{36} HE AND SHE

2.7K 93 11
                                    

Happy reading...

Ceklek

Wulan terkejut saat mendengar seseorang membuka pintu. Segera ia berlari ke arah pintu, melihat apakah reihan yang pulang atau bukan.

"Reihan? Lu dari mana sih?" wulan melihat reihan yang basah kuyup.

"Gausah banyak tanya dulu, cape gua" jawab reihan sembari berjalan menuju kamarnya.

Wulan hanya menghela nafas dan menutup pintu. Sebenarnya sedari tadi ia menunggu reihan pulang. Hatinya tenang setelah melihat wajah reihan.

10 menit kemudian

Reihan terlihat sudah mengganti bajunya. Matanya mencari sosok wulan.

"Lan" panggil reihan.

"Ya?" wulan berlari kecil menghampiri reihan.

"Lu udah makan kan?" tanya reihan.

"U udah kok" jawab wulan bohong. Ya, ia bohong sebenarnya ia tak nafsu makan karena menghawatirkan reihan.

"Kok lu belum tidur?"

"Gue nungguin lu lah, masa iya gue tidur. Ntar siapa yang bukain pintu"

"Hmm" reihan mengangguk.

"Yaudah gua tidur ya" kata reihan.

"Eh tunggu han!" teriak wulan.

"Apa?" reihan berbalik.

"Ta tadi mamih lu telpon gue, katanya dia mau kesini besok"

"Trus?"

"Ya dia nyuruh gue buat bilang ke lu, boleh gak dia kesini? Soalnya papih lu ke luar kota"

"Bodo, kalau pun gue nolak dia pasti kesini kan? Udah ah gue mau tidur"

"Lu kenapa sih han gitu banget sama mamih lu?!" kata wulan meninggikan suaranya.

"Kenapa? Suka suka gua, gua udah muak sama ide gila orang tua gua. Gua bukan boneka yang bisa mereka suruh ini itu, gua juga pengen hidup bebas! Satu lagi, gua juga berhak hidup sama perempuan yang gua cintai!" ucap adhit yang langsung pergi ke kamarnya.

Wulan hanya bisa menatap punggung adhit yang lama kelamaan menghilang.

"Gue tau kok han" lirih wulan.

Keesokan harinya

"Na bangun" adhit menepuk pipi iren pelan.

"Eunggghhh" iren mengerang sembari memalingkan wajahnya ke arah lain. Tetapi masih dengan mata tertutup.

Adhit terkekeh melihat imutnya iren saat seperti ini. Ia jadi tak tega membangunkannya. Ia pun mengangkat tubuh iren perlahan, tak ada perlawanan dari iren. Ia membawa iren ke kamar.

"Makin berat lu na" ucap adhit sembari menaruh tubuh iren di kasur. Tiba tiba adhit mendapat pukulan kecil di lengannya.

"Hehe maap na, lu emang berat sih"

Kali ini iren mencubit lengan adhit keras.

"Ahh sakit na, lu tuh tidur gak sih"

Iren langsung membalikan tubuhnya memunggungi adhit. Adhit kembali terkekeh dengan kelakuan istrinya itu.

Tak mau menganggu, adhit memutuskan untuk keluar dari kamar. Ia melihat jam dinding besar, waktu menunjukan pukul 07.45.

Sebenarnya adhit sudah saat ia selesai shalat subuh. Jadi sekarang ia bingung apa yang harus ia lakukan.

ADHIT DAN IRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang