Part 1- Perkenalan

1 1 0
                                    

Assalamualaikum and Hello semuanya! Namaku Eiliya Syakila Rania. Bebelitan,emang. Tapi yaaa mau gimana lagi, dari dulu emang itu nama gue. Tapi biasa dipanggil Elle, Key atau Yaya sama manteman gue.

Gue lahir di King's College Hospital, London. Yup, England. Papaku asli English . Tapi mama kacukan German-Indo. Makanya gue bisa ngomong b. Indo walau enggak terlalu fasih. Jadi ceritanya mama sama papa milih untuk tinggal di London gara2 papa yang kerja sebagai dosen di sana. Lagian, Granny  (nenek)  tinggal di Queensland jadi kan kalo mau ngelawat deket aja gitu.

Nenek di Jakarta juga masih ada kok tapi ada dua orang sepupuku di sana yang nemenin.

Tapi... Satu hal yang harus kalian tau tentangku : ayah gue meninggal, saat gue baru aja masuk kindergarten.

Ya.. Sedih lah. Gimana enggak, coba?
Mau gue ceritain gak?  Lo ga mau juga gue tetep mau cerita kok ehe

Flashback *Author's POV

Elle lagi siap2 untuk berangkat ke kindergarten dengan uniform lengkap. Rencananya,  Uncle Dani bakal menjemputnya di rumah. Dua hari kemaren, ayahnya di gegaskan ke Intensive Care Unit (ICU)  London Bridge Hospital karena penyakit jantungan yang datang mendadak pada jam sekitar 2 pagi. Mama nya memilih untuk tidur di hospital bagi mendampingi suami yang tercinta. Makannya, si mama meminta adeknya itu untuk mengambil sang anak.

"Liya, Uncle Dani's here! Where are yooooouu?"

"I'm coming!"

"Hye Uncle"

"Hello there my cute niece😉 "

Oke, karena otakku lagi nggak bener...aku males banget nulis yg b. Inggris 😂 jadi....  :

"Liya, sebelum berangkat, kita ke rumah sakit dulu mau engga ? Ketemu papa kamu,"

"Waaaah, mau banget! Kangen deh sama papa"

'Kamu masih kecil, belum cukup paham 😊 Tetep semangat, ponakanku. Semoga semangat kamu itu bisa ngebikin kakakku jauh lebih semangat menjalani hari ini'

"Om Dani kok malah senyum sendiri sih. Ayo lah"

"Yaudah siap, cuuuus!"

"Yeaaaay"

Di London Bridge Hospital

'Pa, yang kuat ya! Mama yakin Papa bisa. Ini ujian kecil untuk keluarga kita...Dan Mama selalu berdoa biar Papa cepet sembuh dan kita bisa bareng2 lagi sama si kecil Liya. Biar kita bisa liat Liam graduasi dari high school .
Ya Allah, andai memang ini ujian untukku dan anak-anakku ,teguhkanlah keimanan kami agar tetap sabar mengharunginya bersama-sama.'

Perlahan tapi pasti,  air matanya menitis satu per satu. Mengingat hal-hal yang telahpun ia hadapi bersama-sama suaminya itu

"Mrs. Adam? "

"Iya. Bagaimana keadaan suami saya doc? "

"Masih dalam keadaan kritis. Mr. Adam masih belum sadar dari koma. Saran saya, ibu lawat pasien, kasih semangat. Lakukanlah apa yang dirasakan bisa membantu pasien secara psikologi"

"Yaudah, terima kasih dok ;("

Air matanya terus mengalir, semakin deras sampai ia terduduk lemah. Namun, menyadari sosok anaknya yang semakin mendekat, langsung dihapus sisa2 air matanya itu

"Sweetie, kamu belom ke sekolah? "

"Belum, Mama. Liya mau Ketemu papa dulu . Boleh, kan? "

"Iya,tunggu bentar yah. Mama bilangin ke doktornya dulu"

"Okie dokie"

Okay, untuk pengetahuan kalian, Elle itu kan masih kecil gitu, jadi belum cukup umur buat masuk ke ICU. It's hospital policy. Jadi harus diijinin sama doktornya dulu biar bisa diawasi.

"Yaudah, kita masuk yuk "

"Yaaaaaaayy Ketemu Papa , Ketemu Papa , Ketemu Papa😆😆😆"

Ibunya itu hanya mampu tersenyum sendu.

'Sweetie , mama sayang kamu. Kamu masih kecil, masih gangerti semua ini.  Tuhan, tolong kami.  Please, don't let him go just yet. Untuk anakku, Tuhan.  Tolong. '

Melihat sekujur tubuh yang kaku di atas katil membuatkan dirinya ingin menitiskan airmata. Namun, hadirnya seorang anak kecil di sebelahnya itu menahan airmatanya dari jatuh. Membina benteng agar dirinya kuat menghadapi situasi yang perih ini.

"Papa..Liya kangen sama Papa. Kok Papa engga pulang2 sih. Kan ga ada orang yg ngupasin epal buat Liya. Ya.. Emang si bibik bantuin sih tapi kan beda sama yang dibikin sama Papa "

"Ma.. Papa kok diem sih, tidur yaaaa? "

'Yaampun Tuhan. Kuatkan hati ini untuk tetap ada buat anakku. Kuatkan juga keimanan ini, agar ia tegar menghadapi tiap cabaran-Mu. Bantulah anakku ini, untuk paham, untuk meneruskan hidup seperti biasa, andai memang suamiku ini ingin Kau ambil dari kami. Seandainya begitu, aku rela, Asalkan kau kurniakan kami kekuatan, Dan keimanan yg utuh. '

"Iya, tpi Mama yakin, Papa pasti denger kok. Coba kamu ngomong pelan2 di kupingnya Papa "

"OK. Papa, ini aku, Liya. Liya kangeeen banget sama Papa. Tapi Papa jgn khawatir, Liya sehat kok. Mama juga. Kita baik2 aja. Kan Papa selalu bilang, Kalaupun ga ada bodyguard buat ngelindungin kita, Tuhan selalu ada. Asal kita berkelakuan baik. Get Well soon. Love you, Papa. "

Teeeeeeeeeeeet

The heartbeat monitor went flat

"PAPA!!!!! "

Doktor pun masuk bersama-sama nurse, mencoba yg terbaik agar jantungnya kembali berdetak.

1 jam pun berlalu.

Hasilnya, nihil.

"I'm sorry...but... He's gone "

Mamanya Liya pun terduduk lemah di lantai rs tersebut, Melihat jasad suaminya yg tidak lagi bernyawa itu. Mengenangkan nasib diri dan anaknya tanpa kehadiran seorang suami dan ayah.

"Ma... Papa kenapa? "

"Papa udah pergi.. "*

"Loh, kemana?  Kok gak bilang good bye atau gimana, gitu "

"Yaa.. Papa pergi, Ketemu sama Tuhan. "

"Papa ga sayang sama kita yaa?  Apa aku punya salah sama Papa?"

"Engga, kok Liya engga salah. Papa sayaaang banget malah sama kita. Tapinya, Tuhan lebih sayang sama Papa "

"Ooh "

*End of flashback *

Jadi...

To Be Continued... Hella2 peeps!  So, this is it. The replacement for 'This Is My Life' . What're ya waiting for?  Leave your votes and comments 😊
Xoxo,
Shoe

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Me & My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang