Taman

24 3 0
                                    

Taman yang begitu indah, duduk di sebuah bangku putih panjang, bercat besi putih. Dengan pemandangan indah serta langit biru yang menghiasi. Mengambil sebuah catatan kecil. menuliskan sebuah kata indah.

Tuhan dia hadir di saat aku lagi membutuhkannya

Perempuan itu sangat cantik, baik, berharap aku dan dia

Menjadi Kita

Tuhan aku sadar, apa aku bisa memilikinya

Ku rasa itu tidak mungkin, karena ada dia di antara aku

Mungkin hanya setitik harapan saja dapat aku simpan

Suatu saat dia akan mengetahuinya

Kaget ku saat perempuan itu datang menghampiriku, ia duduk sampingku " kamu ngapain disini bukannya kamu bersama Alka dan Mody " aku menutup cepat buku catatan itu dan memasukkan kedalam tas. " aku lagi mencari suasana baru aja, kamu ngapain di sini ? " tanya sambil memainkan jemariku " aku tadi bersama teman lalu aku melihatmu di sini jalan – jalan saja, kita ke toko buku yukkk " ajak dia, aku mengangguk " iya yukk ".

Berjalan menuju sebuah parkiran motor, menyalakan mesin dan bergegas pergi, jalanan yang penuhi keramaian, berbagai kendaraan. Aku yang mengendarai motor dengan laju. Aku tertawa dan bahagia melihat dia dengan penuh. Ku melihat di kaca spion begitu indah mata itu, ia pun sedikit ragu ingin memelukku.

Sampai di toko buku, aku memarkirkan motorku tepat di depan toko. Mikha turun dari motor begitu pu juga denganku. Lalu masuk ke toko tersebut. Di dalam penuh rak rak buku dengan jejeran buku sesuai versinya. Aku berjalan menyusuri jejeran buku. Sedangkan Mikha mencari buku novel teenlit kesukaannya.

Aku mengingat saat pertemuanku dengannya. Pertemuan tanpa sengaja, perebutan buku. " kamu ingat saat pertama kali bertemu, mencari buku yang sama ". Berdiri di hadapannya jantung bergetar cepat. " iya, aku masih ingat. Tapi aku yang lebih dulu dapat buku itu kan ". Sikap mengalah aku.

Sementara itu Mody berada di sebuah taman, duduk di bangku panjang, dan beberapa balon berwarna – warni di dekatnnya. Tetapi ada sebuah satu balon berbentuk hati ia menuliskan sesuatu di balon tersebut.

" SEMOGA KAMU BAHAGIA BERSAMANYA " kata itu yang ia tuliskan. Tidak lama kemudian ia terbangkan balon tersebut ke udara.

Dengan menggunakan pakaian rompi pendek, serta baju berlengan pendek, mengenakan jeans botol, rambut yang rapi.

Kini Mody telah melupakan semua kenangan bersama dengan Mikha, demi Bayu sahabatnya sendiri. dan akan pergi ke singapura untuk ikut orang tuanya.

" kamu mencari buku apa ? " tanyanya mengambil sebuah buku novel " mencari buku yang bisa membuat orang tersenyum, terutama yang di hadapanku ini " tawa kecil dengan senyum di hadapannya " gombal " begitu pun juga tawa kecil.

Terdengar suara deringan Handphone, aku pun segera melihat. Di layar tersebut tertera nama Mody dan mengangkatnya " hallo Mod " berbalik aku berjalan pelan pelan " Bay besok aku dah berangkat ke singapura. Moga besok kamu bisa datang " angguk aku " mudah mudahan aku bisa kesana mengantarmu ".

Mikha berjalan menghampiriku " telepon dari siapa Bay " mematikan Handphone dan menaruhnya di kantung celana " dari Mody katanya dia besok mau berangkat ke singapura " kaget saat mengetahui bahwa Mody akan pergi " ahh benarkah itu, kenapa ia tidak memberitahuku dulu "

Aku yang menepuk bahunya " mungkin dia lupa " setelah mendapatkan buku, aku dan Mikha menuju kasir, beberapa menit kemudian keluar dari tokoh. Bergegas pulang.

Keesokan harinya aku berangkat menuju bandara dengan menggunakan mobil sedan merah milik kakakku. Lima belas menit kemudian sampai di bandara airport soekarno hatta. Melihat Mody dan keluarga yang berada di ruang tunggu. Aku berlari menghampiri mereka.

" maaf telat ... hey om tante " sapaku, menepuk bahuku " nggak apa apa Bay ". Tiba – tiba Mikha datang menghampiri " hey ... sorry menunggu lama soalnya macet tadi ". Mody yang mengajakku untuk ngomong berdua " Bay boleh ngomong sebentar tapi nggak di sini " aku menuruti Mody dan mengikutinya dari belakang.

" Bay, aku titip Mikha di kamu. kamu jaga dia " tawa kecilku mendengarkan perkataan Mody sedikit lolucon " seperti barang aja di titip segala, iya pasti itu ".

" kalian ngomongin apa, seperti serius banget " menghampiri aku dan Mody " nggak ngomong apa – apa, Mikh " dari kejauhan Alka melambaikan tangan kearah kami " heyy ... " aku, Mikha dan Mody menghampirinya " Mody ini untuk kamu " memberikan sebuah kado " ini apa ? " tanyanya heran.

" nanti kamu lihat sendiri "

" makasih ya, kalian sudah datang mengantarku. Lima belas menit lagi aku berangkat. Aku akan kembali nanti " beberapa menit kemudian papa dan mama Mody memanggil " Mody, ayo berangkat sekarang ".

" aku pergi sekarang " berjalan menuju pintu masuk, aku melambaiikan tangan. Setelah itu aku, Alka dan Mikha bergegas kembali.

Aku dan Mikha pergi ke suatu tempat, pemandangan yang begitu indah. Aku dan Mikha bersandar di sebuah mobil sedan Merah. Melihat langit biru. Tiba – tiba aku terpikir dan mengambil sesuatu di dalam bagasi mobil. Balon, botol, dua kertas berwarna, serta pulpen.

" kita berdua menuliskan sesuatu di kertas ini, lalu masukkan ke botol ini " aku dan Mikha mulai menulis, setelah itu kertas itu aku gulung dan memasukkan kedalam botol begitu juga dengan Mikha.

Botol itu aku ikat pada balon " kita bersama – sama melepaskan balon ini, sebagai tanda kita kan selalu bersama " angguk Mikha menuruti permintaanku.

THE END


Hatiku Tentangmu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang