Dia percaya jika kematiaan adalah takdir kehidupan. Dia juga percaya bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati.Kini dia sedang menunggu jawaban, berharap seseorang didalam sana terbangun dan menyapanya setidaknya terbangun, ia tak apa bila tak disapa. Setidaknya terbangun, meskipun menatapnya dengan tatapan benci. Setidaknya terbangun meski tak mau menatapnya.
Dia tau bahwa mati adalah siklus kehidupan, dia mungkin bisa menerima kematian orang-orang disekelilingnya.
Tapi, sekarang ia bertindak seolah tak menerima jika seseorang didalam kamar tersebut akhirnya ditakdirkan meninggal.
Tik..tok..tik..tok.
Dia berharap waktu terhenti, setidaknya jangan ambil seseorang itu. Kali ini dia benar-benar pupus. Diluar ruangan tersebut dia berdoa.
Tuhan kali ini bisakah biarkan dia hidup lebih lama?
Dia tak pernah meminta pada Tuhannya, mungkin tak pernah berdoa, mungkin berada sangat jauh dari Tuhannya. Tapi kali ini bisakah Tuhan mengabulkan doa orang-orang yang berada jauh dari-Nya?
Save me if you can!
bisakah kamu menyelamatkanku
atau aku menyelamatkanmu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me if You Can!
Teen Fiction"Salah satu hal yang selalu gue sesalin dalam hidup adalah kesenangan gue dalam menjalin sesuatu dengan orang orang yang jahat dalam artian sebenarnya"