan."
Namjoon menyeruput espresso sambil melirik Seunghyun dengan tenang. Syukurlah jika polisi tidak mencurigai sebagai bentuk kejahatan lain, pikirnya. Karena bisa gawat kalau mereka menyangkut-pautkan kasus ini dengan kasus pembunuhan yang menjadikan Taehyung sebagai saksi mata.
"Lalu bagaimana dengan Jungkook?" Seunghyun balik bertanya.
"Sebenarnya dia sudah siuman sejak semalam. Tapi tidak mungkin jika aku memberi kabar pada Taehyung saat itu juga jadi alangkah baiknya jika dia datang pagi ini."
"Kau benar, tapi lukanya tidak parah kan?"
"Luka tembaknya tidak mengenai bagian vital jadi tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Hanya saja Jungkook membutuhkan pasokan darah karena tekanan darahnya terus menurun."
"Apakah sudah ditangani?"
"Beruntung rumah sakit punya banyak stok persediaan, jadi aku cukup lega."
"Syukurlah," ucap Seunghyun yang ikut bernafas lega. Dia terlihat kaku karena masih berhati-hati dalam bersikap, begitupula sebaliknya dengan Namjoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Men
FanfictionSemuanya berawal dari Taehyung yang menjadi saksi pembunuhan. • spy!au • KookV • GD-TOP • Seunghyun centric ⚠️WARNING⚠️ Mention of violence, drugs, smoking and sexual light content (eq. kissing), death chara (maybe). © de uthie Start: November 21th...