Entah apa yang membuat Disa merasa kesal dan kecewa dengan status Tommy yang kini telah memiliki kekasih. Seharian itu Disa terus menghindari Tommy dan tak mau berbicara padanya. Bahkan ia tak pulang ke rumah Tommy saat pulang dari sekolah. Ia justru memilih untuk pergi ke sebuah danau yang tak jauh dari sekolah.
"Keterlaluan sekali dia. Maksudnya apa coba pacaran sama cewek kayak Anggi mana nggak sekolah, seleranya rendah banget." Gerutu Disa
Tiba-tiba Tommy datang dan langsung memarahi Disa.
"Sejak kapan kamu membeda-bedakan orang dari pendidikan. Kamu juga nggak berhak melarang aku pacaran satu lagi kemarahan kamu itu nggak beralasan."
Tommy langsung bergegas pergi dengan kemarahan yang belum reda. Ini adalah pertama kalinya mereka bertengkar. Disa tak merasa sedih atau menyesal dengan perbuatannya ia justru semakin marah kepada Tommy.
Sesampainya Tommy di rumah. Ibunya menanyakan keberadaan Disa dengan ketus Tommy menjawab kalau Disa tak akan datang ke rumah mereka lagi. Ibunya hanya terdiam seolah menyadari ada masalah diantara mereka.
Di tempat lain Disa masih berusaha untuk menenangkan dirinya. Saat merasa lebih baik ia memutuskan untuk pulang ke rumah. Saat ia sampai di rumah, ia mendapati keluarganya tengah berdiskusi serious akan suatu hal. Ia yang merasa tak peduli dan tak dipedulikan keluarganyapun hanya berlalu menuju kamarnya.
"Apa sih yang mereka bicarakan? Mungkin tentang kak Alfia atau Fifi."
Dari luar kamar Disa terdengar langkah kaki seseorang yang tak lain adalah Fifi.
"Disa.... ayah sama ibu memanggil kamu, ada yang mau dibicarakan."
"Tumben banget."
"Udah ayo..." jawab Fifi dengan hiasan senyuman manis di wajahnya.
Fifi dan Disa berjalan perlahan menuju ruang tamu. Perasaan Disa menjadi tidak karuan banyak hal yang ada di fikirannya, mulai dari hal-hal buruk hingga hal baik yang tak mungkin terjadi.
"Ayah ini Disa..."
"Ayah mau bicara hal yang penting sama kamu."
"Apa?"
"Kesehatan adik kamu semakin memburuk, kita perlu biaya yang lebih lagi. Jadi kami memutuskan untuk mengambil biaya sekolah kamu dulu. Mau nggak mau kamu harus berhenti sekolah dulu, ayah janji ayah akan membiayai sekolah kamu tahun depan."
"Apa? Ayah sadar dengan keputusan ayah itu. Kenapa harus aku lagi yang berkorban?"
"Lancang sekali kamu berteriak pada ayahmu. Kamu ingin kakak kamu yang berhenti sekolah? Dia itu sudah kelas tiga nggak mungkin mundur sekarang." Jawab ibunya Disa.
"Aku kecewa sekali dengan kalian. Baiklah mulai sekarang berhenti mengaturku. Ambillah uang yang ingin kalian ambil, aku akan membiayai sekolahku sendiri dan pergi dari sini."
"Disa jangan bicara seperti itu." Sahut Fifi
"Berani kamu membantah ayah."
YOU ARE READING
Different Way To Be Happy...
Подростковая литератураFriendship between human and ghost (Disa and Anggi) they were meet accindently when Disa frustrasted really need a friend. Disa is the girl who never get family loves and lonely girl.. she also has twince her name is Fifi.. but she and her twince h...