Sabtu sore Mandala mengajak Armada dan Atlan untuk bermain kerumahnya. Awalnya niat mereka akan bermain game bersama, tapi niat itu sirna saat Armada tiba-tiba ingin makan ke McD. Alhasil mereka sekarang ada di McD tengah makan kentang goreng dan bermain game.
"Kok lo cepet banget naik levelnya?" Tanya Atlan pada Armada.
"Iyalah, semua butuh strategi man!" Jawab Armada.
Saat Armada dan Atlan tengah bermain game tapi tidak dengan Mandala. Dia malah melamun menatap kursi kosong dihadapanya. Tapi sebenernya otaknya tengah berpikir.
"Heh! Malah ngelamun," ucap Armada menyadarkan lamunan Mandala. Atlan mengalihkan pandangannya dari layar ponsel ke arah Mandala.
"Lo kenapa?" Tanya Atlan sambil mem-pause gamenya.
"Gue gakpapa," jawab Mandala singkat.
"Halah, kayak jawaban cewek aja lo. Kenapa sih?" Atlan mulai kepo.
Armada sebenarnya sudah tau kenapa Mandala sedari tadi melamun dan tak banyak bicara. Tapi Armada lebih memilih melanjutkan gamenya.
"Ar," panggil Mandala.
"Hm?" Jawab Armada dengan gumaman.
"Gue harap ini adalah keputusan yang bener, yang gue ambil setelah gue pikir berulangkali," ucapan Mandala membuat Armada mem-pause gamenya kembali.
Mata Armada melirik kearah Mandala yang tengah menatap dirinya. "Lo yakin udah bener-bener lo pikirin?" Tanya Armada sambil mencomot kentang goreng.
"Udah sih," Mandala membuat muka kearah kentang goreng.
"Sih? Kayak cewek aja lo, laki dong!"
"Iye! Udah yakin!" Seru Mandala.
Armada tersenyum kecil, "Jadi lo pilih mana?"
"Gue sebenernya masih ragu sama pilihan gue ini. Apa gue bisa? apa nggak?"
"Emang lo pilih apa?"
"Mertahanin,"
"Sip! Lo bisa dan gue yakin itu,"
"Tapi gue sayang juga sama yang satunya,"
"Heh! Enak bener idup lo, satu aja! Jangan maruk,"
Atlan. Dia menjadi penonton dadakan saat Armada dan Mandala tengah membicarakan hal yang tak Atlan tau.
"Heh lo berdua!" Atlan menjambak rambut Armada dan Mandala secara bersamaan membuat mereka berdua mengaduh.
"Gue disini bukan sebagai pajangan, jadi tolong hargai gue sebagai manusia juga. Lo berdua dari tadi ngomongin hal yang gak gue ngerti,"
"Yaudah kalau gak ngerti ma diem aja," sahut Armada dengan santai.
"Setan lo!"
"A-adohh, sakit bego!" Atlan kembali menjambak rambut Armada.
"Makannya, kasih tau!"
"Gue suka sama Alina," celetuk Mandala.
Atlan menaikkan satu alisnya, "Lo suka Alina? Kembaran gue? Serius? Bukannya lo udah sama Vira?" Mandala dihujani pertanyaan oleh Atlan.
"Lo nanya kayak petugas sensus aja,"
"Diem lo!"
"Gue gak ngerti sejak kapan perasaan aneh ini muncul. Yang gue ngerti cuman satu, saat gue bareng Alina, gue mau njagain dia, selalu" ungkap Mandala.
"Jauhin Alina," ucap Atlan dengan entang.
"Ha?" Ucap Armada dan Mandala bersamaan.
"Iya, lo kudu njauhin Alina. Gue gak rela Alina dapet cowok model lo, udah brengsek tapi ganteng sih. Tapi lebih ganteng gue, ya saran gue jauhin Alina atau lo buang jauh-jauh perasaan itu. Lo harus ngehargai perasaan Vira, dia bener-bener sayang sama lo. Jangan kecewain dia,"
"Tapi Lan--"
"Haahusttt udah gak ada tapi-tapian, lo tetep bisa njagai Alina. Cuman sebates temen doang, yang kudu lo jaga ya Vira bukan Alina. Alina udah ada gue yang njagain dia,"
"Gue juga!" Sahut Armada.
"Lo mau njagain Alina?" Tanya Atlan sedikit meremekan.
"Iyalah!"
Atlan tersenyum misterius, "Yaudah! Akun lo buat gue, gimana? Deal?"
"Sialan! Tai lo Lan,"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Science and Social
Teen FictionMenjadi orang yang disegani di salah satu jurusan membuat sosok Atlan menjadi orang pertama saat anak IPS membuat masalah atau terpancing masalah dengan anak jurusan IPA. Atlan Pramudya, anak IPS kelas XII-SC, selain punya tampang yang mempesona dia...