***
Sebagian besar orang menyukai kehidupan sehari-harinya. Dan sebagian kecilnya membenci kehidupannya. Chris salah satu yang tidak menyukai hidupnya. Kenapa ia tidak bisa secanti Alex? Kenapa ia terlahir sebagai anak selingkuhan? Chris benci menjadi gadis yang selalu diabaikan.
Chris kembali ke rumah utama sebelum pesta Alex di vila belakang berakhir. Semua tamu di pesta itu sudah teler. Mereka tidak menyadari kepergian Chris. Di ruang tengah Chris duduk tak bertenaga. Orang tak berguna sepertinya harus meratapi nasib saja. Di saat Chris tidak punya tempat untuk bersandar, ponselnya berdering. Adrïen mengirim pesan untuknya.
"Aku tahu aku mengirim pesan di jam tidur. Aku hanya ingin bertanya apa yang terjadi. Apa ibu tirimu menyeretmu lagi?" Chris mengambil napas saat membacanya. Ia tidak tahu apakah ia harus jujur pada Adrïen atau tidak. Seringkali ia merasa meragukan Adrïen. Ada hal yang hanya bisa menjadi konsumsi pribadi. "Tidak. Aku baik-baik saja. Melissa menghadiri acara ulang tahun Alex. Umur Alex genap dua puluh enam tahun sekarang." Chris tidak mau Adrïen khawatir padanya. Seseorang akan cemas jika orang lain mencemaskannya.
Chris pikir Adrïen tidak akan membalas pesannya dengan banyak pertanyaan. Tapi ternyata dugaan Chris salah. Adrïen bukan tipe yang suka mengurusi urusan pribadi orang. Alih-alih bertanya, Adrïen malah mengirim pesan yang berbunyi.
"Kurasa kau bersenang-senang. Selamat malam! Sampai ketemu hari senin."
Chris baru ingat bahwa besok adalah sabtu. Besok adalah persiapan akhir pekan. Kalau saja Chris punya seseorang seperti Zach, mungkin Chris akan mengajak pria itu jalan-jalan. Setidaknya kencan di hari sabtu dan minggu untuk gadis malang sepertinya.
"Aku mau bertemu denganmu besok. Telepon aku kalau kau sudah bangun tidur."
Mengabaikan pesan Adrïen, Chris mengirim pesan ke Liu Xiang. Chris yakin Liu sudah tidur sebab sekarang jam menunjukkan pukul sebelas malam. Liu punya aturan jam tidur, dia tipe gadis disiplin. Ayahnya hakim yang tegas, dan Liu harus mematuhi aturan Ayahnya. Setidaknya itulah yang ditahu Chris ketika ia dan Liu menonton pertandingan futsal Adrïen.
Chris sedang berbaring ketika suara berisik terdengar di luar. Melissa dan Bruce sudah pulang. Melissa mabuk, jadi Bruce membopong tubuhnya pulang ke rumah. Melissa banyak mengumpat ketika melihat Chris di ruang tengah. Dan itu sudah kebiasaan wanita itu. Chris selalu ingat seperti apa sakitnya kata-kata Melissa. Tajam dan meninggalkan bekas luka.
"Apa dia mabuk berat? Seharusnya dia tidak mabuk di pesta putrinya." Chris membantu Ayahnya membawa Melissa ke kamar. Chris tidak nyaman berpura-pura. Namun karena setiap hari ia berlatih maka dia karirnya berhasil menandingi ratu drama serial televisi Amerika. Dia telah menyamai akting Bella Thorme.
"Dia bukan pemabuk yang baik." balas Bruce. Chris tidak punya obrolan lain. Dia memfokuskan perhatiannya pada ibu tirinya. Melissa menjengkelkan, Chris cuma berusaha melupakan hatinya yang terluka. Seringkali luka yang dibiarkan berlarut-larut hanya akan menyiksa penderitanya. Lebih baik melupakannya bukan? Lagipula, tidak ada obat untuk luka Chris.
"Kau mungkin membenci Daddy, Chris. Namun percayalah bahwa semua yang Daddy lakukan semata demi menegakkan keadilan. Ada hal yang tidak kauketahui, Chris." Bruce berujar serius ketika Melissa berhasil dibaringkan di tempat tidur. "Aku lebih percaya kalau aku anak haram. Lalu aku dihukum untuk itu semua. Jika Daddy berpikir telah mengakkan keadilan. Kurasa itu keliru. Keadilan di mata Daddy tidak akan sama dengan keadilan di mata orang lain."
Chris tahu persis ayahnya yang mudah emosi. Jadi Chris memilih keluar dari kamar orang tuanya demi menghindari kekacauan. Sudah banyak masalah yang ia buat. Chris harus menyederhanakan masalah itu agar jumlahnya berkurang. Agar orang tuanya tidak lagi merasa terbebani olehnya.
Chris mendapati Alex di ruang tamu. Dia baru datang membawa makanan sisa. Alex selalu punya kesempatan meledeknya. "Aku membawa hamburger sisa. Aku sudah menambahkan sianida. Jadi kalau kau merasa masalah yang kauhadapi sangat berat, maka kau hanya perlu menyantap hamburger ini. Akan menyenangkan kalau kematianmu menjadi kado ulang tahunku." Alex mengibas rambutnya. Secara implisit, kalimat itu seolah melarang Chris untuk melakukan bunuh diri.
Chris menampakkan senyum. Alex keheranan melihatnya. "Selamat ulang tahun, Alex. Kau mungkin membenciku tapi aku akan mengucapkan kalimat itu. Ketahuilah kau adalah gadis paling beruntung di dunia." kata Chris. Alex mendadak merasa canggung. Dia tidak menduga Chris bisa sedatar itu menanggapi ucapannya.
Alex meletakkan piring hamburger di atas meja ruang tengah. "Woow, menakjubkan sekali! Aku tidak tahu apakah kau sedang keracunan paracetamol sampai mengucapkan kalimat itu. Tapi aku akan berterima kasih. Setidaknya gadis malang sepertimu berbahagia di hari ulang tahunku." Alex mengipas wajahnya dengan kedua tangannya. Ia berbalik menuju pintu, sedetik kemudian menoleh pada Chris. "Oh ya tadi kau cocok jadi pembantu." Alex mengucapkannya kemudian berlalu. Melangkah seperti seorang model.
Chris mengambil piring hamburger di meja. Ia membawa makanan sisa itu ke dapur. Ia menyimpannya di lemari pendingin. Hamburger itu akan baik-baik saja jika dijadikan makan siang besok. Chris menyantap sepotong hamburger itu lalu masuk ke kamarnya. Sepertinya Alex tahu kalau Chris tetap akan memakan hamburger itu.
Malam sudah larut. Chris berniat menutup jendela kamarnya karena angin malam berembus masuk ke kamarnya. Pandangan Chris berhenti, di taman Alex dan Zach bermesraan. Mereka berciuman penuh hasrat. Chris masih ingat rasa bibir Zach, sentuhan hangat pria itu. Melihat Alex bersama Zach membuat hati Chris tersayat. Dia cemburu dan dia bukan siapa-siapa Zach. Dia tidak berhak untuk cemburu. Dia hanya orang ketiga dari anak orang ketiga. Tidak, Chris tidak mau jadi orang ketiga.
Akan menyenangkan jika ada bahu untuk bersandar, akan membahagiakan jika ada pria yang memuji wajahmu setiap hari. Memberimu pelukan dan ciuman untuk menyenangkan hatimu. Chris mendambakan itu semua. Zach adalah pria pertama yang masuk ke dalam hatinya. Chris tahu jika mencintai Zach adalah sebuah kesalahan. Mungkin termasuk dosa terbesar dalam hidupnya.
Tapi, perasaan cinta selalu mengombang-ambing hatinya. Seringkali Chris ingin memiliki Zach seutuhnya. Bukan sebagai bayangan Alex tetapi dirinya sendiri. Cinta merusak hati nurani Chris. Dan itu membuatnya cemas. Zach selalu memberinya perhatian khusus, membuat Chris merasa Zach menyimpan perasaan padanya. Chris akan dengan senang hati menyambut Zach.
Waktu itu mereka berciuman. Harusnya Chris mendorong Zach bukannya membiarkan Zach menyentuh bibirnya. Cinta itu tak bisa ditepis oleh Chris. Kekuatan cintanya mengalahkan egonya. "Sadarlah, Chris! Zach bukan milikmu." Chis bergumam krmudian melangkah menuju tempat tidurnya. Ia berbaring, berharap mimpi indah mampir di dalam tidurnya.
See u nex time!
Follow Instagram
Sastrabisu dan erwingg__
KAMU SEDANG MEMBACA
Havana (Christine Reine) 21+
Algemene fictieChris (Christine) selalu merasa bahwa Alex (Alexis) saudara tirinya terlahir sempurna. Wajah yang cantik, keluarga yang hangat, dan pacar tampan serta baik hati. Chris menjalani hari-hari sulitnya di New York. Ditindas teman sekolahnya, diabaikan A...