Bisakah kita mulai dari awal?dari awal sejak kita mengenal. jujur saja,aku kangen kedekatan kita yang dulu.
***Seorang cowok menopang dagunya diatas meja dengan tangannya,sedari tadi ia tak mendengarkan penjelasan guru yang mengajar dikelasnya karna pandangan matanya selalu fokus menatap keluar jendela, mengamati wajah cantik seorang gadis yang sekarang sedang melakukan olahraga,tepatnya bola basket.Membayangkannya saja membuatnya terkekeh geli karna ia tau bahwa gadis itu tak pandai soal pelajaran olahraga,terutama basket.
"Hihh,emangnya ngapain sih ara harus mendatin bola ini?ara tuh nggak bisa kak"keluh ara yang saat itu masih kelas 5 sd.cowok yang mendapat keluhan ara hanya terkekeh geli,ia kemudian merebut bola basket yang ada pada ara.
"Harus bisalah!ini tuh gampang,cuma mendatin doang kayak gini!"ujar cowok itu sambil memendatkan bolanya ke tanah paping.
Ara memajukan bibirnya kedepan yang membuat cowok itu tertawa geli,namun tak urung tangannya diletakkan diatas kepala ara dan mengelusnya sebanyak 3 kali.
"Alah,Gampangan juga main rubik"lanjut ara tak mau kalah.
Membayangkannya saja membuatnya senyum senyum sendiri sebelum taman sebangkunya menyenggol lengannya.
"Napa lo?kok senyum senyum sendiri?"bisik teman sebangkunya,alfa.
"Nggak papa"kilahnya dan kembali menatap keluar jendela menatap gadis yang sedang memajukan bibirnya karna tak bisa memendatkan bola orange itu.
***"Hadeuh,badan gue pegel semuaaa"ujar ara setelah mereka keluar dari ruang ganti,ara menoleh kesamping dimana nadya sedang senyum senyum sendiri.
Ara mengeryitkan dahi"lo kok senyum senyum sendiri sih?"ara meletakkan tangannya diperut nadya,yang membuat nadya menaikkan dua alisnya.
"Lo ngapain?"tanya nadya setelah menyingkirkan tangan ara dari perutnya.
"Nggak panas kok"ujar ara yang membuat nadya bingung.
"Maksudnya apaan sih?dimana mana kalo ngecek orang lagi panas ato nggaknya itu didahi araa"ujar nadya,seketika ia bingung sebenarnya itu yang bodoh dia ato ara sih.
"Loh,kalo didahi mah udah mainstream,jadi gue nyoba yang anti mainstream nadya"
"Terserah lo lah gue mau ketemu kak alfa dulu,bye araa"
Ara mengeryitkan dahi bingung melihat nadya yang hari ini tampak beda,sudahlah abikan,nanti pasti dianya juga cerita.
Ara melangkahkan kakinya menuju kelas,namun seketika langkahnya terhenti karna ia melihat cowok yang sudah lama tak dilihatnya.Entah karna apa tiba tiba hatinya berdesir dan ingin sekali menemuinya,bahkan tanpa sadar kakinya melangkah mengikutinya dari belakang dengan jarak yang lumayan jauh,ingin rasanya ia berbicara dengannya karna sudah beberapa hari ara tak pernah berbicara padanya,bahkan bertemu.
Ara mengeryitkan dahi bingung,setelah mengikuti dengan sedikit berlari akhirnya ia sampai di rooftop SMA nya dan tak menemukan adanya cowok itu.
Ia menengok kesegala arah,namun ia sama sekali tak menemukan keberadaannya'cepet banget sih jalannya'ia menghela napas kesalnya dan kemudian membalikkan badannya,namun baru sedetik kemudian ia melangkah mundur.Senyum lebar terpatri indah di wajahnya kala menemukan orang yang dicarinya.diaz,cowok itu hanya menatap ara dingin,bahkan tanpa ekspresi,walaupun ia sempat terpana karna melihat senyum lebar ara.
"Kak diaz kok cepet banget sih jalannya?"kata ara mendongakkan wajahnya karna diaz lebih tinggi darinya.
Yang ditanya pun hanya diam,dan sedetik kemudian ia membalikkan badannya ingin pergi sebelum sebuah tangan memegang erat lengannya,ia melirik tangan itu sesaat,sudah lama sekali ia tak pernah bicara dengan gadis ini,ia sering melihat ara dari kejauhan tanpa disadari gadis itu,dan sekarang gadis ini mengajaknya bicara,ingin sekali diaz memeluk gadis ini,namun ia sadar ini bukan saatnya.
"Jangan!disini aja sama ara"ujar ara sambil membalikkan tubuh diaz menghadapnya,ia kembali tersenyum lebar.
"Kak diaz ke--"
"Lepas"diaz berkata dingin sambil melepaskan tangannya dari cekalan ara namun tak bisa.
"Nggak,ara nggak mau!kak diaz harus disini nemenin ara"ara tetap keukeuh dengan cekalannya tanpa takut tatapan tajam diaz yang menusuk,ia malah memberikan tatapan yang sama,seolah menantang diaz.
"Lepasi--"
"ENGGAK.kenapa sih kakak ngehindar?"bentak ara.
Bahu ara tiba tiba merosot disertai tatapan sendu penuh luka yang dapat ditangkap jelas oleh diaz."bisakah kita mulai dari awal?dari awal sejak kita saling mengenal,jujur aja,ara kangen kedekatan kita yang dulu!"ujar ara lirih dengan mata berkaca kaca,diaz yang melihat hal itu langsung merengkuh tubuh ara melupakan fakta bahwa ia tak ingin memeluk gadis ini sekarang,namun ia tak tega dan membiarkan ara menangis sepuasnya,meluapkan semua beban yang ia tanggung.
Sedangkang dari arah belakang,seorang cowok menahan mati matian rasa sakit yang seketika menggerogoti hatinya,ia melihat semua kejadian tadi,ia bahkan mendengar pembicaraan mereka,yang bisa ia lakukan hanyalah tersenyum getir kemudian berlalu pergi meninggalkan tempat itu dengan berbagai perasaan tak menentu.
Yeyy..akhirnya selesai juga.
Ditunggu vote and komennya ya!Next??
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe
Teen Fiction"Sampai kapan kau akan melupakannya?" "Entahlah" "Mungkin selamanya..." ****** Kesepian yang sesungguhnya adalah ketika kau hidup ditengah orang-orang yang menyuruhmu untuk berpura-pura.